Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Thomas Tuchel: Hebat Merangkai Taktik, Piawai Merangkai Kata

Adi Sutakwa oleh Adi Sutakwa
29 Maret 2021
A A
thomas tuchel chelsea mason mount lampard mojok

chelsea mason mount lampard mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah lebih dari sepuluh pertandingan, semua media dan pundit baru mulai mengalihkan pandangan mereka pada Thomas Tuchel. Kini, setelah empat belas pertandingan tak terkalahkan, dan beberapa rekor klub terpecahkan, barulah semua sadar bahwa Tuchel adalah the next big thing in football history. Lebih dari itu, bukan hanya taktik Tuchel yang mengerikan, tetapi jawabannya pada setiap pertanyaan julid wartawan Inggris lah yang mesti lebih ditakuti.

Begini, suksesnya seorang head coach atau manager di Premier League tidak hanya datang dari belanja pemain jor-joran lewat kantong uang para taipan minyak pemilik klub. Akan tetapi, dapat diamati lewat pola komunikasi pelatih utama pada media.

Secara statistik, Chelsea memang masih kalah produktif dibandingkan banyak tim lain, dalam hal menceploskan bola ke gawang lawan. Meskipun demikian, coba perhatikan data dari Squawka atau OptaJoe soal penguasaan bola dan indikator lain yang berhubungan dengan pertahanan Chelsea.

Dalam tujuh pertandingan terakhir, Chelsea mencatatkan tujuh clean sheets. Dua leg melawan Atletico Madrid yang kini jadi pemimpin klasemen Liga Spanyol bisa jadi contoh terbaik. N’Golo Kante yang sempat jarang dimainkan Thomas Tuchel di masa awal kepelatihannya, justru jadi man of the match dengan 87,7 persen completed passes. Meme “Kante is everywhere” segera berseliweran setelah tim asuhan Diego Simeone kalah 2-0.

Nah, rahasia efektivitas taktik Thomas Tuchel justru tidak didasarkan pada kemampuan individu pemain. Malahan lebih kepada bagaimana Tuchel mengelabui media dan analis taktik tim lawan lewat keterangan pers sebelum dan sesudah pertandingan. Pepatah “don’t change a winning team” sama sekali nggak berlaku buat Tuchel. Bagaimana tidak? Tuchel selalu gonta-ganti posisi dan fungsi pemain di setiap pertandingan.

Dan jawabannya pada setiap interview bersama wartawan lah yang bikin para pemainnya makin bucin pada pelatih yang satu ini. Efeknya? Tentu saja si pemain makin mau berjuang mati-matian setiap pertandingan, lari dari ujung lini pertahanan lawan demi mengejar bola jauh ke belakang. Ramainya kawasan defensive midfielder Chelsea jugalah yang bikin serangan baliknya sangat efektif.

Memangnya apa hubungannya taktik pertandingan dengan konferensi pers Thomas Tuchel? Semuanya! Pada interview sebelum laga perempat final FA Cup lawan Sheffield United misalnya. Wartawan mempertanyakan mengapa Giroud tidak dimainkan pada leg kedua versus Atletico Madrid. Padahal di leg pertama dialah penentu kemenangan Chelsea lewat salto tegak sembilan puluh derajat yang menakjubkan.

Thomas Tuchel dengan serius dan penuh respect menjawab bahwa itu sepenuhnya kesalahannya. Tuchel bahkan memuji Giroud yang selalu maksimal ketika latihan, seperti pemain yang usianya masih jauh dari angka tiga puluh tahun. Lalu dengan cerdasnya, Tuchel memainkan Giroud saat melawan Sheffield.

Baca Juga:

Dear Joao Felix, Kok Mau, sih, Pindah ke Chelsea? Kayak Nggak Ada Tim Lain Aja

Thomas Tuchel Memang Pantas untuk Dipecat dan Sekarang Adalah Waktu yang Tepat

Pola yang sama sebelumnya juga pernah dilakukan Tuchel pada Havertz, Ziyech, dan Kepa. Pada pre match press conference melawan Everton pada 9 Maret lalu, wartawan menanyakan mengapa Havertz tidak kunjung diturunkan. Jawaban yang sama elegannya juga dikeluarkan oleh Tuchel, bahwa Havertz berlatih dengan performa yang sempurna. Sehingga Tuchel mengakui keputusan tidak memainkan Havertz di beberapa pertandingan sebelumnya adalah murni kesalahannya sebagai pelatih.

Lantas dengan susun pemain yang aneh, Havertz diturunkan pada laga melawan Everton. Diposisikan sebagai penyerang tengah yang lebih bebas, istilahnya false nine, bukan fungsi nomor sepuluh, bukan juga bertugas layaknya nomor sembilan. Hasilnya mengerikan, Havertz melakukan tembakan yang kemudian jadi bunuh diri oleh pemain Everton, memenangkan penalti lewat akselerasinya, dan mencetak satu gol yang sayang sekali dianulir oleh wasit.

Sementara Ziyech membuktikan diri dengan mencetak gol pada laga kedua melawan Atletico Madrid. Dan Kepa menunjukkan kepercayaan diri lewat penyelamatan krusial di perempat final Piala FA kala disambangi oleh Sheffield. Dua laga yang sama-sama berakhir dengan clean sheet dan skor 2-0.

Kini, ketika Thomas Tuchel menjadi pelatih Chelsea dengan unbeaten record terlama sepanjang sejarah klub, semua orang jadi menikmati setiap konferensi pers yang dilakukannya. Bukan dengan gaya yang ngadi-ngadi atau penjelasan yang ndakik-ndakik. Tuchel memilih menjawab pertanyaan wartawan yang nggateli dan nggapleki dengan jawaban yang jujur, tegas, dan tanpa sensasi.

Tentunya dibarengi dengan senyum khas yang tulus setiap kali ada pertanyaan wagu dan retoris nggak jelas. Tuchel menularkan semacam hype yang sama ketika sekira lima tahun lalu Klopp datang ke Inggris. To the point, straightforward, plenty of smiles, with a mind blowing result on the pitch.

BACA JUGA Tak Ada Salahnya Menaruh Harap pada Thomas Tuchel dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Maret 2021 oleh

Tags: chelsealiga premiertaktikthomas tuchel
Adi Sutakwa

Adi Sutakwa

Kelas pekerja dari Pemalang yang menghabiskan separuh hidupnya sebagai perantau di Solo, Jogja, Jakarta, dan Serang. Kritis pada isu pangan, industri, pendidikan, politik, sepakbola, seni, hingga animanga.

ArtikelTerkait

Todd Boehly dan Era Baru Kepemilikan Chelsea FC

Chelsea dan Panic Buying Transfer, Sejoli yang Tak Bisa Lepas

3 September 2022
Liverpool

Liverpool yang Arogan, Lupa Diri dan Berpotensi Jadi Leicester City Jilid 2

27 Juli 2020
Surat Kecil untuk Cristiano Ronaldo: Pergilah Kasih, Kejarlah Keinginanmu messi

Surat Kecil untuk Cristiano Ronaldo: Pergilah Kasih, Kejarlah Keinginanmu

7 Juli 2022
Manga Aoashi, Manga yang Bikin Pengetahuan Sepak Bolamu Makin Canggih

Manga Aoashi, Manga yang Bikin Pengetahuan Sepak Bolamu Makin Canggih

1 Juli 2022
Menyongsong Madrid yang Lebih Kokoh Bersama Rudiger

Menyongsong Madrid yang Lebih Kokoh Bersama Rudiger

12 Mei 2022
Marc Cucurella, Harta Rampasan Chelsea yang Sangat Berharga

Marc Cucurella, Harta Rampasan Chelsea yang Sangat Berharga

6 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.