Terminal Dhaksinarga Wonosari Gunungkidul: Terminal Rasa “Mal” dan Restoran

Terminal Dhaksinarga Wonosari Gunungkidul: Terminal Rasa Mal dan Restoran

Terminal Dhaksinarga Wonosari Gunungkidul: Terminal Rasa Mal dan Restoran (Unsplash.com)

Terminal Dhaksinarga Wonosari ada “mal”-nya, lho!

Saya lupa kapan terakhir naik bus dari terminal untuk bepergian ke luar kota. Saat hendak ke daerah lain, saya lebih sering menggunakan kendaraan roda dua atau pinjam mobil tetangga. Kalaupun pergi ke terminal, paling cuma mengantar saudara atau sekadar hunting foto.

Tanah kelahiran saya, Gunungkidul, sebenarnya memiliki terminal dengan bangunan megah dan fasilitas yang cukup menawan, namanya Terminal Dhaksinarga. Dulunya, terminal ini berada di Jalan Baron, Siraman, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul. Kemudian tahun 2006 lalu, tempat kedatangan dan keberangkatan kendaraan umum ini dipindah ke Jalan Insinyur Darmakum Darmokusumo, Selang, Kecamatan Wonosari.

Terminal Dhaksinarga Wonosari merupakan terminal tipe A terbesar di Gunungkidul. Terminal kebanggaan masyarakat Bumi Handayani ini melayani sejumlah rute bus antarkota. Mulai dari rute Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, hingga rute lintas Sumatra.

Terminal yang berdiri di atas lahan seluas 5 hektare itu, dulu menghabiskan anggaran hingga mencapai Rp45 miliar. Tak ayal, Terminal Dhaksinarga Wonosari menjadi salah satu bangunan paling mewah di Gunungkidul. Banyak sekali fasilitas yang bisa didapatkan di terminal ini, bukan cuma buat penumpang, melainkan juga untuk masyarakat sekitar.

Untuk melihat fasilitas apa saja yang ada di Terminal Dhaksinarga Wonosari, beberapa waktu lalu saya berkesempatan kembali berkunjung ke tempat umum ini. Bukan untuk melakukan perjalanan ke luar kota, melainkan sekadar cuci mata melihat suasana terminal setelah Lebaran.

Ada “mal” di Terminal Dhaksinarga Wonosari

Tiba di Terminal Dhaksinarga Wonosari, saya nggak melihat kepadatan penumpang seperti diberitakan portal media menjelang dan sesudah Lebaran. Hanya ada beberapa bus AKAP dan AKDP yang berjajar rapi di depan gedung yang didominasi warna putih dan biru tua itu. Di dalam, hanya tampak sejumlah penumpang yang duduk di depan loket.

Aktivitas di terminal yang bisa dibilang masih baru ini memang tidak seramai seperti dulu waktu masih di Jalan Baron. Namun saat ini, untuk fasilitas umum, tentu lebih bagus dan nggak kalah sama terminal di Kota Jogja. Salah satu fasilitas yang bisa ditemukan di Terminal Dhaksinarga adalah adanya Mal Pelayanan Publik (MPP).

Fasilitas yang berada di lantai 2 Terminal Dhaksinarga ini—setidaknya ada 16 pelayanan, baik pemerintah maupun instansi lain—yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Gunungkidul. Mulai dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, hingga Badan Keuangan dan Aset Daerah. Selain itu, di ruang ini juga terdapat layanan perbankan oleh BPD, BDG, dan BRI.

Dengan adanya MPP di terminal ini, masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang efektif. Sembari melihat lalu-lalang kendaraan yang datang dan pergi di terminal, masyarakat bisa melakukan berbagai macam keperluan terkait catatan sipil, perizinan, dan lainnya. Tentu saja, hal ini semakin memudahkan masyarakat mengurus administrasi.

Baca halaman selanjutnya

Ada taman kuliner di Terminal Dhaksinarga…

Pusat kuliner di Gunungkidul

Selain memiliki MPP, Terminal Dhaksinarga Wonosari juga memiliki taman kuliner. Ya, lebih dari 50 kios berjajar rapi di area terminal. Berbagai macam makanan tradisional hingga kekinian bisa ditemukan di tempat ini.

Tempat makan bernama Taman Wisata Kuliner Dhaksinarga ini biasa buka setiap sore hingga malam hari. Awalnya, tempat ini digunakan sebagai tempat parkir Angkutan Desa (Angkudes). Mengingat Terminal Dhaksinarga yang cenderung sepi, Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) berinisiatif untuk membuat taman kuliner di area parkir.

Nggak hanya menjual makanan, saya juga melihat beberapa pedagang yang menjajakan pernak-pernik dan pakaian. Tentu saja hal ini bisa menjadi pusat oleh-oleh bagi para penumpang yang ingin pulang ke kampung halaman.

Taman yang dikelola para PKL ini menggunakan skema pinjam-pakai. Dengan adanya pusat kuliner di terminal ini, diharapkan mampu membuat suasana tempat umum ini semakin ramai. Pasalnya, sejak diresmikan beberapa tahun lalu, Terminal Dhaksinarga Wonosari memang cenderung sepi. Bahkan ketika saya berkunjung ke terminal ini, hanya sedikit penumpang yang ingin melakukan perjalanan.

Fasilitas menawan tapi sepi penumpang

Masalah fasilitas di Terminal Dhaksinarga Wonosari tentu sudah nggak diragukan lagi. Beberapa fasilitas penunjang, seperti toilet, penitipan barang, fasilitas bagi penyandang disabilitas, hingga fasilitas khusus untuk ibu hamil dan menyusui. Sejauh mata memandang, mayoritas ruangan di dalam terminal juga cukup bersih dan tertata dengan rapi.

Selain itu, pelayanan di terminal juga sangat ramah. Saat saya mencoba ngobrol-ngobrol seputar Terminal Dhaksinarga dengan beberapa petugas di sana, mereka juga menyambut dengan hangat. Hampir semua mengatakan bahwa saat ini Terminal Dhaksinarga berupaya terus meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi para penumpang serta meramaikan kembali tempat umum ini.

Tidak bisa dimungkiri bahwa terminal di Gunungkidul memang cenderung sepi, bahkan sangat sepi pada hari-hari biasa. Keramaian penumpang hanya terjadi momen mudik Lebaran dan arus balik saja. Hal ini terjadi karena para penumpang biasanya tidak turun di terminal, melainkan di tempat-tempat yang dekat dengan rumah.

Setelah selesai berkeliling di dalam terminal, saya mencoba mencicipi beberapa kuliner yang disediakan di tempat ini. Sembari menikmati semangkuk soto, saya nggak merasa kalau sedang berada di terminal. Nggak ada lalu-lalang kendaraan dan penumpang seperti yang dulu sering saya lihat terminal lawas di Jalan Baron. Justru saya lebih merasakan hawa restoran dan mal di terminal yang terbilang masih baru di Gunungkidul ini.

Saat beranjak pergi dari Terminal Dhaksinarga Wonosari, saya melihat bus keluar dari pintu utama. Tampak bus itu hanya mengangkut beberapa penumpang, mungkin warga Gunungkidul yang akan kembali ke perantauan setelah libur Lebaran. Dalam hati saya berdoa, semoga selamat sampai tujuan. Selamat kembali bekerja dan keluarga di rumah baik-baik saja.

Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version