Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Terjebak di Jalan Raya Muchtar, Cara Terburuk Menghabiskan Waktu di Kota Depok

Fajri Bagus Ramadhan oleh Fajri Bagus Ramadhan
17 Mei 2021
A A
jalan raya muchtar jalan dewi sartika depok mojok

jalan raya muchtar jalan dewi sartika depok mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Belum habis malunya warga Depok karena kehebohan hoaks babi ngepet yang bertepatan dengan ulang tahun kotanya yang ke-22 beberapa waktu lalu, kali ini saya akan menceritakan salah satu masalah lain yang bisa ditemukan dari jutaan masalah yang ada di kota Depok, yaitu kemacetan. Saya pikir kenapa warga Bedahan, Sawangan bisa tertipu hoaks babi ngepet pada 2021 seperti sekarang ini salah satunya karena ilmu dan peradaban masih terjebak kemacetan di Jalan Raya Muchtar hingga Dewi Sartika.

Jalan yang panjangnya kurang lebih sepuluh kilometer ini dimulai dari Jalan Raya Muchtar dilanjutkan dengan Jalan Raya Sawangan dan diakhiri di Jalan Dewi Sartika. Sepanjang jalan kita akan lebih sering menemukan hanya memiliki satu jalur saja tiap arahnya dan kedua arahnya bisa saya pastikan sedang macet saat ini. Kalau hari libur seperti cuti libur Lebaran kemarin dan kalian terpaksa harus melewatinya dengan kendaraan roda empat, dua hingga tiga jam akan terbuang sia-sia melihat bagian belakang mobil lain, motor yang sembarangan lalu lalang, dan bunyi klakson yang ikut memeriahkan suasana kemacetan.

Jalan ini adalah akses utama mayoritas warga daerah sawangan untuk keluar rumah, baik untuk bekerja, berbelanja, ataupun sekolah semua akan bertemu di jalan raya yang hanya memiliki dua jalur ini. Tidak heran jika pada jam sibuk masyarakat beraktivitas, kamu bisa melihat showroom yang menampilkan mobil berbaris sepanjang jalan ini.

Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, ketika jam pulang dan pergi kerja, Jalan Raya Muchtar hingga Dewi Sartika akan macet, tetapi dengan catatan sekarang sekolah masih berlangsung secara online. Bayangkan jika nanti sekolah sudah normal kembali, ribuan murid mulai dari SD hingga SMA atau SMK akan ikut memadati jalan ini. Terlebih sepanjang Jalan Raya Muchtar hingga Jalan Raya Sawangan terdapat banyak bangunan sekolah. Bahkan jika melihat lima sampai sepuluh tahun yang lalu, jalan ini sempat menjadi fasilitas antarsekolah menengah untuk tawuran.

Untuk kalian yang merasa jalan ini kemacetannya saja sudah mengerikan, tunggulah hingga musim hujan datang. Ketika musim hujan, sepanjang Jalan Raya Sawangan kita bisa menemukan beberapa objek wisata. Salah satunya adalah tanjakan di depan Mall DTC yang jalanannya beralih fungsi menjadi air terjun dan daerah sandra yang jalannya ala-ala wisata taman safari dengan banyak jalan tergenangi luapan sungai. Tenang saja hanya ada sampah dan air di sini, tak perlu takut ada kuda nil yang lapar menunggu wortel darimu. Perlu diingat, ketika melewati semua keajaiban alam tersebut, jalan ini tetap dalam keadaan macet. 

Peliknya Jalan Raya Muchtar hingga Dewi Sartika tidak melulu bisa menyalahkan warga yang terlanjur punya uang atau gengsi sama tetangga sehingga memiliki kendaraan roda empat. Masalah terletak pada lebar jalan. Sempitnya jalan yang hanya memiliki dua jalur berlawanan arah jadi persoalan. Meskipun Jalan Dewi Sartika menggunakan sistem satu arah dan memiliki empat jalur. Bagian ujung jalannya terdapat palang perlintasan kereta api KRL. Pada jam sibuk akan banyak kereta melintas dan pertemuan dengan Jalan Margonda yang tidak kalah macet. Belum lagi masyarakat tidak sabaran yang malas memutar di Margonda dan memilih melawan arah di Jalan Dewi Sartika. Semua masyarakat yang melintas tentu sepakat Jalan Raya Muchtar dan jalan Raya Sawangan terlalu sempit.

Wacana pelebaran Jalan Raya Muchtar dan Jalan Raya Sawangan tidak pernah berjalan lancar. Mungkin, pemerintah Kota Depok juga sudah paham betul jalanan ini terlalu sempit dan perlu dilebarkan. Saya pun mencoba berbaik sangka DPRD Kota Depok sudah mendengar aspirasi masyarakat soal jalanan yang sempit ini.

Sayangnya, jalan ini termasuk jalan nasional, perbaikan dan pelebarannya merupakan tanggung jawab dari pemerintah pusat. Beberapa tahun lalu salah satu jembatan di Jalan Raya Sawangan amblas, dan perbaikannya baru dimulai beberapa minggu setelahnya. Perbaikan jalan amblas yang urgent saja masih terhambat birokrasi daerah menuju pemerintah pusat, maka berharap terlaksananya pelebaran jalan bagi warga sawangan sama seperti pungguk merindukan bulan

Baca Juga:

Depok Semarang Ruwet, tapi Masih Bisa Dimaafkan, Tidak Seperti Depok di Daerah Lain

Depok, Kecamatan di Sleman yang Paling Red Flag di Mata Orang Bantul

Percayalah, tinggal di Kota Depok seperti tinggal di Bandung ataupun Yogyakarta yang punya seribu cerita. Sayangnya Kota Depok punya cerita yang berbeda dari kota kota lainnya, dan kemacetan adalah salah satunya.

BACA JUGA Kasus Babi Ngepet di Depok Adalah Contoh Sahih Ngerinya Mulut Tetangga

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: depokjalan dewi sartikajalan raya muchtarKemacetan
Fajri Bagus Ramadhan

Fajri Bagus Ramadhan

Lahir dan hidup di Kota Depok yang penuh akan misteri di dalamnya.

ArtikelTerkait

Sawangan Depok Bikin Iri Warga Cinere. Diam-diam Lebih Maju!

Sawangan Depok Bikin Iri Warga Cinere. Diam-diam Lebih Maju!

18 Juni 2024
Culture Shock Orang Jogja Saat Merantau ke Surabaya

Surabaya Itu Romantis kalau Malam, kalau Siang Jangan Harap!

5 Oktober 2023
Ritual Memutari Ring Road Jogja, Wahana Pelepas Galau ala Muda-mudi Setempat terminal mojok.co

Jurus Nyidat Menghindari Kemacetan Saat Lebaran

12 Juni 2019
Sidoarjo Nggak Menarik buat Anak Muda Surabaya (Unsplash)

4 Harapan Saya untuk Calon Bupati Sidoarjo: Tolong Perbanyak Aksi, Bukan Sekadar Obral Janji!

14 September 2024
Cari Transportasi Publik di Kota Mataram Itu Sulit terminal mojok.co

Cari Transportasi Publik di Kota Mataram Itu Sulit

21 Januari 2022
4 Perbedaan Wisuda di Jepang dan Indonesia Terminal Mojok

Kebijakan Wisuda Tiap Bulan Adalah Niat Baik yang Efeknya Jelas Nggak Baik

5 September 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.