Cobalah kalian tengok Teras Cihampelas alias Skywalk Cihampelas yang terletak di Jalan Cihampelas Kota Bandung. Di bagian bawah, kesannya kumuh karena trotoar yang berada di sekitarnya tidak terkena sinar matahari dan membuat trotoar sempit. Sementara di bagian atas bak kuburan karena banyak kios yang tutup. Maunya apa, sih?
Daftar Isi
Sejarah singkat Teras Cihampelas Bandung
Teras Cihampelas semula dibangun sebagai salah satu solusi dari kemacetan di Jalan Cihampelas Kota Bandung. Salah satu alasan kenapa Jalan Cihampelas kerap kali mengalami kemacetan, terutama di akhir pekan maupun hari libur, adalah karena jalan ini merupakan salah satu pusat perbelanjaan busana jauh sebelum saya lahir. Produk khas dari Cihampelas ini adalah produk pakaian berbahan dasar jeans atau denim.
Nggak cuma menjual jeans, Jalan Cihampelas pun dikenal sebagai tempat buat mencari jaket, kemeja, dompet, maupun produk fesyen lainnya. Yang jualan pun bukan cuma toko-toko besar yang berdiri di sepanjang Jalan Cihampelas saja. Pedagang kaki lima maupun pedagang yang jualan ragam produk fesyen serupa pun turut meramaikan khazanah perfesyenan di Jalan Cihampelas. Ditambah, pada awal tahun 2000-an, berdirilah sebuah mall bernama Cihampelas Walk dibarengi pembangunan sejumlah hotel dan apartemen di kawasan Cihampelas, sehingga kawasan ini semakin ramai dan kerap kali mengalami kemacetan lalu lintas.
Nah, pada tahun 2017, Wali Kota Bandung saat itu, Ridwan Kamil, berupaya mengurangi kemacetan lalu lintas di Cihampelas sekaligus menatanya. Ia membangun Teras Cihampelas alias Skywalk Cihampelas Bandung dengan memindahkan pedagang kaki lima ke atas pedestrian skywalk sepanjang 700 meter ini.
Realitas memang tidak seindah teori
Dahulu, saya merupakan salah satu masyarakat Kota Bandung yang menyambut baik keberadaan Teras Cihampelas ini. Soalnya, pedestrian skywalk ini kayak di luar negeri gitu. Tapi pada akhirnya, realitasnya tidak seindah teori.
Teras Cihampelas yang dibagi menjadi beberapa zona seperti Zona Kuliner, Zona Suvenir, Zona Fashion Show, Zona Sirkuit Remote Control, Zona Galeri Sejah dan Zona Outdoor Class lengkap dengan fasilitas seperti toilet, musala, hingga lift terbengkalai begitu saja. Kios-kios kosong yang ada kini menjadi sasaran vandalisme, toilet tak ada yang berfungsi, lantai yang keropos, sampah yang berserakan, hingga bau pesing yang tak dapat dihindarkan. Tempat ini seolah hidup segan, mati tak mau.
Salah satu faktor penyebab mati surinya Teras Cihampelas Bandung tentu saja pandemi Covid-19. Pandemi sialan itu membuat banyak kios tutup. Pandemi berlalu, berkali-kali reaktivasi dan renovasi tak membuat Teras Cihampelas ramai. Ia tetap mati suri saat seperti pandemi. Akhirnya, banyak pedagang yang tak mau berjualan di Teras Cihampelas dan akhirnya kembali berjualan di trotoar Jalan Cihampelas. Hanya sedikit yang bertahan di atas Teras Cihampelas Bandung.
Teras Cihampelas yang sejak awal diprediksi akan meningkatkan khazanah perekonomian Cihampelas malah berubah menjadi bumerang bagi para pedagang. Banyak pedagang yang bilang bahwa kondisi dagangan mereka yang lebih ramai sebelum adanya Teras Cihampelas. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena tiang skywalk ini menghambat bus pariwisata untuk parkir. Skywalk ini pun membuat Cihampelas semakin macet dan terkesan kumuh karena minimnya sinar matahari. Pengunjung jadi banyak yang memilih untuk berbelanja di tempat lain seperti Pasar Baru maupun Kawasan Cibaduyut.
Terakhir, saya mau titip pesan aja pada Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat berikutnya. Tolong carikan solusi dari permasalahan Teras Cihampelas ini. Kalian kan dibayar untuk itu. Sebagai warga Bandung, saya pengin Teras Cihampelas bisa ramai kayak kawasan-kawasan di Jakarta yang dilalui MRT. Bikin perekonomiannya maju. Nggak mati suri kayak gini.
Padahal menghabiskan puluhan miliar untuk pembangunan Teras Cihampelas Bandung
Dilansir dari Detik.com, nilai lelang proyek Teras Cihampelas Tahap 1 itu mencapai Rp48 miliar. Sedangkan Tahap 2 nilainya mencapai Rp23 miliar. Jumlah yang tidak sedikit. Belum lagi kerugian akibat kemacetan saat proses pembangunan Teras Cihampelas.
Tapi, saya juga nggak terlalu kaget sih Teras Cihampelas Bandung ini jadi terbengkalai. Pasalnya, saya melihat ada ratusan bahkan ribuan proyek serupa di Indonesia yang gagal total seperti Teras Cihampelas. Seperti yang saya sebut di atas, realitas memang tidak seindah teori. Atau mungkin kita (bangsa Indonesia) memang cuma jago teori tapi waktu eksekusi nggak bisa?
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kawasan Bandung Timur: Zona Merah bagi Ojol.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.