Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Tentang “Maaf Sekadar Mengingatkan” yang Lagi Tren di Makassar

Andi Ilham Badawi oleh Andi Ilham Badawi
9 Agustus 2019
A A
makassar

makassar

Share on FacebookShare on Twitter

Kota Makassar dihebohkan oleh laku dua mayoritas di Indonesia, selama dua pekan terakhir. Mayoritas pertama adalah umat pecandu olahraga yang melibatkan pendukung sepak bola fanatik PSM Makassar. Mayoritas kedua merupakan umat penganut agama paling banyak di negeri +62.

Kehebohan mayoritas keolahragaan telah usai, pasca PSM Makassar berpesta di Mattoangin pada hari Selasa kemarin. Duduk perkaranya tidak layak untuk diperbincangkan lagi. Sementara kehebohan dari mayoritas keagamaan perlu sedikit ditelisik, sebab bikin pro dan kontra di kalangan masyarakat. Bahkan, sudah jadi isu publik dan residunya menyebar ke tingkat nasional.

Kegaduhan ini dimulai akhir bulan Juli kemarin. Akun Instagram seorang ustaz kondang yang kebetulan lucu mengunggah konten yang tidak ada humornya sama sekali. Konten itu berupa video penutupan restoran di PiPo Mall Makassar yang menjual masakan olahan babi. Video ini pun beredar dan viral di berbagai platform media sosial.

Dalam video singkat tersebut, ustaz Dasad Latif mengungkap alasan penutupan restoran. Menurut blio dan kawan-kawan dari Aliansi Jaga Moral Makassar, restoran itu secara terang-terangan menjual daging babi di area publik dan bau masakan mengganggu pengunjung beragama mayoritas di sekitar restoran. Demi meraih simpati publik, aksi ini katanya mewakili suara umat Islam, berdasarkan perintah syariat, dan berbasis budaya sipakainge masyarakat Bugis-Makassar.

Tapi, apa benar begitu pak ustaz?

Pro dan kontra yang ditimbulkan dari aksi ini, paling tidak sudah membantah kata “mewakili” umat Islam. Banyak loh umat Islam yang berkomentar di media sosial, tentang tidak arifnya perilaku main asal seruduk. Ruang publik itu milik umat agama manapun. Namanya juga publik, otomatis bisa diisi oleh semua orang dengan berbagai perbedaan pandangan. Apalagi hanya perihal makanan. Hahal dan non-halal sudah ada aturannya dalam ajaran agama masing-masing bukan?

Ini pun berkaitan dengan term sipakainge tadi. Kalau dialih Bahasa Indonesia-kan, artinya saling mengingatkan. Sejauh yang saya pahami, makna sipakainge dalam budaya Bugis-Makassar adalah sebelum mengingatkan orang lain, sebaiknya lebih dulu mengingatkan diri sendiri. Sipakainge juga berarti, manakala ada perbedaan pandangan, selayaknya diselesaikan dengan cara musyawarah dan demokratis. Pun, apakah perilaku asal seruduk akan membawa maslahat atau hanya menimbulkan mudarat? Seharusnya itu yang lebih dulu ustaz Dasad Latif dan kawan-kawan pertimbangkan. Maaf lho ya, Taz—bukan bermaksud menggurui, sekadar mengingatkan. hihi

Saya juga ingin mengutip perkataan Habib ‘YouTuber’ Husein Ja’far, saat ngevlog bareng Cania di Geolive. “Islam datang menyetarakan dan merangkul berbagai identitas. Bukan malah hadir sebagai identitas baru yang mensegregasi identitas lain.” Penutupan restoran yang menjual olahan daging babi di ruang publik adalah bentuk segregasi dan peminggiran identitas umat beragama yang lain. Sungguh perilaku yang menggoyang sendi-sendi kebangsaan dan kebhinekaan negeri ini. MasyaAllah

Baca Juga:

Sop Saudara, Kuliner Makassar yang Namanya Bikin Salah Paham tapi Rasanya Bikin Ketagihan

Unhas Makassar Si Jago Kandang: di Indonesia Timur, Ia Juara, di Luar Itu, Bukan Siapa-siapa

Belum kelar urusan babi panggang—Sabtu, 3 Agustus 2019, buku bertema “kiri” jadi sasaran. Sekelompok orang yang menamai dirinya Brigade Muslim Indonesia (BMI) Sulawesi Selatan merazia buku di ritel Gramedia, Trans Studio Mall Makassar. Bermodal sinopsis dan sampul bergambar Karl Marx, kelompok ini mengganggap buku-buku tersebut mengandung paham Komunisme yang dilarang oleh pemerintah. Lagi-lagi acuannya ya Tap MPRS yang isinya agak ngeri itu.

Selain mengatasnamakan agama mayoritas, kelompok ini mengaku mewakili pemerintah. Padahal aksi mereka mencederai semangat literasi yang lagi mekar-mekarnya di Indonesia, terkhusus Sulawesi Selatan. Beberapa tahun belakangan, komunitas literasi di provinsi ini muncul bak cendawan di musim hujan. Festival penulis internasional pun tiap tahun berlangsung di Makassar. Nah, karena Brigade Muslim Indonesia berniat mengingatkan masyarakat, saya juga boleh mengingatkan kalian dong?

Makassar pernah memiliki seorang cendekiawan masyhur pada masanya. Seorang yang sangat cinta dengan buku dan ilmu pengetahuan. Namanya Karaeng Pattingaloang, putra Raja Tallo ke-6, yang hidup di abad ke-17 masehi. Karaeng Pattingaloang ini beragama islam loh dan merupakan Mangkubumi federasi Kerajaan Gowa-Tallo. Beliau menguasai Bahasa Portugis, Spanyol, dan Latin. Karaeng Pattingalloang memiliki ribuan koleksi buku, atlas Eropa, sebuah bola dunia, dan teropong yang dipesan langsung dari Eropa.

Mau fakta lain lagi? Di Leiden Belanda sana, tersimpan karya kesusastraan terpanjang di dunia, yang namanya terkenal seantero bumi, La Galigo. Karya ini merupakan manuskrip kuno yang memuat asal usul kehidupan di awal peradaban masyarakat Sulawesi Selatan. Disalin ulang pada abad ke-19 oleh intelektual wanita cum bangsawan Bugis bernama Colliq Pujie. Belum lagi, kitab lontarak lain yang tersimpan rapi di perpustakaan daerah dan tersebar di lemari-lemari keturunan bangsawan Bugis-Makassar.

Dua fakta itu saja, jelas menjadi dasar kenapa aksi anti-intelektualisme yang diperagakan sekelompok umat muslim sangat bertentangan dengan sejarah panjang ilmu pengetahuan komunitas masyarakat Makassar. Dalih sipakainge yang mereka kumandangkan, sangat tidak relevan dengan kenyataan yang terpampang.

Sebelum mengakhiri sesi saling mengingatkan ini, saya punya satu cerita tentang bagaimana term sipakainge dengan model dialogis nan demokratis benar-benar dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat Bugis-Makassar.

Alkisah, Dato Di Tiro—satu dari tiga datuk yang mendakwahkan agama Islam di Sulawesi Selatan pada abad ke-16—datang ke wilayah Bulukumba. Beliau bertemu dengan pemimpin masyarakat adat Kajang yang bergelar Ammatoa dengan maksud meminta izin untuk mendakwahkan Islam. Ammatoa tidak langusng menolak, melainkan mengajak Dato Di Tiro beradu ilmu spiritual. Bila Ammatoa menang, Dato Di Tiro tidak boleh mendakwahkan Islam di wilayah itu—begitupun sebaliknya.

Ammatoa lebih dulu menunjukkan ilmunya. Batang pohon kelapa ditepuk pelan. Buah-buah berguguran seperti hujan. Kemudian giliran Dato Di Tiro. Beliau hanya mengarahkan telunjuknya ke bawah, pohon kelapa menunduk di hadapannya. Dato Di Tiro pun segera memetik buah-buah kelapa tersebut. Karena tidak bisa menetukan siapa pemenangnya, Ammatoa dan Dato Di Tiro saling bersepakat, bahwa Islam boleh didakwahkan dengan catatan antara Islam dan keyakinan masyarakat Adat Ammatoa, harus  saling menghargai perbedaan pandangan masing-masing.

Sampai hari ini, Islam pun berkembang dan jadi agama mayoritas di Sulawesi Selatan. Celakanya, segelintir golongan yang mengaku mewakili umat malah bikin gaduh dan doyan saling mengingatkan dengan cara asal seruduk, tanpa dialog sebelumnya. Duh, Gusti! Semoga tidak terulang kembali.

Terakhir, sekali lagi saya katakan bahwa saya sedang tidak menggurui, hanya sekadar mengingatkan! Kan kebetulan lagi tren. hihi (*)

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 9 Februari 2022 oleh

Tags: kasus viralmakassarPSM Makassarrazia bukusepak bola indonesiawarung babi
Andi Ilham Badawi

Andi Ilham Badawi

ArtikelTerkait

3 Hal yang Bikin Saya Resah Saat Jogging di CPI Makassar

3 Hal yang Bikin Saya Resah Saat Jogging di CPI Makassar

22 Oktober 2023
20 Bahasa Gaul Makassar yang Bisa Kamu Pelajari biar Makin Akrab dengan Anak Muda Makassar

20 Bahasa Gaul Makassar yang Bisa Kamu Pelajari biar Makin Akrab dengan Anak Muda Makassar

24 September 2023
bikin sensasi

Bikin Sensasi Terus Minta Maaf adalah Budaya yang Harus Kita Jaga

7 Juli 2019
jadi presiden selama sehari lambang negara jokowi nasionalisme karya anak bangsa jabatan presiden tiga periode sepak bola indonesia piala menpora 2021 iwan bule indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

Sepak Bola Indonesia Kembali Itu Hanya Mimpi

4 Maret 2021
PSSI, Erick Thohir, AFC, Bali United (M. Wigya Permana Putra via Shutterstock.com)

Bukan Salah PSSI Kalau Tim Indonesia Hancur di Asia. Pokoknya PSSI Nggak Pernah Salah!

28 Juni 2022
5 Kue Tradisional yang Sering Muncul dalam Pernikahan Adat Bugis-Makassar Terminal Mojok

5 Kue Tradisional yang Sering Muncul dalam Pernikahan Adat Bugis-Makassar

8 September 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.