Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sebat

Tembakau Nenek

Sanna Sanata oleh Sanna Sanata
19 Juli 2019
A A
Mengenal Tembakau Tambeng, Si Raja Tingwe dari Besuki terminal mojok.co

Mengenal Tembakau Tambeng, Si Raja Tingwe dari Besuki terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Nenek saya adalah penjual tembakau di pasar. Waktu kecil saya sering diminta memanggilkan seorang tetangga untuk mencicipi tembakau dagangannya. Lik Mustofa, begitulah ia sering dipanggil. Ia biasa mencicipi satu persatu tembakau yang baru saja datang di tempat penyimpanan.

Didepan rumah, biasanya Lik Mustofa duduk persis dibawah pintu sambil menikmati hisapan tembakaunya. Ada tiga pintu besar di bagian depan rumah nenek saya, biasanya ia menggelar tikar di belakang pintu paling kanan. Ditaruhnya semua tembakau yang baru datang, bentuknya mirip seperti bantal yang diikat dengan serat bambu.

Hanya ada dua informasi yang ingin diperoleh dari Lik Mustofa. Nenek saya ingin tahu apakah tembakau yang dicobanya enak atau tidak. Seingat saya tidak ada pembicaraan yang spesifik seperti bagaimana rasanya tembakau yang tidak enak itu. Lik Mustofa kadang bilang, “sing iki nyegrak rasane”*—untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak enak di tenggorokannya.

Hal yang paling menyenangkan saat melihat Lik Mustofa mencoba tembakau adalah saya bisa meminta papir untuk menggulung tembakau. Papir yang dibungkus dengan kertas minyak berwana merah itu sangat familiar di kalangan kretekus. Saya senang menyesap papir itu di bagian ujung kertas karena rasanya manis. Terkadang jika ada papir yang tertinggal, saya mengambilnya diam-diam tanpa ijin nenek.

Lamunan masa kecil saya terhenti saat membaca kabar duka atas meninggalnya Pak Sutopo. Seseorang yang terkenal di kalangan warganet sekaligus Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB. Kita semua telah kehilangan seseorang yang selalu memberikan informasi terkait bencana alam juga perjuangannya melawan kanker paru.

Sebelum meninggal, ia memberikan wasiat kepada warganet dalam sebuah video yang viral di dunia maya. Ia menyarakan kepada perokok untuk berhenti merokok, bukan untuk diri perokok tetapi untuk orang lain seperti anak, istri, dan lainnya. Pesan-pesan semacam ini sudah sering ia lontarkan dalam berbagai kesempatan. Seringkali ia melakukannya melalui cuitan-cuitannya di twitter.

Lantas muncullah perdebatan antara warganet yang anti rokok dengan perokok. Sebuah kondisi yang sebenarnya tidak perlu terjadi mengingat suasana duka masih menyelimuti keluarga Pak Sutopo. Perdebatan yang tidak akan pernah selesai karena keduanya memperdebatkan dua hal yang berbeda walaupun kelihatannya sama.

Kaum anti rokok menyuarakan kampanye anti rokok dengan mengambil momentum meninggalnya Pak Sutopo. Mereka melawan para perokok melalui pesan bahwa perokok pasif seperti Pak Sutopo adalah korban dari para perokok. Sementara kaum perokok melalui akun-akun komunitas pecinta rokok melakukan langkah defensif dengan menampilkan data bahwa kanker paru tidak hanya disebabkan oleh rokok. Selain itu mereka juga membuat meme-meme satir yang menyindir kaum anti rokok.

Baca Juga:

Tulungagung, Kota yang Siap Bersaing dan Menggeser Kudus sebagai Pemilik Takhta Kota Kretek

Jauhi Rokok Ilegal, Dekati Tingwe

Ini bukanlah sebuah pencarian solusi atas permasalahan antara perokok dan perokok pasif. Karena yang ada hanyalah ujaran kebencian di kolom-kolom komentar unggahan tetang topik tersebut. Tidak ada titik temu karena yang satu mengambil sudut pandang personal, mereka melihat aspek psikis perokok pasif. Yang lainnya meminta hak untuk merokok sehingga menampilkan banyak data tentang penyebab kanker paru untuk mempertahankan argumen.

Dunia maya saat ini bukanlah barang yang asing buat kita. Hampir setiap dari kita bisa mengaksesnya. Pak Sutopo oleh warganet sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Bayangkan apa yang sebenarnya terjadi jika perdebatan ini terus berlangsung. Ini seperti berdebat di depan rumah keluarga duka. Dimana keluarga Pak Sutopo adalah para pengikutnya di dunia maya. Keadaan ini sungguh memalukan.

Orang-orang di sekitar Lik Mustofa sudah memahami bahwa ia sering diminta mencoba tembakau. Mungkin jika ia mengemasnya secara profesional, kegiatannya itu bisa menjadi pekerjaan sebagai pencicip tembakau. Sehari-hari ia menghisap rokok dari tembakau yang digulungnya sendiri. Orang-orang paham bahwa tembakau, kretek, dan dirinya tidak bisa dilepaskan. Seandainya ada orang yang tidak suka rokok namun harus bertemu dengannya, biasanya orang itu akan mencari cara agar tidak terpapar rokok tanpa rasa benci. Untungnya Lik Mustofa orang yang ramah, dia tahu kapan harus mematikan rokoknya. Sayangnya tidak semua orang seperti Lik Mustofa.

Sebaiknya kita memberikan dukungan dengan tidak membahas hal-hal yang berkaitan dengan rokok jika menemui orang seperti Pak Sutopo. Kita tidak pernah tahu kondisi psikis seseorang pengidap kanker paru. Apa yang disuarakannya saat itu sepertinya cukup membuat kita tersadar bahwa itulah yang dibutuhkan untuk mendukung kenyamanannya. Namun kita tidak pernah peduli tentang kesehatan mental seseorang. Tidakkah kita mendukung perjuangannya melawan kanker paru?

Menurut saya, mulai saat ini kita harus membatasi diri kita sendiri ketika mau merokok. Bertanya kepada orang-orang di sekitar, bolehkah merokok? Memang terdengar merepotkan tetapi itu adalah cara agar kita tidak menyakiti orang lain. Banyak hal yang harus kita latih agar tidak merugikan orang lain. Cara ini juga dapat digunakan untuk memahami mengapa seorang istri yang menolak berhubungan seksual dengan suaminya adalah sebuah pemerkosaan. Karena tidak ada kesepakatan antara keduanya, tidak ada kenyamanan yang tercipta, mungkin ada yang tersakiti. Begitu pula seharusnya dengan merokok.

Saya merindukan nenek yang telah lama berpulang. Ia berjualan tembakau walaupun bukan seorang perokok. Melalui tembakau, nenek mengajarkan kami banyak hal. Selain menghidupi keluarganya dengan tembakau, saya menduga ia berjualan tembakau karena kecintaanya kepada kakek. Seperti Lik Mustofa, kakek adalah perokok yang santun. Tembakau yang disediakan untuk kakek tentu berbeda rasanya dengan rokok yang dijual di pasaran. Ada kasih sayang seorang nenek di dalamnya.

keterangan: 

*yang ini keras dan membuat tidak nyaman di tenggorokan

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: kanker paru-parukaum anti rokokmasa kecilsutopo kankersutopo purwo meninggalTembakau
Sanna Sanata

Sanna Sanata

ArtikelTerkait

generasi 90-an

Jika Anda Mendengar OST Kartun 90-an dan Merinding: Selamat Anda Sudah Tua

21 Juli 2019
Ingin Menjadi Minky Momo Setelah Dewasa

Betapa Enaknya Menjadi Minky Momo Ketika Dewasa

13 Maret 2020
Tari Lahbako, Bentuk Syukur dan Apresiasi terhadap Petani Tembakau di Jember

Tari Lahbako, Bentuk Syukur dan Apresiasi terhadap Petani Tembakau di Jember

17 Januari 2022
nostalgia sarung

Nostalgia Kain Sarung

27 Mei 2019
emak-emak

Kalimat Keramat Emak-Emak yang Bakal Kita Rindukan Saat Kita Sudah Dewasa

18 Juli 2019
Nama Panggilan Nyeleneh Itu Bukan Ejekan, tapi Simbol Keakraban terminal mojok.co

Apakah Kita Sudah Benar dalam Berteman?

19 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.