Di beberapa chapter Boruto yang lalu, kita mendapati fakta bahwa Kurama akhirnya wafat. Itu berarti kini Naruto tak punya lagi akses ke kekuatan mendekati tak terkalahkan lewat Kyuubi Chakra Mode. Tentu saja ini membuat Naruto tak lagi sekuat dulu dan kapasitas chakra Naruto tak segila dulu, meski tak berarti dia jadi lemah.
Namun, pertanyaan apakah Naruto jadi lemah tak lagi relevan, sebab seorang Hokage tak mungkin lemah. Hokage punya akses ke banyak jutsu dalam Hokage scroll, yang berisi ninjutsu kelas atas. Pertanyaan yang paling tepat sekarang adalah, tanpa Kurama, apakah Naruto tetap punya chakra dengan kapasitas yang besar?
Jawabnya, iya. Mari kita analisis.
Kakashi Hatake pernah berkata bahwa kapasitas chakra Naruto empat kali lebih besar ketimbang dirinya, dan itu jumlah yang amat besar. Ingat, Kakashi adalah high grade jonin, bisa melakukan banyak jurus, yang berarti kapasitas chakranya terhitung lumayan. Tapi, kapasitas chakra Kakashi tidak bisa dihitung besar. Ya lumrahnya jonin jago lah.
Jadi, kapasitas chakra Naruto sudah melebihi rata-rata kapasitas ninja kelas atas. Dan itu besar.
Tentu saja, kapasitas chakra Naruto tak sebesar Hashirama. Mungkin sama, tapi bagi saya, Hashirama jauh lebih besar. Kenapa? Gampang saja, Hashirama dasarnya memang nggak normal. Ketimbang Hashirama, Naruto terkesan normal.
Nah, kalau kapasitas chakra Naruto tak sebesar Hashirama, berarti lemah dong? Jawabnya, nggak juga.
Naruto adalah keturunan klan Uzumaki, yang terkenal punya vitalitas dan tubuh yang amat kuat. Hal itu bikin regenerasi chakra Uzumaki jauh lebih cepat ketimbang ninja biasa, yang bikin mereka terlihat punya chakra yang besar, meski pada dasarnya, anggota klan Uzumaki memang punya chakra di atas rata-rata orang biasa.. Menurut saya, Naruto tanpa Kurama tetap punya kemampuan bertarung yang kuat dan ketahanan yang luar biasa heba, sebab dia keturunan Uzumaki.
Dengan regenerasi chakra yang cepat plus kapasitas yang besar, keturunan Uzumaki benar-benar menakutkan jika diajak bertarung dalam jangka waktu yang lama. Tak heran jika Uzushio—desa klan Uzumaki—diserang oleh banyak desa lain. Lha gimana, OP je.
Dengan penjelasan di atas, terjawab bahwa kapasitas chakra Naruto tetaplah besar—setidaknya, tidak normal—meski tanpa Kurama. Nah, kapasitas chakra sudah terjawab, pasti kalian masih mau lanjut nanya apakah Naruto melemah tanpa Kurama kan? Jawabnya masih sama, nggak.
Meski tanpa Kurama, Naruto masih punya jurus lain yang bisa diandalkan. Rasengan itu udah termasuk jutsu dengan grade tinggi, dan efeknya benar-benar mengerikan. Naruto juga bisa mengakses sage mode, yang (kalau nggak salah) Shikaku Nara bilang bikin Naruto udah jauh melebihi kebanyakan ninja di Konoha.
Plus, Naruto punya kontrol chakra yang (seharusnya) jauh lebih bagus ketimbang dulu dia masih jadi genin. Kapasitas chakra di luar kewajaran plus kontrol chakra yang bagus adalah bencana bagi musuh. Ditambah privilese akses ke jutsu tingkat tinggi, bikin Naruto tetaplah kage yang paling kuat di antara kage-kage lain.
Tapi, jangan dibandingin ke kage-kage yang udah mati ya, macam Raikage Ketiga atau Hokage yang lain. Saya selalu yakin bahwa kage-kage di masa lalu itu punya kelas tersendiri. Maksudnya, mereka kuatnya nggak ngotak, jadi nggak bisa lagi dibandingin sama ninja masa kini. Plus, mereka tokoh tambahan yang dibuat untuk memberikan kesan mengerikan dalam perang. Toh, meski mereka kuatnya minta ampun, tetap saja mereka “diatasi” dengan gampang untuk kepentingan cerita. Lha kalau nggak, Raikage ketiga doang bisa banget bunuh semua ninja yang ngelawan dia.
Nah, penjelasan-penjelasan yang ada menjawab dua pertanyaan yang sering berseliweran, yaitu kapasitas chakra Naruto dan kekuatan Naruto setelah ditinggal Kurama. Jadi, menurut saya, kita nggak kehilangan Naruto yang kita kenal seluruhnya. Dia tetap ninja hebat yang kita kenal selama ini, hanya sedikit dibikin membumi.
Ya kalau nggak gitu, kasian desa ninja yang lain. Kage mereka ampas, ditabok Naruto bisa koit.
Sumber gambar: Akun Twitter @Maki123Hakdog
BACA JUGA Panduan Memahami Bagaimana Hokage Dipilih dan artikel Rizky Prasetya lainnya.