Tanpa Kecamatan Sokaraja, Banyumas Hanyalah Remah-remah Kue Lebaran. Nggak Menarik Sama Sekali!

Tanpa Kecamatan Sokaraja, Banyumas Hanyalah Remah-Remah Kue Lebaran. Nggak Menarik Sama Sekali!

Tanpa Kecamatan Sokaraja, Banyumas Hanyalah Remah-Remah Kue Lebaran. Nggak Menarik Sama Sekali! (unsplash.com)

Dominasi Purwokerto atas daerah lain di Banyumas layaknya sinar mentari yang mengaburkan cahaya lilin. Meski terlihat bersinar dengan mandiri layaknya lilin, Sokaraja selalu kalah terang dengan gemerlap kemajuan di Purwokerto. Maka tak heran jika nama Sokaraja masih asing di telinga para pelancong yang datang ke Banyumas. Paling mentok, yang mereka tahu tentang kecamatan satu ini adalah getuk. Itu pun kalau mereka tahu, lho, ya!

Layaknya seorang anak yang tidak bisa memilih dari keluarga seperti apa mereka dilahirkan, Kecamatan Sokaraja pun memiliki nasib serupa. Jika bisa memilih, Sokaraja pasti tidak ingin lahir dari rahim Banyumas. Mau sementereng apa pun kecamatan satu ini di kota penghasil mendoan itu, keberadaannya hanya dianggap seperti rerumputan di teras rumah yang tidak dihiraukan.

Meski demikian, saya rasa kemajuan kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Purbalingga ini memberikan kontribusi nyata bagi Banyumas. Keadaan sudah berbalik. Tanpa Sokaraja, Banyumas hanyalah remah-remah kue Lebaran yang tidak menarik hati sama sekali.

Getuk Sokaraja, oleh-oleh yang mengglorifikasi Banyumas ke penjuru Nusantara

Makanan khas adalah simbol bagi sebuah daerah. Bagi Kabupaten Banyumas, getuk goreng Sokaraja adalah kuliner yang menjadi simbol kekayaan cita rasa bumi ngapak.

Awalnya, kreasi getuk goreng berasal dari sebuah ketidaksengajaan. Untuk menyiasati getuk yang tidak laku di pasar, para pedagang berinisiatif menggoreng getuk tersebut. Tujuannya agar makanan olahan singkong tersebut bisa dimakan keesokan harinya. Siapa sangka setelah dicampur dengan beberapa bahan tambahan seperti gula jawa, cita rasa makanan ini semakin maknyus. Bahkan, peminat makanan satu ini semakin banyak. Dari sanalah getuk goreng Sokaraja menjadi primadona.

Bersyukurlah Banyumas memiliki getuk goreng Sokaraja. Jika tidak, bisa dikatakan bahwa Banyumas adalah kabupaten yang miskin kuliner. Lho, kan ada mendoan? Hei, kalau mendoan sih bukan hanya Kabupaten Banyumas, kabupaten lain seperti Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen pun berhak mendaku sebagai daerah penghasil mendoan. Perdebatan siapa penghasil mendoan yang sesungguhnya bisa menghabiskan waktu hingga Izrail meniupkan terompet sangkakala. Ora ana rampunge, Sedulur!

Depo Pelita, supermarket yang memenuhi kebutuhan warga Banyumas dari A Sampai Z

Salah satu supermarket yang ada di Sokaraja adalah Depo Pelita. Keberadaan supermarket yang berada di Jalan Menteri Supeno ini benar-benar menjadi pelita bagi masyarakat Banyumas. Kenapa? Karena Depo Pelita menyediakan segala kebutuhan warga di kabupaten yang terkenal dengan Sungai Serayunya tersebut.

Kalian mau cari apa? Semuanya ada di sini. Mulai dari perabot rumah, alat elektronik, gerabah, hingga bahan bangunan.

Sedikit cerita, ketika hendak membangun atau merenovasi rumah, bapak saya memilih untuk berbelanja material bangunan ke Depo Pelita. Selain harganya terjangkau, ketersediaan barang di supermarket yang memiliki kolam renang ini juga begitu lengkap. Tidak heran jika banyak warga kabupaten lain yang memilih untuk berbelanja ke Depo Pelita. Rika pada belanja nang kene juga ra, Lur?

Kecamatan Sokaraja mengangkat citra Banyumas karena jalanannya mulus dan lebar sehingga tidak layak dihujat

Kecamatan Sokaraja bisa dikatakan sebagai kecamatan metropolitan. Hal ini karena kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Purbalingga ini dilalui jalan provinsi. Mulai dari sisi timur hingga barat, jalur di kecamatan ini tidak pernah lengang dari kendaraan. Semua mobil berplat nomor luar kota melintasi jalur ini.

Kondisi jalan yang lebar membuat pengendara bisa bermanuver dengan leluasa. Kata sepi adalah mustahil bagi jalur satu ini. Selain itu, kontur jalan yang mulus layaknya karier Dian Sastro itu membuat kenyamanan pengendara terjamin. Sokaraja menjadi “pintu gerbang” yang ramah bagi pelancong yang datang dari arah timur Banyumas. Jika pintunya saja menawan, apalagi kabupatennya, kan?

Maka sudah sepatutnya Banyumas mengucapkan rasa terima kasih kepada Sokaraja karena telah mengangkat harkat dan martabatnya. Jadi, sah-sah saja pendapat saya bahwa Banyumas tanpa Sokaraja hanyalah remah-remah kue Lebaran. Kalau menurut kalian bagaimana, Sedulur? Setuju ora?

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sroto Sokaraja, Soto Khas Banyumas yang Bikin Orang Bingung Saat Pertama Kali Mencicipi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version