“Akhirnya kita harus memilih. Satu yang pasti. Mana mungkin terus jalani. Cinta begini…”
Sepertinya tidak ada yang pangling dengan potongan lirik lagu di atas. Tidak ada yang meragukan kualitas Tangga di dunia musik nasional. Lagu “Terbaik Untukmu”, “Hebat”, “Cinta Begini”, “Kesempatan Kedua”, dan “Utuh” pernah meledak di zamannya. Dibentuk pada 2004, Tangga yang beranggotakan Kamga, Nerra, Desty (yang kemudian digantikan Chevrina), dan Tata, sukses merajai belantika musik tanah air. Karya mereka kerap dijadikan tembang pengiring adegan FTV.
Kesuksesan ternyata tidak menjamin grup ini berumur panjang. Pada 2014, Tangga resmi bubar yang ditandai dengan rilisnya lagu “Tak Kemana Mana”. Lagu ini mewakili betapa mereka memang harus mengakhiri riwayat Tangga dan begitulah jalannya. Bubarnya grup ini cukup membuat hati saya pedih. Menyisihkan uang jajan semasa studi guna membeli seluruh album kaset pitanya hingga menonton aksi mereka di Soundrenaline 2008 menjadi bagian dari relasi saya dengan grup ini. Jujur saja, tidak banyak vokal grup berisikan anak muda dengan jam terbang tinggi yang masih eksis berkarya. Harapan usia panjang yang sempat disematkan tinggal angan-angan belaka.
Di depan media, alasan bubarnya Tangga dikabarkan karena dua hal, yakni Nerra yang akan menikah dan berdomisili di Surabaya, serta mereka yang merasa tidak lagi nyetel saat bermusik. Mereka mengakui bahwa selama berada di bawah kendali label musik yang menaungi, tidak didapati kebebasan berkreasi yang maksimal. Singkatnya, kebahagiaan yang utuh belum diperoleh saat di Tangga, meski respon masyarakat terhadap mereka apresiasinya terbilang luar biasa. Tidak heran jika kemudian citra Tangga ingin ditinggalkan. Tata bahkan pernah bilang kalau sudah tidak mau lagi membawakan lagu grup ini.
Bubarnya grup ini lalu dilanjutkan terbentuknya grup vokal Dekat yang beranggotakan eks Tangga kecuali Nerra. Musik Dekat beda banget dengan Tangga. Karakteristik musikalitas Dekat diklaim sebagai luapan ekspresi yang sesungguhnya dari Kamga, Tata, dan Chevrina. Pas banget dengan single pertama yang mereka rilis dengan judul “Lahir Kembali”. Perkembangan berikutnya, Kamga dan Chevrina juga membentuk grup vokal Hondo dengan tidak membubarkan Dekat karena memang musikalitas keduanya tidak sama. Sama halnya dengan Tata yang juga membentuk grup musik Tekari. Suksesnya prestasi Tangga agaknya memang tidak berbanding lurus dengan enjoy-nya personelnya dalam menjalani karier. Terbukti di Dekat, Hondo, dan Tekari, para eks personelnya terlihat lebih fresh, plong, dan loss.
Beberapa tahun silam saya pernah menyimak informasi saat Kamga diwawancarai wartawan, kabarnya ia bilang bahwa dari lagu-lagu Tangga yang sukses di pasaran ada lagu yang sesungguhnya mereka tidak benar-benar nyaman saat menyanyikannya. Namun, mereka seolah terpaksa untuk terus menyanyikannya karena tanggapan pasar yang menggandrungi lagu tersebut.
Terlihat jelas bahwa tuntutan label membuat personel tidak nyaman dalam bermusik. Meski musik bagi personel tersebut tak lagi sekadar bikin karya, namun karier, bukan berarti kebebasan dan kenikmatan bermusik jadi hilang. Maka dari itu, mengharapkan mereka reuni rasa-rasanya tidak mungkin. Orang mereka nggak nyaman waktu menjalaninya kok.
Tangga adalah masa lalu, Dekat, Hondo, dan Tekari adalah masa kini bagi Kamga, Chevrina, serta Tata. Betapa pun kita kangen dengan Tangga. please tidak perlu memaksa para mantan personelnya untuk nostalgia kisah lawasnya. Nggak usah ngeyel, Mylov. Lha wong antara tiga personel Dekat dengan Nerra saja tidak saling follow di Instagram. Dari keempat mantan personel, cuma di Instagram Nerra saja yang terpantau masih memajang postingan foto semasa di Tangga. Jadi, biarkan mereka menjalani kariernya sekarang yang tidak kalah hebatnya dan mari kita belajar mengapresiasi karyanya, apa pun nama grup mereka.
Penulis: Christianto Dedy Setyawan
Editor: Rizky Prasetya