Tukang tambal ban nakal itu bertebaran, dan inilah hal-hal curang yang mereka lakukan demi meraih keuntungan
Hari sial tidak ada di kalender. Kesialan bisa datang kapan saja tanpa kita duga. Bentuk kesialan pun bermacam-macam. Kalau TKP-nya di jalanan, maka kesialan itu bisa berwujud ditabrak, nabrak, motor mogok, termasuk terjebak di lampu merah Artos yang kata tulisan ini, bisa ditinggal naik haji dulu saking lamanya.
Bagaimana dengan ban yang tiba-tiba bocor?
Ya, itu juga termasuk bentuk kesialan di jalan yang bisa bikin mood jadi berantakan. Bayangkan, di siang hari yang panas, saat perut lagi laper-lapernya, ban motormu tiba-tiba mbledus. Mau nggak mau, motor harus dituntun sepanjang jalan. Dibilang capek, pasti capek. Nafas jadi naik turun, keringetan di sana-sini, baju dan rambut ikutan lepek, ehhh… mantan lewat bareng pacar barunya, ngliat kamu yang lagi ada di titik terendah. Modyar!
Kesialan itu makin tampak nyata manakala bertemu dengan tukang tambal ban yang curang. Yaitu, tukang tambal yang memanfaatkan keadaan demi mendapatkan lebih banyak rupiah dari korbannya. Kalau kalian pikir bentuk kecurangan tukang tambal ban hanya sebatas pada menebar ranjau paku, ah, dolanmu kurang adoh. Ada kenakalan lain yang tanpa kita sadari kerap dilakukan oleh tukang tambal ban.
Daftar Isi
Bukannya nambal lubang, malah nambah lubang
Kenakalan yang paling sering dilakukan oleh oknum tukang tambal ban yaitu menambah lubang kebocoran pada ban. Seperti yang kita ketahui, untuk dapat menemukan titik kebocoran pada ban, tukang tambal ban biasanya akan merambang ban terlebih dahulu di dalam bak atau ember. Nah, saat merambang inilah pelaku akan beraksi.
Rupanya, oleh oknum tukang tambal ban curang ini, pada bak tempat merambang ban telah disiapkan benda tajam berukuran kecil. Nah, benda tajam inilah yang akan digunakan si pelaku untuk menambah jumlah lubang kebocoran pada ban. Makin banyak lubang kan makin cuan. Bahkan, banyaknya lubang tersebut bisa menjadi alasan bagi pelaku untuk merayu korban agar membeli ban baru di kios mereka.
Soal jual beli ban ini juga masuk ke dalam daftar kenakalan yang biasa dilakukan tukang tambal ban. Tapi nanti, itu dibahas terakhiran saja. Karena nyatanya, ada kecurangan lain yang dilakukan pelaku saat proses perambangan, selain menambah jumlah titik kebocoran di ban motor korban.
Dop kurang kenceng, bilangnya bocor
Jadi begini. Pada saat perambangan, bisa saja terjadi, oknum tukang tambal ban tidak menemukan adanya lubang yang membuat ban jadi bocor. Perkara kenapa tiba-tiba si ban kempes, bisa jadi karena dop-nya saja yang kendor atau kurang kencang. Jadi, si angin keluar dari dalam ban. Btw, kalian tahu ‘dop’ nggak? Kalau nggak tahu, sama dong kaya saya. Saya juga awalnya nggak tahu apa itu ‘dop’.
“Tutup pentil, Buuu. Tutup pentillll.”
Begitu jawab narasumber yang saya wawancarai.
Kalau kasusnya seperti ini, jangan harap oknum nakal tukang tambal ban bakalan jujur. Alih-alih menyebut bahwa kempesnya ban karena dop-nya yang kendor, pelaku lebih memilih membuat lubang di ban motor korban. Lagi-lagi, dengan cara memanfaatkan benda tajam yang sebelumnya sudah mereka persiapkan. Pokoknya, bocor adalah kunci. Padahal mah kalau dop kendor itu solusinya tingal dikencengin saja, lalu dipompa. Beres.
Menawarkan ganti ban, tapi harga dinaikkan
Seperti yang disebutkan sebelumnya, proses jual beli ban di kios tambal ban juga jadi sesuatu yang dimanfaatkan pelaku untuk memperdaya korbannya. Terutama, jika pelaku merasa bahwa korbannya adalah orang yang buta soal dunia perbengkelan. Umumnya sih yang jadi sasaran adalah konsumen perempuan. Nantinya, pelaku ini cukup bilang ke korban bahwa kondisi ban dalam sudah jelek, tidak mungkin lagi untuk ditambal sehingga butuh segera ganti yang baru. Korban yang nggak ngerti apa-apa ya bakalan ‘iya-iya’ aja. Sing penting beres. Nah, di sinilah kecurangan itu terjadi.
Saat menawarkan untuk ganti ban dalam, biasanya pelaku sudah menaikkan harga terlebih dahulu, Rupa-rupanya, pelaku sudah paham betul bagaimana karakteristik konsumen di level bawah. Yaitu, suka menawar. Jadi, pelaku sudah mengantisipasi dengan cara menaikkan harga ban terlebih dahulu. Sehingga jika nantinya konsumen menawar, mereka tetap untung. Apalagi kalau tidak menawar, wah, auto cuan.
Jual ban bekas, tapi…
Bagi yang belum tahu, di kios tukang tambal ban, ban dalam yang kondisinya baru tambalan 1 masih diperjualbelikan. Pangsa pasar ban ini adalah konsumen yang duitnya cekak. Maklum, harga ban ini bisa separo dari harga ban baru. Pelaku tinggal meyakinkan saja bahwa kualitasnya masih oke. Niscaya korban yang nggak ngerti apa-apa bakal setuju-setuju saja. Padahal mah kualitasnya ampas.
Nah, supaya tidak jadi korban dari kenakalan oknum tukang tambal ban ini, ada baiknya kita jadi konsumen yang cerdas dengan cara memantau proses tambal ban ini dari awal. Jangan cuma yang penting beres terus ditinggal mainan HP. Selain itu, berusaha untuk tidak panik juga penting. Tidak semua ban kempes itu karena terkena benda tajam. Bisa jadi hanya tutup spentilnya yang kendor.
Oh, ya. Tulisan ini tidak bermaksud mendiskreditkan profesi tukang tambal ban, ya. Saya percaya masih banyak tukang tambal ban yang melakukan pekerjaannya di jalan yang lurus, semata demi mencari keberkahan dari setiap rupiah yang dia hasilkan.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahu