Taman Kyai Langgeng Magelang: Dulu Menjadi Primadona Tamasya, lalu Sempat Sepi dan Merana

Taman Kyai Langgeng Magelang yang Pernah Sepi dan Merana (Unsplash)

Taman Kyai Langgeng Magelang yang Pernah Sepi dan Merana (Unsplash)

Saya masih bisa mengingat kenangan waktu tamasya bersama teman-teman TK. Kami berwisata ke Jogja dan sekitarnya. Ketika mengunjungi Jogja, kami menuju Museum Dirgantara dan Kebun Binatang Gembira Loka. Selain Jogja, kami juga mengunjungi Magelang, lebih tepatnya Taman Kyai Langgeng (TKL Ecopark).

Dulu, namanya tamasya. Orang-orang zaman sekarang menyebutnya outing, pembelajaran luar kelas, atau puncak tema. Makanya, jarak mengunjungi sebuah tempat jadi nggak sejauh dulu. Soalnya, anak-anak zaman sekarang itu dituntut untuk mandiri, tanpa campur tangan orang tua yang terlalu intens.

Oleh karena itu, outing hanya dilakukan dalam lingkup ruang yang kecil. Tujuannya supaya lebih kondusif dan tidak terlalu melelahkan. Makanya, saya jadi jarang mendengar ada TK di Semarang yang melakukan kunjungan ke luar kota. Misalnya ke Taman Kyai Langgeng di Magelang. Sebuah tempat tamasya yang berkesan bagi saya.

Taman Kyai Langgeng itu strategis, letaknya ada di Kota Magelang

Bagi saya yang orang Semarangan, bertamasya merupakan suatu kebahagiaan tersendiri. Naik bus bersama kawan-kawan, makan camilan bersama ibu, dan selalu kagum dengan tempat-tempat baru yang belum pernah saya kunjungi.

Waktu itu, tamasya pertama saya sewaktu TK adalah Taman Kyai Langgeng Magelang. Lokasinya ada di kota sehingga strategis dan mudah dicapai. Untuk wisatawan umum, bisa naik bus dan turun di Terminal Tidar. Kamu bisa lanjut naik ojek online menuju Taman Kyai Langgeng.

Banyak wahana seru

Wahana Taman Kyai Langgeng Magelang yang dulu itu terbatas. Memang nggak terlalu banyak, tetapi sudah sangat berkesan untuk anak berusia 5 tahun. Keberadaan wahana yang terbatas ini juga yang sempat membuat TKL Ecopark ditinggal pengunjung. Sebelum 2021, jumlah kunjungan per minggu sempat mengalami penurunan. Bahkan di musim liburan, Ecopark ini tetap sepi dan merana, padahal sempat jadi primadona.

Oleh sebab itu, usaha rebranding dilakukan oleh pengelola. Sekarang, Taman Kyai Langgeng Magelang sudah lebih modern. Wahana yang tersaji juga lebih beragam. Misalnya, kini kamu bisa menikmati Wahana Edukasi, Wahana Petualangan, Wahana Air, Wahana Permainan, Wisata Religius, dan Fasilitas Pendukung lainnya.

Untuk arena bermain anak, ada Kereta Mini, Bianglala, Becak Air, Kuda Mini, Kereta Air, Sepur Mini, Komidi Putar, Komidi Layang, Mobil Keliling, dan Kolam Renang Semi Water Boom.

Baca halaman selanjutnya: Dulu primadona, sempat sepi, kini semakin modern setelah rebranding

Taman wisata yang peduli lingkungan

Sesuai namanya sekarang, Ecopark, kamu juga bisa menikmati hutan buatan dan pusat observasi tanaman langka. Jadi, saat ini, Taman Kyai Langgeng Magelang lebih modern dan variatif.

Taman Kyai Langgeng Magelang yang dulu juga dikenal sebagai Taman Bunga. Taman wisata ini memiliki ratusan jenis tanaman asli Indonesia dan sebagian dari koleksi tersebut termasuk langka. Saat ini sedang dilakukan pengembangan menjadi Taman Tematik dengan menambah koleksi tanaman bunga secara bertahap

Beberapa koleksi satwa juga ada di salah satu area TKL Ecopark. Pengunjung bisa memanfaatkannya untuk edukasi serta memperluas wawasan dan pengetahuan tentang satwa asli nusantara. Selain itu, pengunjung juga bisa interaksi dengan beberapa satwa/reptil, baik untuk foto maupun selfie. Di lokasi ini juga terdapat kolam terapi ikan yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk relaksasi.

Itulah Taman Kyai Langgeng Magelang saat ini. Ia pernah menjadi primadona tujuan wisata anak-anak. Sempat sepi dan merana karena kesulitan mengejar perkembangan zaman. Namun kini, TKL Ecopark, saya rasa, menjadi tujuan wisata yang punya semuanya. Taman wisata yang bisa menggoreskan kenangan ke anak-anak usia 5 tahun di zaman ini.

Penulis: Wulan Maulina

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 4 Tempat Wisata Alam di Kaliangkrik Magelang yang Menyegarkan Mata

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version