Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Taman Badaan, Taman Indah yang Jadi Titik COD Magelang

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
21 Juli 2022
A A
Taman Badaan, Taman Indah yang Jadi Titik COD Magelang

Taman Badaan, Taman Indah yang Jadi Titik COD Magelang (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Taman Badaan, taman indah yang juga jadi titik COD Magelang

Setelah kemarin candi Borobudur bikin huru-hara terkait harga tiketnya, kini sudah saatnya fokus kita akan Magelang digeser ke arah yang lain. Jika belum tahu, Borobudur itu ada di wilayah Kabupaten Magelang, sebuah wilayah yang punya banyak magnet wisata dan pertambangan. Magnet yang sedikit banyak memberi rasa khawatir perihal keadaan ekologi Magelang di masa depan.

Tapi, Magelang juga punya kotamadya, kebetulan ia nyempil di antara tanah kabupaten. Nah, mari sesekali kita bahas secuil keadaan kota ini. Dalam hal ini, Taman Badaan adalah jawabannya. Ia memang tak semegah candi Borobudur, tak seramai alun-alun, bahkan tak sedingin Nepal Van Java. Tapi, ia merupakan taman yang punya sejarah dan penting untuk Magelang.

Taman Badaan adalah taman yang dibangun sejak masa penjajahan Hindia Belanda (1920). Baik wilayah timur maupun baratnya, digunakan untuk berekreasi oleh orang-orang Eropa sejak dahulu kala. Pada masa kepemimpinan Mochammad Subroto, Taman Badaan sisi barat dibenahi dengan didirikan Monumen Jenderal Ahmad Yani dan dibangun kolam air. Lalu Badaan sisi timur makin sumringah dengan diberi patung-patung binatang. Mulai dari gajah, hingga kuda nil. Ia taman yang tak begitu saja lahir, namun tumbuh dan dipertahankan karena kesadaran akan perlunya ruang terbuka hijau untuk publik. Bisa dibilang sebagai peninggalan budaya kolonialisme, namun dalam artian yang sangat baik.

Di taman ini, ada bakso kerikil yang sedap. Sekali mencium aromanya, hasrat untuk menikmatinya akan membuncah dan sulit dibendung. Sekali berani menyeruput kuahnya, angsuran BRI rasanya langsung lunas saat itu juga. Dan ketika bakso itu menggelinjang di seluruh permukaan mulut, ingin rasanya menjadi ruminansia agar bisa memamah biaknya.

Tenang, bagi yang tak suka bakso kerikil, masih ada bakso jumbo dan reguler juga. Namun, jika tak suka bakso, sudah barang tentu ada tandemnya si mi ayam. Gorengan dan sekedar teh anget atau es-esan juga bukan barang langka. Makanan rakyat yang juga murah meriah itu, bukan lagi menambah kesemarakan rasa, tapi ikut membuat dompet Anda stabil kepadatannya.

Kepuasan akan kuliner itu akan makin menjadi saat ditemani oleh sepoi angin dan kesejukan yang sangat retoris, benar-benar terasa sejuknya hingga jiwa dan sukma. Pohon-pohon di Taman Badaan banyak dan daunnya lebat, meski boleh dibilang kurang terawat. Di sela-sela rantingnya, jamak ditemui kandang burung yang nangkring dengan terukur dan semeleh. Mau tak mau hal itu membuat suasana taman menjadi lebih natural dan syahdu. Rumput yang terhampar dan agak gundul di sana sini juga cocok digunakan untuk rebahan, asal tak sedang musim hujan. Mungkin karena kurangnya saluran pembuangan, tanah di sana sering cosplay jadi lumpur Lapindo.

Ada kolam yang seharusnya adalah air mancur, berada di tengahnya. Ia mungkin lebih tepat disebut bekas kolam, secara ia kering kerontang dan penuh tanaman liar. Begitu juga kolam milik kuda nil di ujung taman. Sesekali ada air, itu pun hanya sedengkul dari kuda nil. Air gelap yang saya kira hasil dari kebaikan air hujan, agar si kuda nil tetap bisa menjaga kelembaban tubuhnya. Sangat harmonis berpadu dengan ayunan yang warnanya terkelupas dan berdecit kurang oli.

Baca Juga:

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

Dekade lalu, taman ini sering digunakan oleh anak muda untuk berpesta yang nggak-nggak saat malam. Untunglah, Taman Badaan sudah berbenah dan menjadi tempat bermain anak yang murah, secara tak ada tiket masuk. Begitu juga para pejuang COD, yang kerap menjadikan taman ini sebagai lokasi titik temu para pedagang dan pembeli asal Facebook. Secara ia asri dan full prasmanan, sehingga diharapkan membuat proses COD menjadi lebih asri dan humanis.

Tapi, sebagai warga yang sering ke sana sejak kecil, saya tetap berharap perawatan terus dilakukan. Apalagi banyak anak-anak yang harus dijaga keselamatannya. Walau gratis, ia adalah ruang terbuka hijau yang penting bagi warga kota, sehingga perawatan adalah keharusan. Ia adalah tempat jualan dan berjalannya ekonomi berbasis kerakyatan yang sesungguhnya. Sebuah kawasan yang punya segudang manfaat bagi penduduknya, dan sudah sepantasnya dijaga.

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Juli 2022 oleh

Tags: kuda nilmagelangtaman badaan
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Bus Ekonomi Mustika, Penguasa Jalanan Semarang-Jogja: Dulu Jadi Andalan, Sekarang Berkawan Sepi

Bus Ekonomi Mustika, Penguasa Jalanan Semarang-Jogja: Dulu Jadi Andalan, Sekarang Berkawan Sepi

29 September 2023
4 Bangunan Ikonik dan Menyimpan Sejarah Panjang di Kota Magelang

4 Bangunan Ikonik dan Menyimpan Sejarah Panjang di Kota Magelang

20 Januari 2025
5 Orang yang Nggak Cocok Wisata ke Magelang, Mending Jalan-jalan di Jogja Aja

5 Orang yang Nggak Cocok Wisata ke Magelang, Mending Jalan-jalan di Jogja Aja

16 Mei 2025
Di Magelang, Ada Ojek yang Bisa Dimakan. Rasanya Enak, Teksturnya Kenyal, Harganya Murah Meriah

Di Magelang, Ada Ojek yang Bisa Dimakan. Rasanya Enak, Teksturnya Kenyal, Harganya Murah Meriah

23 Februari 2024
Sukomakmur Magelang, Wisata Negeri Sayur yang Sebaiknya Dikunjungi Hari Selasa dan Sabtu

Sukomakmur Magelang, Wisata Negeri Sayur yang Sebaiknya Dikunjungi Hari Selasa dan Sabtu

23 Agustus 2024
Jalan Alternatif Magelang-Boyolali Antara Merbabu dan Merapi, Indah Sekaligus Menantang Mojok.co

Jalan Alternatif Magelang-Boyolali antara Merbabu dan Merapi, Indah Sekaligus Menantang

28 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.