Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Tahu Campur, Kuliner Nikmat Asal Lamongan yang Kalah Tenar dari Soto

Erma Kumala Dewi oleh Erma Kumala Dewi
15 Oktober 2022
A A
Tahu Campur, Kuliner Nikmat Asal Lamongan yang Kalah Tenar dari Soto Terminal Mojok

Tahu Campur, Kuliner Nikmat Asal Lamongan yang Kalah Tenar dari Soto (Fitri Penyalai via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa sih yang nggak kenal soto Lamongan? Nikmatnya kuah kuning dengan taburan bubuk koya yang semakin bikin gurih agaknya sudah familier di lidah masyarakat Indonesia. Selain itu, keberadaan gerai soto Lamongan telah menjamur di berbagai kota di Indonesia. Padahal ada satu lagi lho kuliner enak dari Lamongan yang nggak banyak dikenal orang, namanya tahu campur.

Orang-orang yang tinggal di Malang, Surabaya, dan sekitarnya pasti familier dengan tahu campur. Namun orang-orang dari luar provinsi Jawa Timur mungkin masih asing dengan kuliner ini. Saya mengatakan demikian lantaran saya sudah pernah bertanya pada teman-teman dari luar Jawa Timur sebelum memperkenalkan makanan ini kepada mereka.

Jangankan orang dari luar provinsi, masih ada juga lho orang yang berasal dari provinsi Jawa Timur yang nggak tahu. Kalaupun tahu, kebanyakan mereka mengira tahu campur adalah makanan khas Surabaya atau Malang. Ya maklum saja, Surabaya dan Malang lebih sering dikunjungi wisatawan ketimbang Lamongan, dan tahu campur juga sering dijumpai di kedua kota tersebut.

Dulu keluarga saya di Tulungagung sempat nggak mengenal tahu campur. Begitu juga dengan keluarga yang lain di Blitar. Saya sempet heran, kok bisa ya masih satu provinsi dan letaknya nggak jauh dari Malang, tapi nggak kenal tahu campur? Padahal di Malang makanan ini cukup digemari masyarakat, lho. Saya menduga kalau hal ini berkaitan dengan pembagian budaya di daerah Jawa Timur.

Secara umum, setidaknya ada 5 pembagian wilayah di Jawa Timur berdasarkan ciri khas budaya masyarakatnya, yaitu Jawa Mataraman, Arek, Madura pulau, Pandalungan, dan Osing. Dalam kasus ini, Blitar dan Tulungagung masuk ke wilayah budaya Mataraman, sedangkan Malang dan Surabaya masuk ke wilayah Jawa Arek. Makanya budaya keduanya terlihat kontras; yang satu halus, yang lainnya kasar. Tapi sekarang saya sudah bisa menemui kedai tahu campur di Tulungagung walaupun nggak banyak.

Kembali lagi ke topik awal, tahu campur Lamongan beda banget lho sama tahu tek yang lebih populer di masyarakat. Di Semarang ada makanan dengan nama serupa, namun konsep sajiannya jauh berbeda. Kalau tahu campur Semarang kenampakannya lebih mirip dengan tahu kupat yang pakai saus kacang, sedangkan tahu campur Lamongan adalah makanan berkuah yang sama sekali nggak pakai kacang.

Isian tahu campur rame banget, ada irisan tahu goreng, lontong, soun, perkedel singkong, taoge rebus, selada, dan daging sapi. Daging sapinya pun berbeda dengan yang kita temui di rawon, sebab menggunakan bagian sandung lamur dan otot. Pokoknya teksturnya kenyal-kenyal gitu dan ada lemaknya. Dasar piringnya diolesi sedikit petis, kemudian disiram dengan kuah kaldu yang panas-panas yang cocok disantap di musim hujan.

Nah, bumbu kuah tahu campur ini sebenarnya mirip banget dengan bumbu soto. Bedanya, saat memasak ada tambahan sedikit gua merah dan gula pasir agar warna kuahnya cantik dan rasanya seimbang. Akan lebih mantap lagi kalau waktu masak ditambah sedikit udang yang diblender jadi satu dengan bumbu-bumbunya. Apalagi kalau kuahnya diinapkan dulu semalam, beuh rasa kuahnya bakal lebih tajam.

Baca Juga:

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

Tahu campur Lamongan biasa disajikan dengan petis yang jamak kita temui di dalam hidangan khas Jawa Timur. Jadi, rasanya gurih dan ada sedikit manis-manisnya. Tapi jangan dibayangkan semanis makanan Jogja, ygy. Manisnya tahu campur masih aman banget, kok, nggak terlalu mendominasi. Mungkin karena ada petis dan gula yang bikin makanan ini agak mengejutkan bagi orang di luar Jawa Timur dan bahkan ragu mencobanya. Tenang, petisnya nggak seheboh rujak cingur, kok.

Selain lezat, tahu campur juga punya kandungan gizi yang lengkap dan mengenyangkan. Sumber karbohidratnya saja ada 3 jenis sendiri, ada serat dari sayurannya, dan protein dari tahu serta dagingnya. Tapi, makan tahu campur terlalu banyak juga nggak sehat karena sangat berpotensi bikin kolesterol naik. Jadi jangan sampai terlena dengan kenikmatannya, ygy.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sego Boran, Kuliner Legendaris yang Cuma Ada di Lamongan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Oktober 2022 oleh

Tags: lamonganpetisSoto Lamongantahu campur
Erma Kumala Dewi

Erma Kumala Dewi

Penggemar berat film kartun walaupun sudah berumur. Suka kulineran dan kekunoan.

ArtikelTerkait

kudus

Hikayat Orang Kudus yang Tidak Makan Sapi dan Orang Lamongan yang Tidak Makan Lele

5 Agustus 2019
Sego Boran, Kuliner Lamongan yang Nggak Cocok di Lidah Wisatawan Mojok

Sego Boran, Kuliner Lamongan yang Kurang Cocok di Lidah Wisatawan

2 Desember 2024
Naik Trans Jatim Bakal Merana kalau Bareng Penumpang Nggak Peka seperti Ini Mojok.co

4 Penderitaan Warga Lamongan-Gresik yang Sehari-hari Naik Trans Jatim Koridor K4

14 September 2025
Jadi Makanan Khas, Soto Justru Menempati Kasta Terendah dalam Sajian Hajatan di Lamongan terminal mojok (1)

Jadi Makanan Khas, Soto Justru Menempati Kasta Terendah dalam Sajian Hajatan di Lamongan

16 September 2021
Tuban Bikin Iri Warga Lamongan: Perkembangannya Pesat!

Tuban Bikin Iri Warga Lamongan: Perkembangannya Lebih Pesat!

14 Juni 2024
Sudah Saatnya Soto dan Pecel Lele Lamongan Memberi Panggung untuk Nasi Boran

Sudah Saatnya Soto dan Pecel Lele Lamongan Gantian Memberi Panggung untuk Nasi Boran

7 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.