Standar Ganda Masyarakat di Desa Terhadap Pelajar Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
Cuma karena belajar Bahasa Inggris, saya merasa menjadi public enemy di desa. Sebaliknya, yang belajar Bahasa Arab dianggap alim begitu ...
Cuma karena belajar Bahasa Inggris, saya merasa menjadi public enemy di desa. Sebaliknya, yang belajar Bahasa Arab dianggap alim begitu ...
Coba deh dengerin baik-baik.
Sudah nggak terhitung berapa kali saya mendapatkan pertanyaan yang menjurus kepada body shaming semacam, “Keturunan Arab kok badannya kecil?” Cocoteee ...
Bahwa mau ngarab, njawani, ng-madurani, mbugis, mbatak, dan lainnya itu hanya tentang pemilihan penampilan saja.
Parahnya, gaya yang sangat Arab ini tidak hanya jadi tren tapi juga diam-diam jadi (((tolok ukur))) keimanan seseorang.
Punya wajah kearab-araban begini, saya sering dianggap ahli dan paham soal agama. Jujur saja anggapan ini membuat saya sedikit tertekan.