Orang-orang pada ribut Honda atau Yamaha, padahal sudah jelas Suzuki yang terbaik~
Mengamati beberapa tulisan yang tayang di Terminal Mojok akhir-akhir ini, saya menemukan banyak tulisan yang membandingkan antara motor keluaran Honda dan motor keluaran Yamaha. Beberapa penulis ini membandingkan antara Honda dan Yamaha berdasarkan pengalaman mereka.
Sebagai sesama pengguna sepeda motor, sejujurnya saya agak kurang setuju dengan pernyataan mereka. Justru menurut saya, Suzuki adalah motor terbaik. Begini alasannya.
Daftar Isi
Mudah dikenali karena desainnya gitu-gitu aja
Seperti yang sudah banyak diamini oleh pembaca, motor Suzuki memiliki desain yang gitu-gitu aja. Hal ini membuat banyak kalangan menilai bahwa Suzuki nggak melakukan banyak inovasi terhadap produksi motor mereka. Di samping itu, Suzuki dinilai nggak mau menuruti kehendak pasar yang menginginkan inovasi baru terhadap motor keluaran baru.
Akan tetapi dengan desain yang begitu-begitu aja, saya justru menilai inilah keunikan Suzuki. Modelnya yang monoton bikin kita mudah mengenali motor satu ini.
Misalnya begini. Bayangkan kita sedang parkir di parkiran sekolah, kampus, atau bahkan mal. Ini misalnya, ya. Saya yakin kita bakal dengan mudah mengenali motor Suzuki hanya dari desain dan bentuk motornya. Beda kalau motor kita merek Honda atau Yamaha. Kita harus memperhatikan motor satu persatu karena desain motornya yang beragam dan jumlahnya banyak.
Dengan desain yang itu-itu aja, pemilik motor Suzuki pasti menggunakan motor ini bukan karena body-nya. Karena kalau soal desain, pabrikan Jepang satu ini jelas kalah. Alasan orang menggunakan motor satu ini pasti karena spare part yang kualitasnya patut diacungi jempo. Saya akan membahasnya di poin selanjutnya.
Baca halaman selanjutnya.
Awet dan otentik, itulah Suzuki….
Spare part Suzuki itu awet
Seperti yang sudah saya singgung di atas, spare part motor Suzuki kualitasnya sangat bagus. Sering kali ketika diservis, onderdil yang ada di motor masih asli keluaran pabrik. Bukankah ini bagus sekali?
Di samping itu, keberadaan layanan servisnya yang masih terbatas juga menjadi hal baik menurut saya. Biasanya hanya ada satu atau dua dealer khusus Suzuki yang membuka layanan servis. Hah, kan layanan servisnya terbatas, bagus dari mana, sih?
Jadi gini. Ketika layanan servis terbatas, itu berarti kita bisa memastikan kualitasnya. Layanan servis yang ada di setiap kota tentu sudah mengikuti standar dari pusat. Kalau layanan servisnya sedikit, berarti mereka akan bekerja lebih fokus dan memberikan pelayanan paling prima.
Beda halnya dengan merek lain yang ada beberapa tempat dalam satu kota. Menurut saya, kualitasnya dapat dipertanyakan antara satu tempat servis dengan tempat servis lainnya. Hal ini dipicu karena adanya persaingan.
Jumlah pemilik motor Suzuki itu terbatas
Tak seperti motor merek lain, pemilik motor Suzuki jumlahnya sangat terbatas. Motor ini memang jarang dilirik konsumen, makanya jarang ada yang memiliki motor satu ini.
Justru di situlah nilai tambah motor ini. Selain mudah ditemukan di parkiran, nilai tambah lainnya adalah pemilik motor bisa dengan mudah dikenali oleh orang lain. “Yang kamu maksud Ahmad yang motornya Smash itu, ya?” Rupanya motor bisa menjadi identitas kedua bagi seseorang.
Harga jual anjlok, nggak bikin orang boros
Mungkin sudah bukan rahasia lagi kalau motor Suzuki bekas alias second sering kali dijual dengan harga yang sangat murah alias anjlok. Hal ini akan membuat pemilik motor berpikir ratusan kali sebelum menjual motor miliknya. Pemiliknya nggak bakalan boros gara-gara FOMO kalau ada motor keluaran terbaru dirilis.
Selain itu, harganya yang anjlok ini akan membuat seseorang berpikir ulang untuk membeli motor Suzuki keluaran baru. Soalnya kan kalau dijual harganya anjlok. Sehingga dapat dipastikan, orang yang yang membeli motor ini adalah orang yang benar-benar menyukai dan akan memakainya, bukan untuk dijual lagi.
Itulah beberapa alasan saya menobatkan Suzuki sebagai motor terbaik melebihi Honda dan Yamaha. Kalau menurut kalian gimana?
Penulis: Miftakhu Alfi Sa’idin
Editor: Intan Ekapratiwi