Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Suzuki Smash Memang Lemah Lembut, tapi Ia Abadi

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
16 Mei 2021
A A
Suzuki Smash Memang Lemah Lembut, tapi Ia Abadi terminal mojok.co

Suzuki Smash Memang Lemah Lembut, tapi Ia Abadi terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Pada 2011, bapak saya membeli sebuah motor bekas bikinan tahun 2008. Sebuah motor Suzuki Smash akhirnya terparkir di ruang tamu saya. Motor itu adalah motor pertama di keluarga kami. Ia berwarna biru dan hitam, masih kinclong dan bersuara lembut. Motor itu terlihat sangat menawan dan canggih bagi saya. Maklum, motor pertama keluarga. Mata dan hati saya yang polos belum tercemar dengan dunia otomotif yang penuh persaingan sengit.

Seiring berjalannya waktu, saya mulai mencoba motor-motor lain. Baik membonceng maupun memegang kemudi. Mohon maaf, Smash jadi terasa lemah lembut dan kurang gahar. Apalagi melihat desain motor lain, ya mohon maaf lagi, Smash ini jelek bentuknya, kurang nyetil.

Smash boleh punya tagline gesit dan irit, tapi sepertinya Honda Astrea atau Supra yang lebih cocok punya gelar itu. Ngomongin geter di badan, Smash tentu nggak cuma sekadar getar, ia bergoyang dombret saat digeber dengan kecepatan 60 km per jam.

Badan saya gempal, 80 kg, dan kadang sambil boncengan. Sudah pasti tenaga Smash seperti hilang, makin letoy saja. Apalagi kalau dipaksa jalan di tanjakan: mbleret, Bosku!

Tenaga Suzuki Smash memang terkesan gemulai, bak penari gambyong. Yang payah itu, kalau di tanjakan ada mobil atau truk pasir di depan kita. Mau nyalip susah, mau nekat takut nggak kuat. Benar-benar Cherrybelle, “dilema”. Digeber dengan full power juga tetap nggak ada perubahan. Apalagi kalau tanjakan yang dilewati panjang, gigi satu adalah wajib, bahkan sejak dari awal tanjakan. Alon-alon asal kelakon (pelan tapi pasti) juga bukanlah istilah yang sesuai. Alon ra patio kelakon (pelan tapi nggak begitu pasti) mungkin lebih tepat. Melewati tanjakan adalah perjuangan dan kesabaran kelas tinggi bagi pengguna Suzuki Smash.

Namun, meski desain dan tenaganya kurang jos, soal awet jangan ditanya lagi. Smash itu seolah abadi. Seolah-olah mesin dan onderdil miliknya pernah dimandikan darah naga saat di pabrik. Sejauh ini, hanya lampu depan dan saklar lampu sen yang pernah diganti. Ganti oli? Sering lupa dan tak pernah ada kendala, paling pol tiba-tiba panas dan tenaga makin kendor. Tapi, tak ada cerita macet-macetan. Setelah diisi oli, semua itu sudah nggak jadi soal.  Selemah lembutnya Smash, ia punya onderdil yang gahar. Buka atau turun mesin tak pernah terjadi, paling pol ganti kampas rem.

Soal harga, Suzuki Smash yang mirip seperti punya saya ini, berkisar di harga Rp3 sampai 4 jutaan. Saya pikir tak ada salahnya mempercayakan Suzuki Smash sebagai tunggangan harian. Motor saya ini, sudah mengarungi pergolakan jarak tempuh gila-gilaan. Dulu pernah digunakan rutin untuk mengantar saya sekolah atau ke rumah nenek saya, jaraknya sekitar 22 km pulang pergi, dan 70 persen jalanan didominasi tanjakan. Setelah itu, ia digunakan untuk mengantar adik saya saat SMA, jarak yang ditempuh 8 km. Sekarang, masih digunakan oleh bapak saya setiap hari. Tak pernah ada kendala mesin, pokoknya lancar jaya.

Onderdilnya murah meriah. Beberapa teman yang menggunakan Suzuki Smash, mengaku tak kesulitan jika memang harus ganti onderdil. Selain murah, ia mudah sekali untuk dicari. Masalah yang paling sering muncul kebanyakan pada kelistrikan dan segala pencetan di kokpit. Mudah dirawat, murah, dan abadi.

Baca Juga:

Pengendara Motor yang Menyalakan Lampu Hazard dan Kebut-kebutan di Jalan Raya Itu Punya Masalah Apa sih?

10 Kebiasaan Buruk yang Harus Ditinggalkan agar Motor Nggak Gampang Mogok Saat Musim Hujan

Dahulu, saya tak begitu suka motor ini. Bentuknya kurang asyik, nanggung, pun tenaganya lemah lembut. Jika pengguna Scoopy dianggap softboy, pengguna Smash mungkin dianggap letoyboy. Kini, motor ini sudah membuktikan kedigdayaan pabrikan Suzuki. Suara tetap halus, asap knalpot bersih, dan irit duit bengkel. Ia memang tak seperti Supra dan Revo yang powerfull dan keren. Ia tak bisa dipaksa jalan cepat dan nggak ngerti jika saya sedang terburu-buru. Ia juga sudah berkali-kali membuat para gadis ragu untuk terus bersama saya.

Namun, ia bisa jadi teman yang baik, teman yang akan selalu ada, dan nggak nyusahin saya. Ia menunjukkan arti kesetiaan dan nggak jadi beban yang sesungguhnya. Ia memberikan saya semacam motivasi bahwa kita tak boleh berhenti. Pada akhirnya, semua omongan miring akan kalah dengan pembuktian nyata. Ada sebuah kredo dari para pengguna Smash. Bahwa Smash akan abadi hingga Imam Mahdi hadir dan Smash hanya akan hancur lebur saat kiamat tiba. Semoga Smash saya terus lestari, hingga ribuan tahun lagi.

Sumber Gambar: YouTube Falela Sandy

BACA JUGA Review Suzuki Smash Titan Setelah 7 Tahun Pemakaian atau tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Mei 2021 oleh

Tags: Motorreview otomotifSuzuki Smash
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Mall di Jakarta Mendiskriminasi Pengguna Motor. Nggak Semua Menyediakan Parkiran Khusus Motor, Kalaupun Ada Letaknya Jauh dari Gedung Mall

Mall di Jakarta Mendiskriminasi Pengguna Motor. Nggak Semua Menyediakan Parkiran Khusus Motor, Kalaupun Ada Letaknya Jauh dari Gedung Mall

17 Juni 2024
Starter Pack Nonton Balapan di Sirkuit Mandalika biar Nyaman dan Asyik terminal mojok

Starter Pack Nonton Balapan di Sirkuit Mandalika biar Nyaman dan Asyik

20 November 2021
5 Cara Kirim Motor Antarkota di Pulau Jawa Beserta Biayanya Terminal Mojok

5 Cara Kirim Motor Antarkota di Pulau Jawa Beserta Biayanya

25 September 2022
Punya Tetangga Bengkel Motor Nikmat Sekaligus Menyedihkan

Punya Tetangga Bengkel Motor Nikmat Sekaligus Menyedihkan

13 Februari 2024
4 Motor yang Sulit Dimaling, Dilirik Maling pun Tidak

Rekomendasi 4 Motor yang Sulit Dimaling, Dilirik Maling pun Tidak

22 Februari 2025
Pengalaman Motoran Lamongan-Jogja: Mulai Jalur Rusak sampai Alas Ngawi yang Menghipnotis untuk Tidur Sesaat

Pengalaman Motoran Lamongan-Jogja: Mulai Jalur Rusak sampai Alas Ngawi yang Menghipnotis untuk Tidur Sesaat

25 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.