Suzuki kembali menepati janji. Seperti yang sudah santer diberitakan sejak awal tahun, pabrikan asal Hamamatsu, Jepang, itu berencana meluncurkan dua motor baru: satu skutik dan satu sport. Nah, beberapa hari lalu, versi sport resmi hadir yakni Suzuki Satria Pro. Motor tersebut hadir dengan fitur yang nggak main-main. Walau memang, body-nya tetap saja opo anane kalau kata orang Jawa.
Itu mengapa, alih-alih disambut hangat, kehadiran Suzuki Satria Pro justru menuai cibiran. Kolom komentar media sosial pun ramai dengan kata-kata pedas seperti “Suzuki nggak pernah gagal mencetak produk gagal!” hingga “nggak bakal laku!”. Berkebalikan dengan para netizen, saya justru salut pada Suzuki yang berhasil meluncurkan motor yang bisa jadi andalan.
Salah sangka karena hanya melihat bodi Suzuki Satria Pro
Pihak Suzuki sebenarnya nggak perlu marah atas ucapan-ucapan netizen. Nggak usah diambil hati pokoknya. Justru saya malah semakin menghormati value yang dipegang oleh para punggawa Suzuki. Mereka dengan teguh mempertahankan nilai fungsi daripada visual.
Menilik lebih dekat soal keunggulan utama Suzuki Satria Pro, motor ini dilengkapi kombinasi teknologi modern dan performa mesin yang kompetitif. Motor ini dibekali fitur-fitur unggulan seperti ABS satu saluran di roda depan, sistem keyless, konektivitas Bluetooth dengan navigasi, serta soket pengisian daya USB-C (kelengkapan yang jarang ditemukan secara penuh pada kompetitornya).
Dari sisi dapur pacu, Suzuki Satria Pro mengusung mesin 150cc DOHC 4-katup berpendingin cairan yang menghasilkan tenaga sekitar 18,1–18,2 HP. Salah satu yang tertinggi di kelas underbone sport 150cc. Teknologi assist and slipper clutch (SCAS) juga disematkan untuk meringankan tuas kopling dan mencegah roda belakang mengunci saat deselerasi mendadak. Fitu ini jelas eningkatkan keamanan serta kenyamanan berkendara.
Dengan menilik hal-hal di atas, Suzuki jelas menegaskan posisinya sebagai produsen kendaraan yang menitikberatkan pada substansi dan kinerja, bukan sekadar penampilan. Satria Pro menjadi bukti bahwa esensi sejati dari sebuah motor terletak pada kemampuan dan ketahanannya, bukan pada visual yang memikat sesaat.
Suzuki sedang menghidupi slogan “By Your Side”
Saya menilai, kekecewaan publik terhadap desain bodi Suzuki Satria Pro sebenarnya berakar pada kurangnya pemahaman terhadap makna slogan “By Your Side”. Itu slogan yang diusung Suzuki tahun ini. Slogan tersebut bukan sekadar bentuk promosi, melainkan pernyataan sikap. Suzuki berkomitmen untuk selalu hadir mendampingi pengendara melalui produk yang fungsional, tangguh, dan sesuai dengan kebutuhan nyata di jalan. Mereka tidak ingin meluncurkan produk yang hadir hanya untuk memanjakan mata.
Oleh sebab itu, Satria Pro memang sejak awal dirancang dengan fokus pada kenyamanan, keandalan, dan keamanan pengguna. Suzuki ingin menegaskan bahwa keberpihakan kepada konsumen tidak ditentukan oleh seberapa mencolok desainnya. Keberpihakan ini diwujudkan dengan meluncurkan produk yang mampu diandalkan dalam aktivitas sehari-hari.
Kritik terhadap tampilannya tentu sah-sah saja, tapi kalua konsumen mau melihat lebih dalam, Satria Pro justru sedang menghidupi slogannya “By Your Side”. Mereka ingin hadir di sisi pengendara untuk diandalkan, bukan sekadar untuk dilihat.
Mendengarkan suara konsumen
Jangan beranggapan Suzuki tak mendengar masukan dari pengendara. Suzuki justru sedang menunjukkan bahwa mereka mendengarkan masukan dengan cara yang lebih elegan dan dewasa. Mereka mendengarkan dengan menciptakan produk yang tangguh, efisien, dan nyaman digunakan setiap hari. Satria Pro bisa jadi rekan seperjalanan yang bisa diandalkan kapan saja dibutuhkan.
Saya yakin Suzuki paham bahwa kepuasan sejati tak datang dari pujian atas desain semata. Kepuasan pelanggan datang dari rasa aman dan keawetan suatu produk yang tumbuh setiap kali mesin dinyalakan. Jadi, bagi yang masih nyinyir soal bodi Satria Pro yang kurang memuaskan, mungkin sudah waktunya menyalakan mesin dan mencobanya langsung.
Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Sederet Keanehan di Balik Bus Trans Bangkalan yang Telah Berhenti Beroperasi.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
