Di Indonesia, sedan pernah jadi raja jalanan. Era keemasan itu berlangsung di tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Kala itu, hampir semua merek mobil punya sedan andalan. Toyota dengan Corolla, Honda dengan Civic, Mitsubishi dengan Lancer. Dan, tentu saja, Suzuki punya Baleno.
Sayangnya, Suzuki Baleno ini diduga mendekati akhir cerita. Gara-garanya, dia tidak terlihat batang hidungnya di ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Absennya Suzuki Baleno di GIIAS 2025 jelas membuat banyak orang berspekulasi. Terlebih, di laman resmi Suzuki Indonesia nama Baleno juga sudah tak ada. Yang masih bertahan hanya Ertiga, XL7, Jimny, hingga Grand Vitara.
Mungkinkah Suzuki Baleno disuntik mati? Jika benar, kasihan dia. Sudah sudah payah bertransformasi, ehh, endingnya disuntik mati!
Masa emas Baleno sedan
Sejak debutnya di Indonesia pada pertengahan 1996, Suzuki Baleno langsung mencuri perhatian. Generasi pertama, yang dikenal juga sebagai Baleno Millennium, hadir sebagai sedan 1.600 cc yang lumayan bertenaga untuk zamannya.
Desainnya yang elegan dan tidak terlalu mencolok jadi daya tarik tersendiri. Mesin cukup bandel, perawatan gampang, dan harganya lebih ramah dibanding sedan Eropa atau Jepang lain di era itu, membuat Baleno cepat naik kasta.
Buktinya, di era 2000-an awal, Baleno identik dengan mobil dinas pejabat. Sekelas Bupati, kepala dinas, atau minimal pejabat eselon dua, banyak yang naik mobil ini. Baleno jadi simbol kewibawaan, tapi tetap terasa membumi. Wajar, sebab ia tidak seglamor Camry, tapi juga tidak seremeh sedan kelas bawah.
Singkatnya, Baleno pernah punya panggung.
Dari sedan ke hatchback
Tapi, tak ada yang abadi di dunia otomotif. Begitupun dengan minat publik terhadap sedan. Akhirnya, demi bertahan hidup, Suzuki Baleno beberapa kali bertransformasi menyesuaikan jaman.
Pada 2008, generasi ketiganya mengusung desain crossover. Lalu pada 2017, bereinkarnasi menjadi bentuk hatchback. Daftar ubahan pada Suzuki Baleno hatchback ini terbilang menyeluruh, dari desain, kenyamanan, performa mesin, hingga fitur-fitur modern yang menjadi modalnya bersaing di Indonesia.
Lanjut di tahun 2019. Sejarah Suzuki Baleno hatchback kembali terukir di Indonesia dengan diluncurkannya sentuhan baru alias facelift. Perubahan terlihat pada bagian gril yang semakin terasa sportif, senada dengan air intake pada bumper depan bagian bawah. Suzuki Baleno pun jadi rival kuat dari Toyota Yaris, Honda Jazz, dan Daihatsu Sirion pada masa itu.
Tren facelift kemudian hadir lagi di tahun 2022. Kali ini ubahannya lebih menyeluruh, bukan cuma eksterior, tapi juga interior, dan mesin. Dengan mesin K15B yang kubikasinya lebih besar yaitu 1.462 cc atau serupa dengan Ertiga, mobil berlogo S ini jadi tampak seperti naik kelas.
Singkatnya, Baleno tak pernah berhenti untuk terus bertransformasi.
Suzuki Baleno: dari mobil pejabat ke underrated darling
Sayangnya, meski berkali-kali melakukan transformasi, Suzuki Baleno tak pernah jadi juara penjualan. Angkanya selalu kalah saing dengan rival-rival sekelasnya. Meski demikian, Suzuki Baleno menemukan rumah baru di kalangan pencinta modif.
Bagi para pencinta modif, Baleno ibarat kanvas kosong yang siap dicorat-coret. Desain bodinya nggak neko-neko, jadi gampang untuk dimainkan. Mau dipasang velg lebar, diceperin, atau diberi bodykit ala JDM, semuanya nyambung. Mesin 1.5-nya juga tergolong bandel, gampang dioprek, dan part penggantiannya relatif murah. Selain itu, harga bekasnya yang ramah kantong juga jadi nilai tambah bagi pecinta modif dengan budget terbatas. Itu sebabnya, Suzuki Baleno jadi mobil yang dipuja bukan secara massal, tapi dicintai dengan cara yang lebih personal.
Ironis, ya? Dari mobil dulu berdiri gagah di parkiran kantor pejabat, kini lebih sering nongkrong di bengkel modif. Dan yah, kalau memang benar Baleno pamit, nggak heran juga, sih. Toh, ini bukan pertama kalinya Suzuki melepas produk justru saat mulai punya penggemar niche. Ingat Suzuki Swift? Nasibnya juga tak jauh beda dengan Suzuki Baleno.
Singkatnya, dari Suzuki Baleno ini kita belajar bahwa susah payah berubah pun, kita tetap bisa kalah dengan kejamnya pasar.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Baleno Hatchback: Optimis Sanggup Menggeser Yaris dan SUV Turbo-turboan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.



















