Gara-gara saya payah sekali mengingat nama orang, hampir setiap mau nyapa orang, saya harus mikir keras sambil ngomong dalam hati, “Duh, itu siapa ya namanya?”. Hadeeeh.
Menurut kalian wajar nggak sih kalau susah inget nama orang tuh? Bagi saya sih wajar-wajar aja, wajar banget malah. Coba bayangin deh. Eh jangan bayangin ding, coba pikir deh. Kita hidup di dunia sudah berapa tahun? Terus setiap harinya ketemu sama manusia dengan nama yang berbeda.
Pindah sekolah ketemu teman baru. Pindah tempat kerja ketemu rekan baru. Pindah rumah ketemu tetangga baru. Pindah hati juga bersama orang dengan nama yang baru di hati kita. Ya gimana ini memori otak cukup buat nampung nama-nama kalian ituuu? Hambok dimaklukmi dong.
Suatu ketika saya pergi ke swalayan disapa oleh seseorang,
“Eh Mbak Lulu”
“Hei iya”, Sambil dalam hati mbatin, “Pernah liat orang ini tapi di mana?”
“Duh kamu siapa ya?”
Kalimat itu bener-bener nggak ada niatan buat terlontar dari mulut ini. Huh nyesel banget sampe ngomong gitu. Padahal biasanya kalimat itu cuma mbatin aja. Jadi ya ngomong di hati, nggak saya ucapin langsung.
Bukan apa, saya merasa bersalah aja gitu kalau lupa nama orang itu, apalagi sampai terucap gitu kan takutnya nyakitin hati orang itu, gitu lho. Oke, belum selesai percakapan masih berlanjut.
“Oh, kamu anak (sini) ya?”, Kusebutkan almamaternya yang ternyata dia se-almamater sama saya. Ini pun saya bisa tahu karena dia pakai kaos almamater.
“Hehe iya Mbak”, Balasnya.
“Duluan ya Mbak”, Kemudian kuputuskan untuk menyudahi percakapan sapaan sore itu. Sambil dalam hati masih menyesalkan dan menyalahkan diri kenapa tadi harus ngomong itu.
Saya memang susah sekali mengingat nama orang dan rute jalan (kalau baru sekali lewat). Namun saya selalu mengingat wajah orang-orang. Kadang saya kesel sendiri sama kelemahan satu ini.
Malah cerita teman saya lebih terkesan lebih jahat dibanding perkataan saya tadi. Meskipun jahatnya lebih keliatan saya sih, hehe. Jadi dia pernah mengeluhkan yang sama dengan saya. Dia juga susah mengingat nama orang.
“Kamu tahu nggak caraku kalau lagi ketemu orang tapi lupa namanya?”
“Gimana gimana?”
“Tapi ini kasusnya beda sama kamu tadi ya. Ini trikku kalau belum disapa orang itu duluan”
“Iya iyaaa, buruan gimanaa”
“Jadi kalau udah liat orang nih ya dari jauh, kok sekiranya kenal sama orang itu, dan ada kemungkinan orang itu bakal nyapa kita, langsung aja kita mengalihkan pandang lalu pura-pura nggak liat”, Jelasnya.
“Weh pura-pura nggak liat gitu?
“Iya. Lho ya nggak apa-apa daripada kamu tadi malah bisa jadi nyakitin hati orang itu”
“Oke. Masoook saranmu”
Boleh juga, sefruit tips dari teman saya. Eheee. Tapi memangnya cuma saya dan dia doang yang ngalamin kayak gini? Saya yakin kalian juga pasti ada yang kayak gini juga kan. Nggapapa, you not the one and only, tak temenin pokoknya.
Menurut Richard Harris, seorang professor psikologi di Kansas State University, demikian bisa bergantung pada seberapa tinggi ketertarikan kita pada sesorang. Jika lebih tertarik pada sesuatu atau seseorang, maka kita akan lebih mudah mengingatnya. Jadi, bukan karena kemampuan otak yang rendah.
Tapi memang iya sih, buktinya kalau kita sekali aja ketemu orang yang kalau kita tertarik, misal baru kenal orang terus tertarik di pandangan pertama, gitu kan ya pasti kita bakal ingat terus. Ya kalau cuma sekadar kenalan terus ngga tertarik sama sekali, jelas pasti habis itu lupa ya lupain aja gitu. Apalagi kalau namanya susah. Halah malah paling-paling juga nggak ketemu lagi. Eh jebul ketemu lagi. Hahaaa sukuriiin~
Kata Dokter Punit Shah, seorang psikolog dari Anglia Ruskin University, “Hampir semua orang pernah lupa atau sulit dalam mengingat nama. Namun fenomena ‘ingat wajah lupa nama ini’ adalah kesulitan mengasosiasikan sebuah nama yang sudah pernah kalian dengar dengan wajah seseorang. Ini yang biasanya disebut Prosopagnosia”
Dah nggapapa, kamu nggak sendiri. Ada saya, disini. Uhuk~
BACA JUGA Tulisan dan Memori yang Terbatas atau tulisan Lulu Erzed lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.