Surat Terbuka untuk Pemda Karawang Terkait Pengelolaan Rusunawa Adiarsa: Masak Kalah sama Cerita Angker?

Surat Terbuka untuk Pemda Karawang Terkait Pengelolaan Rusunawa Adiarsa: Masak Kalah sama Cerita Angker?

Surat Terbuka untuk Pemda Karawang Terkait Pengelolaan Rusunawa Adiarsa: Masak Kalah sama Cerita Angker? (Pixabay.com)

Surat terbuka ini saya tulis, ditujukan untuk Pemerintah Daerah Karawang, terkait pengelolaan Rusunawa Adiarsa. Bagi warga karawang atau yang pernah tinggal di Kota Pangkal Perjuangan ini, pasti tau dengan bangunan Rusunawa Adiarsa, yang berlokasi di dekat GOR Adiarsa. Lokasi tepatnya di Kelurahan Adiarsa Barat, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang.

Banyak orang bilang jika rusunawa itu angker. Bahkan YouTuber terkenal seperti Jurnal Risa pun pernah menyambangi tempat itu. Fakta menyebutkan jika lokasi yang dijadikan bangunan Rusunawa itu dulunya RSUD dan dekat dengan kamar mayat serta pemakaman. Oleh karena akan ada perombakan besar-besaran, maka RSUD dipindahkan ke lokasi yang lebih strategis yaitu di Galuhmas.

Seperti yang sudah-sudah, jika ada bangunan punya label “bekas rumah sakit”, akan ada cerita horor mengikuti, entah itu nyata atau muncul dari gejala skizofrenia yang tak terdeteksi.

Dilansir dari Kompas.com, Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Karawang Dedi Achdiat mengatakan, penyebab rusunawa itu tidak laku akibat kesan angker yang menyertainya. Beliau juga menambahkan, renovasi tak begitu membantu karena tetap saja tak laku setelah usaha renovasi.

Cerita angker 1-0 Pemda

Jawaban tersebut tentu saja mengecewakan bagi saya. Betul, stigma bangunan bekas rumah sakit bisa bikin orang berpikir dua kali. Tapi, jika pihak macam pemerintah memasukkan faktor tersebut sebagai penghambat, rasa-rasanya tidak lucu. Peradaban sudah berpikir keras memindahkan manusia ke Mars, masak kita malah mundur menyerah dengan kata angker?

Padahal jika mau melihat agak jeli, sudah tahu masalahnya di mana: perawatan. Tembok retak, berjamur, cat pudar, tidak layak huni, itu jelas adalah alasan utama kenapa Rusunawa Adiarsa Karawang tidak laku.

Bangunan yang dibangun di atas tanah bekas RSUD itu terdiri dari empat lantai. Dari 80 kamar yang ada, tidak semuanya layak huni. Kini rusun itu hanya dihuni 24 keluarga. Pada lantai 1, hanya ada 8 kamar atau ruang yang layak. Begitu pun dengan lantai 2 dan 3. Sedangkan, pada lantai 4 tidak ada kamar yang layak huni, seperti diceritakan seorang petugas pengelola.

Kamar mandi di dalam kamar, seluruhnya tidak bisa digunakan. Kondisi itu diakali dengan membuat kamar mandi portabel di sejumlah tempat. Saluran air pembuangan atau drainase juga tidak berfungsi. Setiap hujan turun, air merembes dari atap.

Rusunawa Adiarsa Karawang nggak laku karena angker? Please, hantu saja mungkin mikir-mikir mau tinggal di situ.

Coba bayangkan siapa yang mau bertahan di tempat tinggal seperti itu. Iya sih biaya sewa murah tapi kalau malah mendatangkan penyakit seperti infeksi paru sih malah tekor bandar.

Sebuah solusi untuk Rusunawa Adiarsa Karawang

Kemudian ada alasan lain terkait kenapa rusunawa ini tidak laku, yaitu tidak strategisnya lokasi karena jauh dari mana-mana. Menurut saya hal ini juga kurang tepat, karena lokasi rusunawa tersebut pun sudah ramai dan berada di tengah kota. Berangkat dari alasan itu, pihak pengelola rusunawa pun berencana akan membuat rusunawa tandingan yang berlokasi lebih strategis.

Padahal bisa aja nih solusinya gini: gimana kalau renovasi beneran, dipastikan semua unit layak huni, dan beri sosialisasi atau apalah agar banyak yang pindah ke situ?

Tapi ya, itu tentu saja hanya usulan yang sebenarnya bisa jadi solusi. Mau diambil atau tidak, semua ada di tangan Pemda Karawang. Kecuali emang mau jadiin itu rusunawa sebagai lokasi syuting The Raid sih, beda cerita.

Penulis: Diaz Robigo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tidak Seseram di Film Pengabdi Setan 2, Ini 5 Hal Menguntungkan Tinggal di Rumah Susun

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version