#2 Kualitas cerita yang menurun
Banyaknya film dan series superhero yang dirilis belakangan ini tidak berbanding lurus dengan kualitas penulisan storylinenya. Kita bisa lihat bagaimana perubahan karakter-karakter superhero, villain, maupun karakter pendukung lainnya yang tiba-tiba jadi aneh dan nggak sesuai pakem aslinya dalam komiknya kan? Ada yang tiba-tiba mati, ada yang tiba-tiba jadi baik, ada yang tiba-tiba jadi jahat, dan ada juga yang tiba-tiba ngilang aja gitu. Hal tersebut lumrah banget. Susah banget untuk istiqamah meneruskan semesta yang sudah dibangun sejak belasan tahun yang lalu.
#3 Film superhero yang nggak lagi istimewa
Sekitar 25 tahun yang lalu, jutaan orang di seluruh dunia dibuat kagum dengan aksi Spider-Man yang mampu berayun dari satu gedung ke gedung lainnya di New York City maupun ketika melihat Superman sanggup terbang dari satu benua ke benua lainnya dengan waktu yang sangat singkat.
Tapi di tahun 2023, adegan-adegan tersebut bisa kita sebut “biasa saja” karena kita sudah menyaksikan puluhan film superhero yang menyajikan adegan audio visual seperti itu. Belum ditambah dengan film action lainnya yang turut menyajikan adegan serupa kayak Avatar: The Way of Water atau sejenisnya, jadinya udah nggak begitu spesial. Beda dengan puluhan tahun yang lalu ketika kualitas audio visual kayak gitu masih jadi barang langka..
Dan itulah semua yang bikin kita mengalami superhero fatigue. Asupannya terlalu banyak, kualitasnya ya gitu-gitu saja. Seenak apa pun makanan, kalau kamu makan tiga kali sehari selama seminggu berturut-turut ya bakal bosan.
“Kalau gitu tinggal adaptasi aja dari komiknya atuh?”
Sayangnya, tidak semudah itu mengadaptasi cerita komik ke layar lebar. Andai semudah itu, kita udah melihat banyak film live action adaptasi manga terkenal macam, misal, Monster karya Urasawa Naoki. Padahal Monster hanya punya satu universe, bayangkan misal DC yang punya timeline yang berbeda-beda.
Mau nggak mau, para produser kudu berpikir keras untuk menciptakan sesuatu yang baru. Kalau nggak, ya makin lama makin menurun minat orang datang ke bioskop. Apalagi untuk Marvel, ngapain coba rilis film di bioskop kalau nggak sampe tiga bulan kemudian, dirilis ke Disney+?
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA The Batman: Film Superhero kok Begini?