Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Sungguh, Wali Kota Depok Adalah Teladan Bagi Semua Bupati Se-Flores

Bonefasius Zanda oleh Bonefasius Zanda
30 Juli 2019
A A
wali kota depok

wali kota depok

Share on FacebookShare on Twitter

Wali Kota Depok itu sebenar-benarnya contoh. Tak ada alasan bagi semua wali kota dan bupati untuk tidak menirunya.

Rasa-rasanya, tidak ada wali kota di Indonesia yang bisa menandingi Mohammad Idris. Di tengah kebiasaan program-program kepala daerah yang seringkali tak menyentuh kebutuhan akar rumput, Wali Kota Idris malah bermanuver dengan terobosan yang bikin geleng-geleng bingung. Gila, Bosque!

Ingat 2016 lalu? Kala itu, Idris dan wakilnya Pradi Supriatna siap bekerja dengan tiga program unggulan dalam RPJMD Kota Depok periode 2016-2021: Zero Waste City, Smart Healthy City, and Family Resilience City. Woouuwwww… Tiga program unggulan ini dimaksudkan setepat-tepatnya untuk merealisasikan visi Kota Depok sebagai kota yang unggul, nyaman, dan religius. Meski, untuk poin ‘religius’, sulit saya temukan program unggulan mana yang pas untuk mewujudkannya.

Alih-alih serius mewujudkan 3 program unggulan ini, Idris malah muncul dengan terobosan yang kini sedang jadi bahan pembicaraan serentak olok-olokan itu. Apa itu? Yah betul, soal menghibur warga Depok yang terjebak kemacetan. Agar tak bosan dan terhibur, Pemerintah Kota Depok mewacanakan memutar lagu daerah di setiap lampu merah. Sungguh sebuah wacana yang anti-mainstream dan di luar tafsiran analis mana pun, termasuk analis dari surga.

Belajar dari ini semua, belajar dari bagaimana Idris tampil di luar dugaan, maka tak berlebihan bila semua bupati di Flores wajib menjadikannya sebagai teladan. Mengapa Wali Kota Idris wajib digugu dan terobosannya memutar lagu di tiap lampu merah itu wajib ditiru?

Imajinasi tinggi

Keutamaan paling penting yang wajib digugu dari Idris adalah kemampuannya berimajinasi. Bagaimana tidak, imajinasi Idris bisa sampai pada keyakinan bahwa untuk menghibur warga yang terjebak macet, lagu-lagu daerah adalah obatnya. Sungguh tak tertandingi, imajinasi Pak Idris ini.

Dengan imajinasi level super ini, semua bupati di Flores wajib menirunya – karena di Flores tak ada Kota. Misalnya, saat urus e-KTP, warga Sikka – Maumere yang sedang antre dihibur oleh pementasan teater. Ini tentu terobosan yang amat sangat baik. Warga jadinya tak bosan karena waktu mereka terbagi pada alur teater yang bisa bikin mereka lupa tujuan utama. Dari siapa Bupati Sikka bisa belajar berimajinasi setinggi ini? Yah, benar, dari Wali Kota Idris.

Baca Juga:

Selama Kasus Baru Ditangani kalau Viral, Jangan Harap Imbauan untuk Tidak Share Video Bullying Akan Digubris Orang-orang

Tobrut Memang Meresahkan, Budaya Merendahkan Tubuh Perempuan tapi Dimaklumi karena Gampang Masuk FYP

Bupati-bupati di Kabupaten lain juga bisa berimajinasi ala Idris. Misalnya, agar warga di sekitar galian tambang tak kena penyakit karena debu, maka sebuah Pohon Masker dapat diciptakan. Warga dapat dengan bebas dan gratis memetik daun-daun yang adalah masker, untuk menutup hidung dan mulut mereka. Belajar dari siapa? Lagi-lagi, dari Wali Kota Idris.
“Salon” besar di tiap lampu merah

Orang Flores punya sebutan unik untuk speaker atau pengeras suara/bunyi. Namanya, “salon”. Terobosan Pemerintah Depok itu sungguh wajib ditiru. Bayangkan, di semua titik lampu merah di Flores, mulai dari ujung timur Larantuka sampai ujung barat Labuan Bajo, ada dua atau tiga “salon” besar.

Hanya, berkat imajinasi Bupati-bupati yang juga belajar dari Idris tadi, “salon-salon” itu tidak hanya memutar lagu daerah untuk menghibur warga saat macet. “Salon-salon” itu bisa mengambil alih tugas radio atau menjadi perpanjangan mulut radio-radio milik Pemda. Misalnya, saat lampu merah menyala dan kendaraan pada berhenti, sebuah suara muncul dari “salon-salon” tadi: “Sa mau kirim salam buat sa pu Om yang lagi dalam perjalanan beli sayur di pasar, Kaka Penyiar. Sa rikues lagu ‘kita mesti telanjang dan benar-benar bersih’ itu, Kaka. Tengkiu…” Atau, saat lampu hijau menyala, tidak ada yang mau maju, karena dari “salon” tadi, muncul pengumuman kehilangan: “Telah ditemukan sebuah dompet berisi KTP, SIM, 3 lembar foto pas berwarna, sepucuk surat cinta, dan sejumlah uang, di sekitaran terminal kota. Bagi yang merasa kehilangan, bisa mendekati pemilik penggilingan kopi di samping UD Tumpah Darah. Terima kasih!”

Terbukanya lapangan kerja baru

Meski tak ada cerita macet yang parah sekali di Flores, terobosan ini wajib ditiru. Warga Flores perlu dihibur, para pejalan kaki bisa duduk santai di sekitaran lampu merah menikmati lagu, dan pada saat yang sama, warung-warung kopi dapat dibuka di situ. Lihat, berkat imajinasi yang tinggi sampai ke langit itu, sebuah lapangan kerja dapat disediakan.

Selain warung kopi, warga yang ulang tahun pun tak perlu susah-susah cari tempat atau siapkan segala perlengkapan untuk pesta. Tinggal berkumpul di lampu merah, tiup lilin, dan goyang karena Pemda sudah menyiapkan “salon-salon” besar dan gratis. Penjual kue ultah pun bisa muncul saat itu. Bila butuh tuak karena “tak mabuk maka tak enak”, saat itu juga pedagang-pedang tuak bisa memasarkan hasil racikan mereka. Ajaib!

Jadi, makin jelaslah bagi kita, betapa Wali Kota Idris dengan segala imajinasi dan terobosannya itu wajib ditiru, Dear Bapak-bapak Bupati. Bila di Depok, terobosan ini jadi polemik dan banyak dinilai irasional, di Flores, sebaliknya bisa mendatangkan berkah. Lapangan kerja baru terbuka, Bupati-bupati dipuji, dan rakyat hidup bahagia macam dalam dongeng. Karena apa? Karena imajinasi lebih penting daripada ilmu pengetahuan, demikian kata Einstein.

Terakhir diperbarui pada 18 Januari 2022 oleh

Tags: lagu di lampu merahmohammad idrisviralwali kota depok
Bonefasius Zanda

Bonefasius Zanda

ArtikelTerkait

video klip

Video Klip Lagu Itu Penting Nggak Sih?

8 Juli 2019
resep dalgona coffee cara bikin bahan kopi viral mudah cara masak karantina social distancing physical distancing mojok.co

Resep Dalgona Coffee, Kopi Viral Buah Karya Orang yang Bosen Swakarantina

1 April 2020
admin grab

Belajar Strategi Marketing dari ‘Admin Twitter Grab yg Gajinya Belum Naik’

17 Juli 2019
maia estianty twit viral kritik pemerintah donasi kitabisa apd rumah sakit tes untuk masyarakat sosialita arisan tempey twitter mojok.co

Bunda Maia Estianty Jangan Ikut Memperkeruh Suasana ya, ya?

11 April 2020
dosen

Sok Lucunya Dosen yang Nggak Lucu

4 Oktober 2019
kocheng oren

Fenomena ‘Kocheng Oren’ yang Mendadak Menjadi Primadona di Jagat Media Sosial

10 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.