Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sungguh Benar, Sultan HB X Harus Memarahi Gubernur Jogja Perkara Upah Murah

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
6 November 2020
A A
gubernur jogja sultan jogja kebijaksanaan mojok

gubernur jogja sultan jogja kebijaksanaan mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baru saja membuat terobosan besar di tengah pandemi COVID-19 ini. Bersama Jawa Tengah dan DKI Jakarta, DIY menaikkan upah minimum 2021 sebesar 3,54%. Wah, tentu ini menjadi kabar baik di tengah kekhawatiran resesi.

Namun, kabar baik ini tidak disambut baik oleh warga Jogja. Kenaikan 3,54% tadi dipandang masih jauh dari upah yang diharapkan. Jika dihitung, kenaikan ini hanya sekitar Rp60.000 saja. Dari Upah Minimum Provinsi (UMP) 2020 sebesar Rp1.704.608 menjadi Rp1.765.000. Lumayan? Jelas tidak.

Kenaikan UMP yang ala kadarnya ini memicu buruh Jogja bertindak. Pada Senin (2/11), beberapa buruh melakukan aksi protes bertajuk “gelar budaya topo pepe tolak upah murah 2021”. Nah, dalam aksi ini para buruh memohon pada Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menasehati Gubernur DIY agar menaikkan upah minimum sesuai Kriteria Hidup Layak (KHL).

Dan seperti biasa, tuntutan ini dipenuhi polemik. Ada yang mendukung, ada yang nyinyir. Beberapa mempertanyakan maksud para buruh yang sambat ke Sultan ini. Menurut saya, para buruh memang layak mengeluh kepada Sultan. Dan Sultan memang harus menasehati, bahkan memarahi gubernur DIY yang masa mudanya bernama Herjuno Darpito ini!

Sebagai daerah istimewa, Sultan Jogja tetap dapat mempertahankan dhampar kedhaton alias singgasana. Sultan Jogja tetaplah sultan bagi masyarakat Jogja, yang mengayomi dan melindungi hajat hidup rakyatnya. Dan tidak main-main, rakyat Jogja telah diayomi sultan selama sembilan generasi (Sultan HB VI adalah adik HB V, besok-besok saya jelaskan).

Sedangkan Gubernur Jogja hanyalah “perpanjangan tangan” pemerintah Indonesia. Setiap lima tahun harus dilantik. Beda dengan Sultan yang dapat memerintah seumur hidup. Tentu Pak Gubernur Herjuno harus mempertimbangkan nasihat Sultan yang telah lebih dulu berkuasa dan mengayomi.

Apalagi perkara upah minimum. Upah yang tergolong rendah di Indonesia ini tidak senada dengan ruh Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang mengayomi rakyat. Toh upah minimum memang cara terbaik untuk mengayomi rakyat di era modern ini.

Tapi, upah minimum yang memang minim ini tidak menunjukkan sikap mengayomi dari Gubernur Jogja. Dan siapa lagi yang bisa menasehati blio selain Sultan Jogja sendiri? Demo masalah upah minimum sudah berkali-kali dilakukan. Kajian perkara upah minimum Jogja juga sudah banyak. Tapi, Gubernur Jogja tetap bergeming.

Oleh karena Jogja adalah bagian dari Indonesia, saya maklum jika Sultan tidak bisa mengintervensi keputusan Pemprov DIY seenak jidat. Tapi, kebijaksanaan blio tentu dapat meluluhkan Gubernur dan Pemprov DIY untuk peduli pada upah yang amat minim tadi.

Perkara upah minimum juga demikian. Sultan tidak bisa sekadar bersabda “besok upah naik 3 juta” tanpa persetujuan Pemprov DIY. Namun, nasihat blio dapat mewakili aspirasi rakyat Jogja yang mungkin tidak pernah terdengar dari balik pagar kantor Gubernur.

Sri Sultan HB X tentu mewarisi semangat dan filosofi sang ayahanda. Sri Sultan HB IX. Tentu kita pernah membaca sejarah blio yang banting tulang menjaga kesejahteraan rakyat Jogja. Dari balik meja bundar PBB, sampai membagikan harta keraton kepada rakyat saat Agresi Militer Belanda II. Harusnya Gubernur DIY belajar dan mencontoh sikap ngarso dalem ini.

Apalagi, sinuwun Sri Sultan HB IX menyatakan Jogja bergabung dengan Indonesia demi kesejahteraan rakyat Jogja. Lha kok sekarang Gubernur Jogja malah mengizinkan upah minimum yang murah. Sultan HB IX pasti mengelus dada melihat sikap perpanjangan tangan Indonesia ini.

Pak Gubernur Herjuno harus ingat semboyan sinuwun HB IX dulu, “takhta untuk rakyat.” Sekelas sultan yang berkuasa absolut saja mempersembahkan takhta kesultanan bagi kesejahteraan rakyat Jogja. Masak yang gubernur malah tidak menunjukkan sikap yang sama. Padahal Gubernur hanya jabatan lima tahunan lho.

Saya pribadi menaruh harapan besar pada Ngarso Dalem Sri Sultan HB X. Hanya blio sosok yang bisa meluluhkan hati Gubernur Jogja perkara upah ini. Jangan sampai Gubernur Jogja melukai spirit Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang hadir sebagai pengayom rakyat.

Yah, memang Gubernur Jogja dan Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat adalah orang yang sama. Namun, kebijaksanaan blio sebagai Sultan tentu dapat menasehati kebijakan blio sebagai Gubernur. Benar kan, ngarso dalem?

BACA JUGA Malioboro Tanpa Kendaraan Bermotor: Memangnya Sudah Siap? dan tulisan Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 November 2020 oleh

Tags: gubernur jogjasultan HB XYogyakarta
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Jika artikel saya menyinggung Anda, SAYA TIDAK PEDULI!

ArtikelTerkait

suporter bola bandung dan yogyakarta pilih mana stasiun tugu mojok.co

Yogyakarta yang Istimewa Tengah Putus Asa Ditelanjangi Covid-19

15 Desember 2020
Gapura Lar Badak: Ikon Yogyakarta yang  Kian Terpinggirkan Terminal Mojok.co

Gapura Lar Badak: Ikon Yogyakarta yang  Kian Terpinggirkan

14 Maret 2022
Jika Sri Tanjung Tak Sanggup Menjemput, KA Kahuripan Akan Menggapaimu

Jika Sri Tanjung Tak Sanggup Menjemput, KA Kahuripan Akan Menggapaimu

2 Juli 2022
Wajah Baru Jalan Mranggen-Ungaran Tiap Menjelang Pemilu, Pengendara Ikut Full Senyum Mojok.co

Wajah Baru Jalan Mranggen-Ungaran Tiap Menjelang Pemilu, Pengendara Ikut Full Senyum

5 Desember 2023
es teh angkringan

Nggak Hanya Gudeg, Aset Jogja adalah Es Teh Angkringan

5 September 2019
KLa Project Adalah Satu-Satunya Band yang Bisa Bikin Lagu Patah Hati yang Nggak Terdengar Cengeng

KLa Project Adalah Satu-Satunya Band yang Bisa Bikin Lagu Patah Hati yang Nggak Terdengar Cengeng

21 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
coki pardede sunmori moralitas palsu mojok

Konten SUNMORI MLI Justru Menegaskan bahwa Imej Tak Bermoral Coki Pardede Hanyalah Gimmick

habib rizieq shihab mojok

Mari Kita Sambut Kepulangan Habib Rizieq Shihab dengan Gembira

garansi mesin oli mesin dikuras pakai solar mesin mobil mojok

Sebenarnya Bahaya Nggak sih Flushing Oli Mesin Menggunakan Solar?

Terpopuler Sepekan

Derita Punya Rumah Pinggir Sungai di Desa, Angan-angan Hidup Damai Rusak karena Banjir dan Reptil Mojok.co

Derita Punya Rumah Pinggir Sungai, Angan-angan Hidup Damai Rusak karena Banjir dan Reptil

17 Juni 2025
Ketika Pendidikan “Layak” Harus Dibayar dengan Luka yang Dalam (Unsplash)

Ketika Pendidikan “Layak” Harus Dibayar dengan Luka yang Dalam

19 Juni 2025
Mahasiswa UIN Jogja Sebenarnya Nggak (Terlalu) Peduli Agama, makanya Kerap Dicap Liberal dan Kebarat-baratan

Mahasiswa UIN Jogja Sebenarnya Nggak (Terlalu) Peduli Agama, makanya Kerap Dicap Liberal dan Kebarat-baratan

17 Juni 2025
Warga Ngampel Kendal Muak Tersiksa Bertahun-tahun karena Galian Tambang, Sudah Protes tapi Cuma Diberi Janji

Warga Ngampel Kendal Muak Tersiksa Bertahun-tahun karena Galian Tambang, Sudah Protes tapi Cuma Diberi Janji

18 Juni 2025
Kabupaten Purworejo, Kabupaten Tak Dianggap padahal Jasanya Besar dan Surganya para Introvert

Purworejo, Kabupaten Penuh Potensi, tapi Ditinggal Kabur Pemudanya, Berpotensi Jadi Kota (yang Terpaksa) Tua!

20 Juni 2025
5 Rekomendasi Kopi Tanpa Ampas selain Nescafe yang Wajib Dicoba

5 Rekomendasi Kopi Tanpa Ampas selain Nescafe yang Wajib Dicoba

21 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Haru dan Dramatis Sepak Bola Putri di Lapangan Tridadi: Tubuh-tubuh Mungil Tumbangkan Lawan Lebih Besar
  • Tersesat di ISI Surakarta dan Menjadi Dosen yang Gegar Intelektual tapi Kini Menikmati dan Jatuh Cinta kepada Solo
  • Sarjana Gaji Kecil Ngaku Bergaji Rp10 Juta buat Pamer ke Tetangga, Berujung Jadi Tempat Ngutang padahal Tak Punya Uang
  • Bisa Kuliah UGM karena Perjuangan Ibu, Bertekad Buktikan Kesuksesan ke Ayah yang Pergi Tinggalkan Keluarga
  • Pertama Kali Dapat Kerja di Jogja sambil Kuliah, Kaget Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan Besar di Amerika Serikat
  • Menikah dengan Anggota Pencak Silat Penuh Atraksi, Niat Ekspresikan Kebanggaan Malah Dicap Jamet

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.