Saya akan mulai tulisan ini dengan sebuah pertanyaan: apakah girlband masih relevan di zaman sekarang, terutama di Indonesia? Nggak perlu menggali lebih dalam sebenarnya kita sudah tahu jawabannya. Relevansi dalam hal ini adalah perkara tren, popularitas, dan dinamika industri musik di Indonesia, dan sepertinya sudah tak ada girlband yang memenuhi kriteria relevan tersebut.
Lantas kalau ada girlband yang masih relevan, berapa banyak sih yang masih bertahan? Jawabannya ya nyaris nggak ada. Kalau boleh dibilang bahkan hanya JKT48 yang berhasil bertahan dengan konsep girlband/girlgroup/idol group, selebihnya nggak ada. Cherrybelle comeback dengan nama Chibi-Chibi pun sepertinya nggak terlalu dipedulikan. Jadi, sebenarnya buat apa sih ada girlband baru lagi di era yang sudah nggak relevan ini?
Nyatanya, masih saja ada usaha-usaha untuk menciptakan girlband baru, salah satu yang terbaru adalah SUN. SUN adalah sebuah girlband atau girlgroup yang lahir dari sebuah ajang bertajuk We Can Be Winners, sebuah ajang pencarian bakat yang diinisiasi oleh Teguh Sanjaya, orang yang dulu pernah membentuk Cherrybelle. Ajang We Can Be Winners ini digelar sejak akhir 2021 lalu dan terpilihlah 20 peserta terbaik untuk masuk babak karantina untuk mendapatkan pelatihan vokal, dance, akting, public speaking, dan attitude.
Dari 20 peserta terbaik, kemudian dipilihlah 5 orang untuk menjadi talent awal. Mereka adalah Tasya (eks member JKT48), Nabila, Soo Jin, Atha, dan Han Ji En. Kelima orang inilah yang saat ini kita kenal sebagai anggota SUN. SUN sendiri telah merilis single debut mereka berjudul “Shine” pada 26 Oktober 2022 lalu. Menarik sih, mengingat ternyata beberapa pelaku industri musik Indonesia masih saja kekeuh untuk bikin girlband baru ketika eranya sudah lewat dan nggak relevan. Nggak ada kapoknya emang.
Dibilang mirip kelompok biduan dangdut ketimbang girlband
Beberapa waktu lalu muncul sebuah perdebebatan, SUN dianggap kebanyakan warganet lebih mirip kelompok biduan dangdut ketimbang sebuah girlband. Pemicunya adalah foto konsep debut SUN yang diunggah pertama kali oleh akun @wecanbewinners_id, yang selanjutnya masuk juga di akun Twitter @infotwitwor_. Setelah foto itu beredar, mulailah warganet dengan keahlian jempolnya memperdebatkan apakah SUN benar-benar girlband atau kelompok biduan dangdut.
Baru juga debut langsung jadi perdebatan. Wkwk pic.twitter.com/k3bnfybnFf
— Info Twitwor & Drama (@infotwitwor_) October 23, 2022
Lantaran penasaran dengan perdebatan yang makin sengit, meluncurlah saya ke akun Instagram @wecanbewinners_id dan @officialsun.id untuk menelisik lebih dalam, apakah benar SUN ini mirip dengan kelompok biduan dangdut. Dan setelah melihat semua konsep foto SUN, saya sepertinya agak sepakat bahwa ada “unsur” biduan dalam konsep girlband ini. Lebih dari itu, saya malah bingung dengan konsep yang ingin ditawarkan oleh SUN.
Baca halaman selanjutnya
Di unggahan pertama (Concept Photo #1), SUN seperti ingin menabrakkan semua gaya girlband…
Di unggahan pertama (Concept Photo #1), SUN seperti ingin menabrakkan semua gaya girlband atau girlgroup yang ada di dunia ini. Ada unsur Babymetal, ada unsur JKT48 juga (mungkin karena adanya Tasya yang merupakan eks member JKT48). Ada pula sedikit unsur Blackpink, yang sayangnya masih jauh banget. Lalu ada unsur Hasoe Angels tapi versi lebih sopan. Sejujurnya, agak aneh melihatnya. Ini mau dibawa ke mana coba konsepnya?
Lalu di unggahan kedua (Concept Photo #2), alih-alih ingin menampilkan konsep girlband atau girlgroup, konsep foto mereka malah mirip sekumpulan bridesmaid. Mereka mengenakan mini dress batik, dengan motif batik yang nyaris serupa. Bridesmaid banget, kan? Paling yang membedakan hanya detail-detail dress di bagian lengan dan leher, sisanya ya nggak ada yang beda. Nggak tahu juga kenapa mereka pakai batik. Alasan nasionalisme atau ingin menunjukkan mereka ini Indonesia banget? Kalau memang itu alasannya, ya mohon maaf, usang banget caranya.
Saya juga akhirnya tahu mengapa warganet menyebut SUN lebih mirip dengan biduan dangdut alih-alih sebuah girlband atau girlgroup. Makeup. Iya, makeup para anggota SUN di kedua foto konsep mereka itu mirip biduan banget. Tebal, agak menor, dan terkesan “yang pening mencolok”. Oke, saya cowok, dan saya nggak ngerti soal makeup. Namun, kalau sekadar membedakan mana gaya makeup biduan, mana gaya makeup girlband, bukan hal yang susah bagi saya. Saya sering lihat biduan-biduan di acara dangdutan yang makeup-nya agak mirip dengan SUN ini.
Maka nggak heran kalau warganet menyebut SUN ini lebih mirip biduan daripada sebuah girlband atau girlgroup. Konsep kostum dan gayanya kurang jelas, ditambah makeup yang—mohon maaf—terlalu menor untuk ukuran sebuah girlband atau girlgroup. Mumpung masih debut, We Can Be Winners sebagai rumah bagi SUN mungkin sebaiknya mempertimbangkan dan mematangkan lagi konsep untuk SUN. Sayang banget kalau misalnya konsepnya nggak jelas dan malah mengundang hujatan dari warganet.
Lagu debut berjudul “Shine”
Nah, sekarang soal lagu debut SUN yang baru rilis 26 Oktober kemarin. Saya memang sengaja menunggu lagu debut SUN rilis untuk menyelesaikan tulisan ini. Dan setelah saya dengar lagu debut SUN yang berjudul “Shine”, inilah ulasan singkat saya:
Pernah membayangkan nggak kalau musik Blackpink, musik hip-hop Young Lex, musik JKT48, lalu irama dangdut koplo berada dalam satu kesatuan lagu? Kebayang nggak gimana anehnya? Itulah lagu debut SUN yang berjudul “Shine” ini. Di awal lagu, kedengarannya kayak Blackpink banget, apalagi kalau tanpa ada lirik. Lalu masuk part hip-hop/rap, yang mana sangat Young Lex banget, baik dari segi lirik atau musik. Masuk ke bagian reff, terdengar JKT48 banget, meskipun masih jauh lebih bagus JKT48.
Dan plot twist-nya adalah dangdut koplo. Iya, ada unsur dangdut koplo di sepertiga akhir lagu. Agak aneh dan mengejutkan karena jomplang banget dari Blackpink, Young Lex, lalu loncat jauh ke dangdut koplo. Yah, walaupun eksperimen musik seperti ini harus diapresiasi juga, sih. Namun, keberadaan dangdut koplo ini malah mengaminkan apa yang dituduhkan warganet kepada SUN bahwa mereka ini lebih mirip biduan dangdut.
Lalu apakah lagu “Shine” ini enak? Overall, masih bisa masuk di telinga (cukup sekali atau dua kali saja), walau bukan selera saya. Sebuah usaha yang sayangnya kurang berhasil. Apakah salah jika memadukan tiga genre musik ke dalam satu lagi? Tentu saja nggak, asalkan konsepnya jelas dan matang, serta dieksekusi dengan baik, dan itu yang nggak saya temukan dalam lagu debut SUN ini.
Mungkin SUN mencoba bereksperimen dalam lagu debutnya ini. Namun alih-alih eksperimental, perpaduan berbagai genre musik dalam satu lagu ini justru membuat SUN terlihat seperti girlband yang krisis identitas. Mau dikenal sebagai girlband/girlgroup seperti apa coba SUN ini? Tapi ya sudah, toh SUN tetap akan punya pasarnya sendiri, dan sudah bisa dipastikan bahwa saya bukan pasarnya SUN. Lha wong lagu-lagunya Aldi Taher saja ada pasarnya, masa SUN nggak ada?
Satu hal yang pasti, jika dilihat dari look dan lagu debutnya, warganet ternyata nggak sepenuhnya salah menyebut SUN lebih mirip sebuah kelompok biduan daripada sebuah girlband.
Penulis: Iqbal AR
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Menguak Pola Nama Grup Dangdut yang Lucu-lucu.