Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sulitnya Menerapkan Gaya Hidup Minimalis

Ferdian oleh Ferdian
28 Januari 2021
A A
Sulitnya Menerapkan Gaya Hidup Minimalis Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam satu tahun terakhir, saya begitu tertarik dengan salah satu lifestyle atau gaya hidup, yaitu gaya hidup minimalis. Gaya hidup minimalis adalah sebuah gaya hidup di mana orang-orang yang menerapkannya hanya memiliki barang-barang yang benar-benar mereka butuhkan dan sebisa mungkin mengurangi barang-barang yang nggak penting.

Hal yang membuat saya tertarik dengan gaya hidup ini adalah orang-orang yang menerapkannya. Entah mengapa, orang-orang yang menerapkan gaya hidup minimalis terlihat begitu rapi, santai, tenang, nggak gampang bingung, atau nggak hectic dengan barang-barang yang bejibun lantaran memang nggak ada barang-barangnya.

Selain itu, yang menarik perhatian saya lagi adalah tempat tinggal para penganut gaya hidup minimalis. Tempat tinggal mereka kebanyakan terlihat bagus, lega, rapi, dan punya style tersendiri dengan tone warna khas gaya minimalis. Tentu beda jauh dengan rumah saya, yang meskipun ukurannya lebih besar, kelihatannya lebih sempit dan nggak menarik.

Dari sana, saya kepikiran, sepertinya menarik untuk mencoba gaya hidup ini. Dan, kelihatannya sih, gaya hidup ini cukup gampang untuk diterapkan. Lagi pula, cuma berusaha mengurangi barang sebisa mungkin sama cari referensi buat penataan barang-barang yang ada, siapa sih yang nggak bisa?

Setidaknya, itulah yang saya pikirkan sebelum mencoba gaya hidup minimalis. Setelah mencobanya, ternyata menerapkan minimalis ini nggak semudah bayangan saya. Saya pun menemukan beberapa kesulitan selama mencoba untuk menerapkan gaya hidup ini.

Miskin

Masalah pertama yang saya hadapi dalam mencoba menerapkan gaya hidup minimalis adalah masalah duit. Ternyata, meskipun minimalis basisnya mengurangi barang-barang yang ada, tetap saja untuk melakukan gaya hidup minimalis itu nggak murah.

Orang-orang minimalis sudah tentu lebih mengedepankan kualitas dibandingkan kuantitas. Karena itu juga memang salah satu tujuan mereka untuk mengurangi barang dan nggak harus melulu membeli barang baru. Dari sini saja kita pasti sudah tahu kan, di mana ada kualitas, di situ pula ada harga yang sesuai.

Selain itu, dalam menekan jumlah barang-barang yang mereka miliki, orang minimalis gemar membeli satu barang yang bisa melakukan banyak hal. Misalnya saja sabun yang bisa dipakai sekalian untuk keramas, mandi, mungkin juga untuk cuci piring, cuci motor, cuci mobil, pokoknya serba guna deh tuh sabun. Nah, barang-barang yang kayak gini tentu saja harganya nggak murah, apalagi kalo dibandingin sama sabun batang yang ada di minimarket dan kalau belinya sekaligus banyak jadi lebih murah.

Baca Juga:

Kredit Mobil Banyak Ruginya, apalagi untuk Gengsi, Jelas Bikin Hidupmu Hancur!

Anggota DPR, Profesi yang Paling Cocok dan Sesuai dengan Gaya Hidup Gen Z

Oh iya, itu juga kendalanya. Karena kondisi keuangan, sudah pasti seseorang akan berusaha mencari barang-barang yang murah alias diskon. Dan biasanya, produsen memberikan harga murah kalau barang-barangnya dibeli sekaligus banyak, seperti sabun batang tadi atau baju-baju yang beli dua gratis satu. Dari sana saja kehidupan minimalis semakin sulit untuk saya terapkan.

Harus rajin

Kesulitan lain yang saya temukan dalam menerapkan gaya hidup minimalis adalah tuntutan untuk selalu rajin. Tahu sendiri kan, orang-orang minimalis itu punya barang yang serba terbatas. Misalnya, peralatan makan seperti piring dan sendok, cuma punya satu, terus pakaian juga cuma tiga sampai lima set saja.

Barang-barang yang serba minim ini tentu memaksa pemiliknya untuk selalu rajin, nggak boleh bermalasan sedikit pun. Kalau malas-malasan, nantinya malah repot sendiri. Misalnya, sehabis makan nggak langsung cuci piring dan dibiarin saja sampai makan siang, nanti pas sebelum makan siang jadi harus nyuci piring dulu sebelum makan. Atau misalnya, malas untuk nyuci baju padahal sudah tahu kalau bajunya cuma ada sedikit, ya nanti bajunya habis dan nggak tahu harus pakai apa. Masak iya pakai gorden?

Jadi, untuk jiwa-jiwa rebahan seperti saya, sulit sekali menerapkan minimalis ini karena alasan itu, tiap habis pakai barang harus langsung dibersihkan dan ditaruh lagi ke tempatnya. Nggak bisa main tinggal gitu saja atau diberantakin seenaknya~

Belum independen

Bagi saya yang masih tinggal dengan orang tua, rasanya sulit sekali untuk menerapkan gaya hidup minimalis. Salah satu alasannya adalah masalah kepemilikan barang.

Barang-barang yang ada di rumah saya tentu sebagian besar milik orang tua saya. Nggak mungkin dong saya, sebagai anaknya, dengan seenak jidat membuang barang-barang yang ada di rumah. Kalau seperti itu mah bukan barang-barangnya yang kebuang, bisa-bisa saya yang dibuang alias diusir dari rumah, terus dicoret dari KK, Hyung~

Bahkan, untuk barang-barang yang notabene adalah barang-barang saya, seperti pakaian, sulit untuk diapa-apain. Rasanya, saya masih nggak enak kalau harus mengurangi pakaian-pakaian saya yang masih layak pakai ini. Ditambah lagi pakaian-pakaian saya ini hasil dibeliin, meskipun nggak pernah saya pakai. Dan seandainya saya buang, sudah pasti akan ada intervensi lagi dari orang-orang rumah.

Mungkin, untuk orang-orang yang masih tinggal bersama orang tua, masih bisa berusaha mencoba minimalis dalam skala kamarnya. Tetapi, saya nggak bisa seperti itu. Karena tanpa saya ketahui, kamar saya sudah diintervensi oleh ibu saya. Alhasil, kamar saya dipenuhi barang-barang ibu saya yang sudah nggak bisa saya apa-apain.

Karena ketiga hal itulah, saya pun akhirnya gagal untuk menerapkan gaya hidup minimalis ini. Meski nggak bisa dibilang gagal sepenuhnya sih, karena masih ada beberapa hasil dari mencoba gaya hidup minimalis ini. Setelah masa trial gaya hidup minimalis ini berakhir, saya pun kembali hidup biasa saja, sambil sedikit-sedikit menyelipkan cara hidup minimalis agar kamar saya nggak sumpek-sumpek amat dengan berbagai barang.

BACA JUGA Belajar Gaya Hidup Minimalisme dari Fumio Sasaki dan tulisan Ferdian lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Januari 2021 oleh

Tags: Gaya HidupMinimalis
Ferdian

Ferdian

Mahasiswa pengonsumsi hama dan penyakit tanaman

ArtikelTerkait

Kehidupan SD di Jepang Versi Nobita Itu Bukan Mitos, 6 Hal Ini Buktinya terminal mojok

Kehidupan SD di Jepang Versi Nobita Itu Bukan Mitos, 6 Hal Ini Buktinya

8 Juli 2021
Susahnya Menerapkan Kehidupan Minimalis di Jawa

Susahnya Menerapkan Kehidupan Minimalis di Jawa

25 Juli 2023
Anggota DPR, Profesi yang Paling Cocok dan Sesuai dengan Gaya Hidup Gen Z

Anggota DPR, Profesi yang Paling Cocok dan Sesuai dengan Gaya Hidup Gen Z

6 Desember 2023

Utang Bank Adalah Stimulus Etos Kerja, Benarkah Begitu?

18 Juni 2021
Alasan Cowok Rambut Gondrong Males Banget Cukur terminal mojok.co

Gondrong itu Identitas, Bukan Sekedar Gaya-Gayaan

11 Juni 2019
barang mahal, oreo supreme

Antara Merahnya Oreo Supreme dan Murahnya Supermi

17 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.