Terima kasih kepada Mas Yuarandhi Shulistyo Nooraruma yang sudah menuliskan tentang Pati, kota tempat tinggal saya. Tak pernah lebih bangga dari ini jadi orang Pati rasanya.
Melengkapi tulisan mereka, saya memiliki pengalaman yang menyenangkan dan membahagiakan. Namun, ada juga pengalaman yang nggak enak jadi wong Pati. Jelas siapa pun orangnya, pasti memiliki pengalaman tentang hal tersebut. Yang pertama kita bahas adalah, apa sih enaknya jadi wong Pati?
Daftar Isi
Banyak orang terkenal berasal dari Pati
Nah, ini dia enaknya. Kita bisa nebeng ketenaran mereka dan menyatakan asal kita. Coba siapa yang nggak kenal Soimah Pancawati yang jadi artis dan sering nongol di stasiun televisi itu. Yang pada belum tau, Soimah itu lahir di Pati. Belum lagi dengan mereka yang jadi pejabat, dosen, pengusaha, penulis, kiai dan politisi.
Orang-orang tersebut setidaknya bisa dijadikan acuan kesuksesan wong Pati. Saya saja ketika pergi ke Jogja saat piknik sama siswa saya dan ditanya asalnya dari mana, spontan saja saya jawab, “dari Pati”. Mereka langsung nyeletuk kalau saya sedaerah dengan Soimah.
Eh, ternyata ada juga yang tau asal saya. Walau yang diketahui hanya nama seorang artis saja. Tak masalah. Yang penting ada banyak orang tau bahwa ada wilayah bernama Pati di negeri ini.
Dikenal memiliki kelebihan supranatural
Satu lagi enaknya jadi wong Pati, dikenal memiliki kelebihan supranatural. Tahun-tahun awal saya belajar di Semarang, kalau saya bilang asal dari Pati, mereka kira saya tahu dukun-dukun terkenal di Pati. Mereka bahkan meminta saya untuk mengantarkannya ke tempat orang pintar tersebut atau paling tidak menjadi penunjuk jalan ke orang pintar tersebut. Mereka menyebut ada Bos Eddy, Jeng Asih Marlina, dan almarhum Imam Suroso, mantan anggota DPR RI dari PDIP.
Karena berasal dari Pati, kadang teman-teman kuliah dulu juga sering mengira saya memiliki kekuatan supranatural dengan bisa mengerti hal gaib dan mistis. Boro-boro, bung. Saya aja takut kalau lihat film horor. Kok dianggap memiliki kekuatan dalam hal supranatural. Nga dulu.
Aman dari gangguan
Gara-gara berasal dari Pati dan dianggap memiliki kekuatan supranatural, saya nggak diganggu kawan dari daerah lain. Maklum, wong Pati terkenal dengan slogan cilik nakal gedhe ndugal, wani metu kudu wani. Pernah dulu di Terminal Terboyo (sekarang sudah nggak ada), saya diganggu orang. Saat ditanya dan saya jawab asal daerah saya, dia pun nggak jadi ngganggu. Dia langsung saja pergi meninggalkan saya. Saya nggak tau kenapa. Mungkin saya dianggap punya kekuatan supranatural atau apa yang penting aman dan nggak diganggu orang lain.
Pernah juga saya bermasalah dengan teman sekampus karena masalah tugas kuliah. Saya marah. Temen saya tersebut ternyata takut sekali. Bahkan ketika melewati saya, ia jalan melipir dekat tembok. Padahal saya hanya menggertak saja. Saya malah jadi kasihan, melihat teman saya ketakutan itu. Jadinya saya ya jaga diri agar tidak marah lagi.
Baca halaman selanjutnya
Pati punya banyak pejabat dan orang sukses di perantauan…