Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Sudah Tahu Renang Nggak Bisa Bikin Hamil, tapi kok Masih Diberitakan?

Muhammad Arsyad oleh Muhammad Arsyad
24 Februari 2020
A A
Sudah Tahu Renang Nggak Bisa Bikin Hamil, tapi kok Masih Diberitakan?
Share on FacebookShare on Twitter

Informasi kalau laki-laki renang satu kolam dengan perempuan bisa hamil adalah keliru. Tapi, sudah tahu nggak valid, kok masih diberitain?

Pernyataan komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dari bidang kesehatan, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif, Sitti Hikmawatty yang namanya banyak huruf t itu sebenarnya tidak perlu ditanggapi terlalu serius. Andaikata memang benar, perempuan yang berenang bersama laki-laki bisa hamil, maka anggap saja sebuah karunia. Toh, tinggal dicari dan dilacak, sperma yang membuahi itu dari siapa. Barangkali bisa dicium aromanya dan dideteksi penggunanya.

Namun, pernyataan beliau sudah terlanjur viral. Sudah terlanjur menuai banyak kontroversi. Dan membuat beliau harus melakukan klarifikasi dan meminta maaf kepada publik atas pernyataannya itu. Memang unik sih, argumen yang dikatakan beliau. Katanya, laki-laki bisa ejakulasi ketika melihat dan berenang satu kolam dengan perempuan.

Meskipun tidak ada penetrasi, perempuan yang dalam tingkat kesuburan yang baik bisa hamil karenanya. Apalagi, kata beliau ada jenis sperma yang kuat bertahan di kolam renang. Padahal sejauh ini belum ada informasi valid, bahkan tentang sperma yang bisa bertahan di kolam renang di mana notabene terkandung bahan kimia berupa kaporit.

Pernyataan itu semakin ngawur, karena mana mungkin sperma bisa masuk ke celah celana dalam perempuan. Bisa saja, asalkan perempuannya telanjang dan ada penetrasi. Atau mudahnya, melakukan hubungan seks di kolam renang. Barangkali, ibu itu berpikir kalau sperma punya mata kali ya, bisa mengetahui lubang yang dituju. Hadeh.

Baguslah, kabarnya KPAI sendiri sudah mengklarifikasi dan meminta maaf. Meskipun pernyataannya itu sudah mulai menuai kontroversi. Well, sejujurnya KPAI nggak perlu minta maaf juga nggak apa-apa. Malah nanti jadi banyak yang nggak suka dengan KPAI, bakal dianggap berlindung di bawah kata maaf dan klarifikasi.

Saya membaca dari beberapa media online, bahwa klarifikasinya itu justru cenderung menuduh media. Dalam sebuah laman, saya mendapati pernyataan klarifikasi tersebut yang isinya kalau media sudah memelintir informasi sehingga tak sesuai dengan yang disampaikan Ibu Sitti. Padahal emang bener.

Memang statement beliau mustahil bisa tersebar luas kalau nggak ada yang beritain. Informasi yang sama sekali nggak valid itu, tidak hanya menjadi tanggung jawab KPAI dalam hal ini Ibu Sitti yang mengeluarkan pernyataan, tetapi juga media yang ikut menyebarluaskannya. Setelah dibuat beritanya, kemudian bisa dibuat viral lewat Twitter.

Baca Juga:

4 Rekomendasi Umbul di Klaten buat Kamu yang Serius Ingin Menurunkan Berat Badan

5 Aturan Tidak Tertulis Kolam Renang Umum, Saya Terpaksa Tulis karena Banyak Pengunjung Aneh dan Jorok 

Pemberitaan soal berenang bisa mengakibatkan hamil, saya dapatkan dari media online terbesar, sang maharaja penjilat Search Engine Optimation (SEO): Tribunnews. Memang dalam naskah berita yang disajikan, si wartawan mencoba untuk cover both side, atau berimbang. Dia nggak hanya memasang hasil wawancara dari Ibu Sitti, tapi juga mengutip sumber lain yang tentunya bertolak belakang. Sehingga kelihatannya beritanya komprehensif.

Namun, tahu sendiri kan di mana letak persoalannya? Yups, judul. Kita mengenal Tribunnews sebagai media yang selalu memberikan judul bombastis, clickbait, dan panjang. Judul yang di kalimat pertamanya sudah merujuk ke ajakan, pasti akan mengundang klik. Itulah yang dipraktikkan media tersebut.

Pada informasi yang disampaikan itu, menjelaskan pula kalau sebenarnya jika laki-laki berenang satu kolam dengan perempuan bisa hamil adalah tidak benar. Tapi, sudah tahu informasinya nggak valid, kok masih diberitain? Andai muncul pertanyaan itu, saya akan jawab: kenapa tidak? Wartawan ditarget per hari bukan hanya satu berita bro, kadang ada yang sepuluh, ada tiga puluh. Dulu, saat saya magang wartawan di Kominfo Kota Pekalongan, sehari juga disuruh nulis tiga berita.

Coba bayangkan, sehari sebanyak itu yang harus disetorkan setiap wartawan, mau dapat dari mana kalau nggak “kreatif” mengambil pernyataan yang kemudian jadi berita? Saya menebak, wartawan yang meliput ke KPAI itu berangkali mulanya disuruh pihak redaktur meliput soal RUU Ketahanan Keluarga, implikasinya pada anak-anak. Eh, di tengah jalan muncul ide liputan berhubungan dengan seks. Seringnya, informasi yang berhubungan dengan seks akan menuai banyak pembaca, selain seks memang bagi sebagian wartawan masuk dalam news value.

Alhasil, Ibu Sitti itulah yang diwawancarai. Cacatnya informasi itu adalah dari segi kredibilitas narasumber. Memang di dalam beritanya menginfokan kalau Ibu Sitti seorang dosen dan komisioner KPAI. Tampak memang beliau ini layak diwawancarai terkait seksualitas. Tetapi jika ditinjau ulang dari bidang yang diampu beliau, malah jauh dari bidang seksual. Beliau ini kan bidangnya kesehatan dan soal narkoba, kok bicara hubungan biologis, dimuat lagi.

Kalau sudah begitu, jangan salahkan pembaca yang menilai berita itu sebagai pembodohan publik. Saya tekankan lagi, beritanya bukan pernyataannya. Tetapi sayang, publik hanya menyoroti KPAI, bahkan ramai-ramai mendorong Ibu Sitti dipecat. Kasihan sekali ibu ini, sudah malu, eh banyak yang meminta dia dipecat, padahal sudah minta maaf. Selain beliau, seharusnya media yang sedari awal memberitakan juga harus memohon maaf.

Media beruntung, karena memiliki buzzer sendiri, dan ditambah publik tidak langsung menutupi kesalahan pemberitaannya. Saya jadi ingat kata detektif Blanc dalam film Knives Out bahwa donat itu berlubang, tapi ada lubang lagi di dalamnya. Begitu pula kontroversi ini, pernyataan komisioner KPAI itu memang keliru, tapi ada kekeliruan lain yang disembunyikan.

Kesalahan argumen Ibu Sitti yang akhirnya terus menjadi pembahasan dan ditonjolkan untuk menutup-nutupi kekeliruan media dalam memberitakannya. Langkah minta maaf dan klarifikasi dari Ibu Sitti dan KPAI juga seyogianya perlu diapresiasi, meski sedikit. Nah, tinggal tunggu, apakah yang memberitakan juga mau minta maaf? Tunggu dulu, jangan deh, nanti media dikira pro pemerintah. Eh, atau gimana?

BACA JUGA Surat Untuk KPAI : Selamat Karena Telah Berhasil Mengubur Mimpi Anak Bangsa atau tulisan Muhammad Arsyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2021 oleh

Tags: berenanghamilKPAImedia online
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Warga Pekalongan. Bisa disapa lewat IG @moeharsyadd

ArtikelTerkait

kpai

Surat Untuk KPAI : Selamat Karena Telah Berhasil Mengubur Mimpi Anak Bangsa

9 September 2019
4 Rekomendasi Umbul di Klaten buat Kamu yang Serius Ingin Menurunkan Berat Badan

4 Rekomendasi Umbul di Klaten buat Kamu yang Serius Ingin Menurunkan Berat Badan

4 Agustus 2024
PB Djarum jangan pamit

PB Djarum Jangan Pamit, Masih banyak Anak-anak yang Ingin Mengejar Mimpi Mereka

9 September 2019
Pernyataan Komisioner KPAI Adalah Bukti bahwa Negara Kita Krisis Edukasi Seks

Pernyataan Komisioner KPAI Adalah Bukti bahwa Negara Kita Krisis Edukasi Seks

24 Februari 2020
Atta Halilintar, Tolong Sudahi Konten yang Terus Bahas Urusan Reproduksi Istrimu! terminal mojok.co

Atta Halilintar, Tolong Sudahi Konten yang Terus Bahas Urusan Reproduksi Istrimu!

20 Mei 2021
nggak suka olahraga

Menanggapi Tulisan Kita Semua Suka Pelajaran Olahraga: Maaf Mas, Saya Nggak Suka

15 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.