Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Subsidi Silang Dunia Pendidikan: Niat Baik yang Berakhir Begitu Buruk

Nurul Fauziah oleh Nurul Fauziah
12 Januari 2023
A A
Subsidi Silang Dunia Pendidikan: Niat Baik yang Berakhir Begitu Buruk

Subsidi Silang Dunia Pendidikan: Niat Baik yang Berakhir Begitu Buruk (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pembahasan soal pendidikan di Indonesia memang tidak pernah ada habisnya. Dan temanya selalu sama: ruwet. Beasiswa salah sasaran, UKT yang nggak tepat nominalnya, dan kali ini, temanya adalah subsidi silang.

Menurut saya, subsidi silang ini kebijakan yang terlihat seperti win-win solution, tapi penerapannya tak tepat.

Saya merupakan salah satu alumni di sekolah swasta. Saat itu, saya ingat betul bahwa ada perlakukan guru yang sedikit berbeda dengan siswa satu dengan lainnya. Karena sekolah swasta, pemerintah tidak bisa terlalu ikut campur dalam masalah pendidikan di dalamnya.

Sekolah juga memiliki kebijakan sendiri bagi siswa yang kurang mampu yaitu subsidi silang. Bagi siswa yang orang tuanya memiliki besaran gaji tidak mumpuni, akan mendapatkan besaran tanggungan SPP lebih rendah dari teman yang orang tua memiliki gaji tinggi. Terlihat adil kan? Iya secara konsep dan nominal. Tapi ada permasalahan baru yang muncul: perlakuan yang tak adil.

Perlakuan guru terhadap yang memiliki SPP tinggi dan rendah kerap kali berbeda. Memang tidak semuanya begitu, tapi, anak yang “spesial”, alias memiliki besaran SPP tinggi akan lebih diperhatikan agar kenyamanan belajarnya terjaga dengan baik. Sedangkan yang tidak memiliki SPP tinggi ya, hanya bisa melihat dan mendengarkan saja.

Tidak bisa dimungkiri, memberikan kenyaman untuk orang yang telah berjasa dalam membantu pembayaran memang harus. Karena jika tidak mendapatkan sumbangan dana dari siswa kaya tersebut, akan jadi seperti apa?

Menurut saya, inilah kesalahan subsidi silang. Pemilik SPP tinggi akan diperlakukan layaknya raja/ratu di sekolah agar kenyamanan belajar siswa terjaga. Tapi, bayangkan jika sekolah memiliki bantuan biaya pendidikan untuk siswa miskin dengan jumlah SPP yang sama dengan siswa borjuis. Meskipun biaya beasiswa dari pemerintah tetap memperlihatkan kesenjangan sosial, tapi, guru tidak akan memperlakukan siswa dengan berbeda. Kan, biaya yang dibayarkannya tetap sama.

Dalam dunia perkuliahan, subsidi silang juga masih langgeng terjadi. Dari segi sarana prasarana, yang didapatkan setiap fakultas berbeda meskipun dalam satu universitas. Mahasiswa yang mendapat UKT tinggi mudah sekali protes mengenai kebijakan, cara kerja atau apa pun hal yang tidak sesuai. Sehingga mudah untuk protes karena besaran UKT yang memang sangat tinggi.

Baca Juga:

6 Beasiswa yang Sebaiknya Dihindari Mahasiswa karena Berpotensi Menjebak

Joki Tugas: Penjokinya Tak Bermoral, yang Dijoki Sudah Bodoh, Tak Bermoral Pula

Perbedaan besaran UKT antara mahasiswa ini menjadi kesenjangan sosial. Bukan hanya terlihat dari sarana prasarana perfakultas saja, tapi juga pandangan-pandangan yang si kaya dan si miskin yang melekat.

Memang, langkah adanya subsidi silang ini baik dengan harapan agar semua orang bisa menikmati pendidikan. Tapi, di sini, justru yang terjadi adalah pengelompokan yang terlalu kentara. Orang yang bisa membayar UKT berlebih menganggap dirinya berjasa dan semua sarana prasarana yang digunakan penunjang pendidikan harus dilengkapi dengan baik.

Pernah suatu ketika belajar kelompok dengan anak UKT tinggi yang berpikir bahwa uang segalanya. Dia cukup duduk manis dan melihat hasil kerja teman-teman lainnya. Dirinya hanya melibatkan diri sebagai sie konsumsi dan segala kebutuhan yang ada. Tapi, tidak terjun langsung dalam observasi yang dilakukan.

Memang tidak semua orang seperti ini, tapi, karena dirinya melihat realitas yang ada menjadi pikiran bahwa memang uang bisa membuat semua hal mudah selesai. Bagi orang yang memiliki UKT rendah seringkali minder, dan karena tidak bisa untuk ikut membantu uang, dia bekerja dengan keras. Tanpa sadar, realitas subsidi silang melahirkan “segregasi” di dunia pendidikan.

Bukankah pendidikan sudah seharusnya menjadi urusan pemerintah? Apalagi tertuang jelas dalam UUD 1945. Ditambah lagi, Indonesia yang digemborkan kaya akan SDA malah tidak mampu membiayai pendidikan anak-anak bangsa.

Sekali lagi, subsidi silang ini memang bagus. Tapi, kualitas manusianya, sepertinya belum bisa menerima hal ini, dan ini sudah jadi masalah dari dulu kala. Dan sepertinya belum akan selesai dalam waktu dekat, melihat realitas yang ada.

Penulis: Nurul Fauziah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pinjol Biaya Kuliah: Pemerintah yang Nggak Mampu dan Nggak Punya Malu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2023 oleh

Tags: biaya kuliahdunia pendidikanKayaMiskinsegregasisubsidi silang
Nurul Fauziah

Nurul Fauziah

Anak rumahan yang suka dengan isu sosial.

ArtikelTerkait

Mengenal Jurusan Aktuaria, Jurusan yang Bikin Kamu Kaya Mendadak

Mengenal Jurusan Aktuaria, Jurusan yang Bikin Kamu Kaya Mendadak

21 Januari 2020
Alasan Anak Petani Tidak Bercita-cita Menjadi Petani terminal mojok.co

Alasan Petani di Desa Saya Tak Kunjung Kaya

3 Oktober 2020
Dokter Gigi: Profesi (Dianggap) Elite, (padahal) Gaji Sulit

Dokter Gigi: Profesi (Dianggap) Elite, (padahal) Gaji Sulit

28 Maret 2024
Hanya Orang Gila yang Bilang Terlahir Miskin Adalah Sebuah Privilese

Hanya Orang Gila yang Bilang Terlahir Miskin Adalah Sebuah Privilese

22 Januari 2022
lirik kuncung didi kempot masa kecil anak jawa miskin desa mojok

Kuncung, Lagu Didi Kempot yang Mendeskripsikan Kemiskinan dengan Begitu Mewah

7 Mei 2020
Nyatanya, Bekerja di Jepang Tak Seindah yang di Angan

Kerja di Jepang Bikin Kaya? Ah, Nggak Juga

23 Maret 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.