Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Stop Glorifikasi Bapak Rumah Tangga yang Overrated, Memang Apanya sih yang Spesial?

Butet RSM oleh Butet RSM
16 November 2023
A A
Stop Glorifikasi Bapak Rumah Tangga yang Mulai Bikin Bosan, Memang Apa yang Spesial?

Stop Glorifikasi Bapak Rumah Tangga yang Mulai Bikin Bosan, Memang Apa yang Spesial? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dua tahun terakhir menjadi era normalisasi status bapak rumah tangga. Ada banyak pembahasan tentang normalnya seorang lelaki memilih untuk ambil peran sebagai bapak rumah tangga. Keberadaan bapak rumah tangga yang empatik, bertanggungjawab pada pekerjaan domestik di rumahnya, dan tetap berperan dalam memimpin rumah tangganya pun hampir bisa mematahkan istilah mokondo. Seorang bapak rumah tangga garis lurus, otomatis akan disebut sebagai family man alih-alih lelaki mokondo.

Sayangnya, entah mengapa, normalisasi yang proporsional itu kini bergeser menjadi glorifikasi peran bapak rumah tangga. 

Jadi, belakangan ini, ada media ibu kota yang kerap membuat konten tentang kisah tentang bapak-bapak yang dianggap istimewa karena bersedia “berkorban” demi pendidikan istrinya di luar negeri. Konten semacam itu makin terlihat cringe dengan backsound sebuah lagu dari Ada Band, “Yang Terbaik Bagimu ”.

Macam apa kali gitu kutengok. Memang apa hebatnya kalau ada laki-laki yang mau nyebokin, nyuapin, dan momong anak di tanah air, sementara isterinya mengambil beasiswa di luar negeri?

Begini, lho. Itu anak, ya, anaknya mereka berdua. Wajar, dong, kalau bapaknya merawat sepenuh hati di Indonesia. Sangat wajar juga kalau memutuskan LDR, mengingat tingginya biaya hidup sekeluarga yang dibutuhkan jika mereka boyongan hidup di luar negeri. Ingat, nggak semua orang bisa seberuntung Iqbal Aji Daryono yang bisa menemani isterinya study di luar negeri sambil jadi sopir dan menulis lalu jadi begawan literasi. 

Jadi, pilihan untuk LDR dan menjalani hari-hari sebagai bapak rumah tangga itu sebenarnya adalah hal biasa banget yang jelas nggak perlu diglorifikasi. Saya bukan mengecilkan keberanian tidak populer yang dijalani si bapak sementara isterinya menempuh pendidikan bergengsi. Saya hanya berpikir, betapa tidak adilnya bagi kaum perempuan yang sejak zaman dulu dianggap nggak ada istimewanya momong anak saat suaminya sekolah atau dinas di kota lain. 

Ironi bapak rumah tangga

Tapi, mengapa ketika hal itu dilakukan oleh seorang laki-laki, lantas kalian (saya sih nggak ikutan) memberi penghormatan yang sedemikian tinggi. Mbok ya biasa aja. Semestinya konten bapak-bapak nyuapin anak, nemeni main anak, meninabobokan anak, menyapu rumah, hingga beres-beres jemuran, adalah hal yang normal untuk sebuah pilihan menjadi bapak rumah tangga. Tak ada yang istimewa dari hal itu. Lumrah banget, selumrah manusia yang ambil napas lewat hidung dan ngupil juga dari hidung. 

Perkara membangun kesadaran komunal tentang perlunya peran bapak di negara yang disebut-sebut fatherless country ini memang penting. Ya, tapi caranya jelas bukan dengan mengglorifikasi peran bapak rumah tangga. Kalo hanya membanggakan itu, bahkan sebelum zaman Ibu Kartini pun kaum ibu sudah selalu begitu, kan? 

Baca Juga:

Derita Menyandang Status Sarjana Pertama di Keluarga, Dianggap Pasti Langsung Sukses Nyatanya Gaji Kecil dan Hidup Pas-pasan

Saatnya Berhenti Menyuruh Orang Lain untuk Tambah Anak, Donatur Juga Bukan, tapi Ngaturnya Kelewatan!

Kebutuhan hadirnya figur bapak dalam sebuah keluarga bukan tentang bagaimana mereka mengerjakan pekerjaan domestik saja. Bukan juga tentang bagaimana mereka memberi kesempatan besar buat istri meraih cita-cita. Persoalan kebutuhan kehadiran peran bapak dalam sebuah keluarga adalah tentang bagaimana bapak hadir dan menjalankan perannya sebagai bapak yang bertanggungjawab serta mampu bekerja sama dengan istrinya dalam berbagai level. 

Glorifikasi pada peran bapak rumah tangga tak akan jadi solusi untuk munculnya kesadaran bahwa ibu dan bapak punya peran yang setara dalam membangun sebuah keluarga. Gawatnya, justru glorifikasi bapak rumah tangga akan mengaburkan hal yang esensial. Bahwa yang disebut kerja sama di rumah tangga, bukan soal tentang bertukar peran. Kerja sama itu tak hanya tentang bapak yang bisa mengerjakan pekerjaan domestik dan ibu yang mencari nafkah saja. 

Intinya adalah kesetaraan

Lebih dari itu, kerja sama dalam sebuah rumah tangga justru membutuhkan peran proporsional dari ibu dan bapak di segala tatanan rumah tangga. Hal itu bisa kabur jika media dan konten kreator terus menerus memberi highlight bahwa bentuk kehadiran bapak hanya lewat bersedianya bapak mengerjakan pekerjaan domestik. Hal-hal yang penting justru seringnya sulit direkam. Misalnya, bagaimana komunikasi dijalin, bagaimana seorang bapak hadir penuh ketika pasangan sedang butuh dukungan. Bagaimana seorang bapak menyediakan tubuh dan pikirannya full ke anak tanpa nyambi ngonten. Serta bagaimana pendapat istri didengar sebagai pendapat yang setara dengan pendapat bapak di dalam keluarga.

Lagipula, yang pernah terjadi pada kaum perempuan, hal-hal berlebihan seperti glorifikasi peran dalam rumah tangga hanya akan menimbulkan polarisasi yang tak perlu. Misalnya, sebut saja keributan antara ibu rumah tangga vs ibu pekerja kantoran yang tiap tahun masih saja muncul. Kita nggak ingin kan ada keributan baru seperti bapak rumah tangga vs bapak pekerja UMR vs bapak pekerja SCBD. Nggilani aja gitu, ya, nggak, sih?

Mbok udah, biarkan para bapak rumah tangga menjalani perannya dengan normal. Senormal ibu-ibu dasteran yang selalu kalian labeli sebagai tukang sein kanan belok kiri itu. Biar apa? Ya, biar beneran setara. 

Penulis: Butet Rachmawati Sailenta Marpaung
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Benarkah Bapak Rumah Tangga Adalah Lelaki yang Tak Berguna?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2023 oleh

Tags: ayahbapak rumah tanggaKeluargakesetaraanperan bapak
Butet RSM

Butet RSM

Butet RSM, ibu rumah tangga beranak tiga yang suka bercengkrama di medsos.

ArtikelTerkait

Film Ayla: The Daughter of War, Kisah Tentara Turki yang Rawat Anak Korsel dalam Perang terminal mojok.co

Film Ayla: The Daughter of War, Kisah Tentara Turki yang Rawat Anak Korsel dalam Perang

11 September 2021
reply 1988 drakor drama korea MOJOK.CO

Reply 1988: Selain Keluarga, Harta yang Berharga Lainnya Adalah Tetangga

23 Mei 2020
istri memang orang lain bagi suaminya nasihat pernikahan mojok.co

Nasihat Pernikahan: Istri Memang Orang Lain bagi Suaminya

10 September 2020
rafathar hidup anak dalam reality show protes diprank the truman show richie rich mojok.co

Rafathar Sudah Mulai Protes Terlalu Sering Di-prank, Raffi-Gigi Kapan Mau Tobat?

5 September 2020
sudah bersih-bersih tapi orang tua tetap mengomel pertengkaran keluarga anak kecil marah mojok.co

Pertengkaran Keluarga Kadang Justru karena Satu sama Lain Punya Persamaan 

30 Juli 2020
ayah adalah

Ayah adalah Pria yang Pemarah: Bagaimana Jika Sebenarnya Kita yang Kurang Memahami Bahasa Kasih Sayangnya?

19 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.