Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Starterpack Muda-mudi Bantul di Malam Tahun Baru

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
30 Desember 2020
A A
Starterpack Muda-mudi Bantul di Malam Tahun Baru terminal mojok.co gondes mendes

Starterpack Muda-mudi Bantul di Malam Tahun Baru terminal mojok.co gondes mendes

Share on FacebookShare on Twitter

Akhir tahun adalah sebuah perayaan. Walau agak aneh karena masih masa pandemi seperti ini, saya haqqul yaqin gondy dan mendy Bantul tetap merayakan malam tahun baru. Indikasinya hanya satu, dalam jiwa mereka tersemat perayaan dan gegap gempita yang nggak pernah usai. Jadi, mohon maklum atas sifat pekok mereka yang satu ini.

Tapi, saya ingin memanggil memori beberapa tahun silam. Perayaan yang sejatinya dirayakan dengan semringah tanpa harus memakai masker dan hand-sanitizer. Ya, perayaan tahun baru tanpa gangguan virus impor dari Wuhan. Tradisi malam tahun baru yang selalu menarik, tanpa harus melibatkan kembang api dan jagung manis.

We, saya beneran, nggak bercanda. Sebagian muda-mudi Bantul (sebagian lho, ya) merayakan tanpa harus dilengkapi item membuncahnya petasan dan kemretegnya areng yang dibakar. Ada beberapa tradisi luhur para muda-mudi Bantul golongan gondy dan mendy yang sempat saya singgungkan di awal. Mereka berupaya menciptakan peradaban bagi eksistensi kedirian dan tindak-tanduknya.

Dibilang mbois sih nggak, dibilang norak sih ya relatif. Saya juga nggak berhak bilang norak. Namanya juga merayakan sebuah perayaan, apa pun tindakannya, kadang sah-sah saja. lha wong Emyu yang baru menang dua laga di fase grup Liga Champions sudah sesumbar bilang, “Gini doang grup neraka?”

Pun dengan para muda-mudi bagian gondy dan mendy. Sebagai alumnus gondy BTP YK, saya telah melakukan studi lapangan dengan kawan-kawan sesama alumnus gondy BTP YK untuk membedah starterpack muda-mudi Bantul ketika tahun baruan. Begini hasil analisisnya.

Pertama, di kantong kanan celana pasti membawa minyak kayu putih. Ya maklum, begadang itu perlu upaya. Apalagi mas-mas gondes yang kebiasaan bobok pukul 21.00 karena siangnya sibuk rapat akhir tahun sesama gondes di Stadion Pacar, Pleret.

Wes to, kalau sudah jam sebelas gitu pasti mata mereka sudah nyipit-nyipit dengan ngantuk yang nggak bisa ditahan. Nah, di saat-saat seperti inilah kayu putih milik mereka bekerja sesuai marwahnya. Diusap di pelupuk mata, kening, kelek, dan juga balik telinga, maka jangankan begadang, menantang dunia pun sanggup.

Kedua, motor bergigi adalah ajang unjuk gigi. Naik motor, membelah Jalan Bantul adalah kenikmatan yang hakiki. Ombak manusia menuju kota, namun beberapa orang mencoba jalan terjal dengan menuju arah selatan. Motor gigi adalah media paling paripurna untuk membelah bumi Bantul yang syahdu betul di malam tahun baru.

Baca Juga:

Sate Klatak Pak Jupaini Jogja: Rasanya Nggak Kalah dengan Pak Bari dan Pak Pong, dan Amat Cocok untuk Pekerja Kantoran

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

Ada beberapa pilihan motor, namun Supra X itu pilihan paling serius. Lincah, gesit, irit, sekali gas seakan dunia milik berdua. Ngelusi dengkul, bercakap-cakap kalau punya anak namanya Prawiro atau Purnomo, tiba-tiba pemandangan persawahan berganti menjadi bentangan samudra. Di atas Supra, lantas keluar bisik-bisik begini, “Saudus wes tekan pante, Dhek.”

Ketiga, jaket dobel ketika naik motor. Bantul memang panas, namun kalau naik motor, angin dari pantai selatan di malam tahun baru itu kadang bikin nggak enak badan. Menggunakan jaket dobel merupakan anjuran turun temurun. Pertama jelas menghindari masuk angin, kedua itu menjaga performa. Performa apa? Ya pokoknya performa.

Mau pakai jaket dobel dua atau tiga sekalipun, naik motor dari Bantul utara ke Bantul selatan itu kadang menimbulkan rasa lelah yang nggak main-main. Sambil nunggu pergantian tahun, ya starterpack ketiga adalah babagan dilematis memilih antara teh anget atau jeruk nipis di Losmen Parangtritis.

Kondisi capek, pengin cepat-cepat tahun baruan, mosok yo masih saja dikasih pertanyaan, “Minumannya teh atau jeruk nipis, Mas, Mbak?” Wah, perlu kontemplasi tingkat tinggi untuk memilah dan memilih. Ada sebuah makna dari tiap minuman yang ditawarkan. Ada sebuah hal tricky yang siap diberikan pengelola losmen ketika check-in.

The anget itu aneh sajane, lha wong Parangtritis itu panas kok ditawari yang panas-panas? Paling logis itu jeruk nipis. Menyegarkan, bikin sepet, dan siap menemani pemandangan malam tahun baru di Losmen Parangtritis. Tapi, teh anget enak juga lho “pasca-tahun baruan”. Nah, di sinilah letak dilematis dan tricky-nya pertanyaan, “Minumannya teh atau jeruk nipis, Mas, Mbak?”

Tapi, tetap, starterpack yang kadang nyeleneh, unik, dan di luar nalar itu, keempat, bawa kipas angin. Hooh, kuatnya nyewa losmen yang nggak ada pendingin ruangan, makanya dari rumah bawa kipas angin. Ealaaah. Ketika saya tanya salah seorang yang pernah melakukan hal konyol ini, jawabannya cukup logis, “Lha kepripun, Losmen Parangtritis harga Rp40 ribu itu sumuk, Buos!”

BACA JUGA Perbedaan Mendasar Nahan Berak di Bis dan Kapal dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 Desember 2020 oleh

Tags: Bantultahun baru
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Depok, Kecamatan di Sleman yang Paling Red Flag di Mata Orang Bantul Mojok.co

Depok, Kecamatan di Sleman yang Paling Red Flag di Mata Orang Bantul

11 Oktober 2025
Rekomendasi Memilih Arang untuk Bakar-bakar di Tahun Baru yang Baik dan Benar terminal mojok.co

Rekomendasi Memilih Arang untuk Bakar-bakar di Tahun Baru yang Baik dan Benar

31 Desember 2020
Sanden Bantul, Tempat Terbaik untuk Slow Living Masyarakat Urban Menengah Atas

Sanden Bantul, Tempat Terbaik untuk Slow Living Masyarakat Urban Menengah Atas

8 Oktober 2024
Sumber gambar: Instagram official Pendhoza

Pendhoza, Teman Sejati dan Representasi Kelas Pekerja yang Paripurna

6 November 2021
Kuliah Merantau di Jogja, eh Dikira Klitih karena Pakai Scoopy (Unsplash)

Pengalaman Pahit Menjadi Mahasiswa Rantau di Jogja ketika Motor Scoopy Saya Disangka Motornya Pelaku Klitih

3 November 2025
Mie Ayam Sabrang Kinanthi, Mie Ayam Paling Enak di Bantul Mojok.co

Mie Ayam Sabrang Kinanthi, Mie Ayam Paling Enak di Bantul

25 April 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.