Soal SPBU, di Indonesia ada 2 mazhab: nasional dan swasta. Untuk mazhab nasional, contohnya SPBU Pertamina, perusahaan BUMN bidang minyak dan gas, termasuk LPG. Sedangkan SPBU mazhab swasta seperti Shell, Vivo, BP, dan Exxon Mobil.
Kenapa SPBU semakin menjamur? Jelas, masyarakat Indonesia doyan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor. Semua sepakat kendaraan R2 ini menjadi primadona karena harga dan biaya servis atau BBM murah, serta paling gesit.
Membaca artikel dari Bung Muhammad Arifin Tanjung yang mengunggulkan SPBU Shell, saya kok keberatan, ya. Secara kasar, ini seperti memandang Pertamina sebelah mata. Tapi mohon maaf, saya masih tetap menganggap SPBU Pertamina tempat pengisian bensin yang terbaik.
SPBU Pertamina itu merakyat
Rumusnya, syarat SPBU yang digemari adalah yang merakyat. Artinya, pom tersebut tersebar mulai dari tengah kota, jalan antar-kota, hingga di kawasan marginal Sementara itu, SPBU swasta nggak banyak. Ada nggak SPBU Shell Mini di pelosok? Nihil! Yang ada Pertashop, pom mini resmi Pertamina.
Contohnya di Malang, mau SBPU atau Pertashop itu ada di mana-mana. SPBU Shell? Cuma di Jalan Kawi dekat MOG Kota Malang dan Jalan Wahidin, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Yang di pinggiran kota kayak saya mending ke SPBU Tlogomas daripada SPBU Shell Jalan Kawi. Yang ada dompet tambah terkuras serta harganya mahal. Belum lagi misal orang Kepanjen isi bensin di SPBU Shell terdekat Jalan Kawi, yang ada di Pakisaji sudah mogok, Bos!
Menambah outlet SPBU swasta butuh biaya dan pastinya persetujuan pemda, kita akui itu. Kalau sudah banyak SPBU Pertamina, ngapain ada SPBU lain kan? Itu pola pikirnya.
Baca halaman selanjutnya
Yang nasional relatif lebih murah…