Soto Pak Sabar Weleri nggak seenak kata orang-orang.
Weleri bisa dibilang sebagai kecamatan yang perputaran transaksi ekonominya sangat tinggi di Kabupaten Kendal. Bukan bermaksud mengesampingkan daerah lain seperti Kaliwungu atau Kendal itu sendiri ya. Namun, Weleri memang berada pada level yang berbeda.
Oleh karena jadi salah satu episentrum ekonomi, daerah ini sangat kaya dengan aneka kuliner. Mulai dari kuliner tradisional hingga internasional semua ada di Weleri. Salah satu kuliner yang banyak ditemukan di Weleri adalah Soto. Soto dengan banyak tampilan dan rasa. Mau yang nyari kuah kuning kental, kaldu coklat, hingga yang bening nggak ada rasanya seperti sayur sop juga ada.
Di Weleri, ada satu warung Soto yang sangat terkenal dan ramai. Saking ramainya, soto itu selalu habis sebelum Dhuhur. Nama warungnya adalah Soto Pak Sabar Menanti. Warung ini menjual soto dengan tampilan dan rasa mirip seperti soto banjar. Kuahnya lebih ke kecoklatan dengan kaldu yang nggak terlalu kental.
Warung Soto Pak Sabar usianya mungkin sudah 20 tahunan. Seingat saya, waktu saya masih sekolah di MTs, warung soto ini sudah ada. Walau bukan yang tertua di Weleri, warung soto ini menjadi yang paling konsisten ramainya hingga sekarang. Bahkan, saat pandemi, warung Soto ini tetap ramai sebelum akhirnya diberlakukan pengetatan mobilitas warga di area Weleri.
Soto Pak Sabar menu sarapan andalan warga Weleri
Warung soto ini buka sekitar pukul 06.00 pagi hingga 12.00 siang. Seperti yang saya bilang sebelumnya, biasanya soto sudah ludes sebelum siang hari. Soto ini menjadi destinasi utama bagi siapa saja yang ingin menikmati soto untuk sarapan.
Warung ini benar-benar ramai dikunjungi orang sejak pagi. Saking larisnya, orang-orang menyematkan nama “Sabar Menanti” pada warung tersebut. Nama itu cerminan kondisi sehari-hari, di mana pengunjung harus sabar menanti untuk sporsi soto.
Saking terkenalnya, sempat ada kabar warung soto ini semopat akan dikunjungi dan diulas oleh Benu Buloe. Entah kabar itu benar atau tidak, tapi Soto Pak Sabar perlahan menjadi rekomendasi utama bagi siapa saja yang mampir ke Weleri. Begitu sih kata orang-orang, tapi saya pribadi justru berpikir sebaliknya.
Janggal di lidah penikmat soto
Sebagai seorang penikmat soto, rasa Soto Pak Sabar agak janggal. Nyuwun sewu, tapi dari segi rasa, lidah saya yang normal-normal ini menilai sotonya hambar. Kurang gurih dan segar. Seperti kekurangan micin dan garam. Selain itu, kuahnya tidak terasa rasa kaldunya dan nggak kental. Kurang nendang pokoknya.
Ternyata hal ini tidak saya rasakan sendiri. Beberapa orang di rumah dan teman saya pun menyepakati apa yang saya rasakan soal soto Pak Sabar ini. Hingga detik ini saya juga masih heran kenapa warung ini bisa begitu ramai.
Aneh kalau ada orang yang bilang kuahnya itu kaya rasa. Apanya yang kaya rasa, ini lebih ke hambar. Kalau mau ditambah garam yang disediakan di meja, maka rasanya seperti makan soto garam ketimbang soto ayam karena hanya rasa asin yang tersisa. Sekali lagi ini yang lidah saya rasakan lho ya.
Baca halaman selanjutnya: Rasa soto nggak nendang ….