Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sosok K-Popers Lebih Realistis dalam Drama-drama Ini Ketimbang Sinetron Indosiar

Noor Annisa Falachul Firdausi oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
7 Januari 2021
A A
Sosok K-Popers Lebih Realistis dalam Drama-drama Ini Ketimbang Sinetron Indosiar Terminal Mojok (1)
Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, K-Popers di jagat maya dibuat geram sekaligus gemas lantaran tayangnya sinetron terbaru dari Indosiar yang dinilai merendahkan kaum K-Popers. Dalam sinetron yang bertajuk Bagaimana Menyadarkan Istriku yang Terlalu Terobsesi pada K-Pop ini menggambarkan kehidupan pasangan suami istri di mana sang istri, Karin, sangat menyukai K-Pop secara ekstrem, dan menurut saya (dan sebagian besar K-Popers lain) ini nggak masuk akal.

Karakter sang istri di sinetron ini nggak realistis blas. Saya dan teman-teman K-Popers lain nggak sampai 24/7 streaming MV idola kami di YouTube atau nangis sesenggukan gara-gara drama Korea.

Sekalipun saya seorang penggemar musik K-Pop, saya nggak membenarkan perilaku keseringan fangirling sampai lupa waktu dan kewajiban. Menjadi seorang penggemar itu sah-sah saja, asalkan tahu tempat dan waktu. Masak ya suami lagi mau kerja malah diajak ngejar idol di bandara. Pas suaminya dipecat, Karin nggak peduli. Tapi, saya juga curiga mbaknya punya kerja sampingan sebagai subber di YouTube, makanya nggak takut kehabisan cuan buat makan sehari-hari.

Menurut saya, sosok penggemar musik dan budaya Korea lebih terepresentasikan dengan baik dalam beberapa drama Korea berikut dibanding sinetron Indosiar. Drama-drama berikut juga bisa banget dimasukkan ke dalam watching list kalian buat ditonton di hari libur.

#1 Top Management

Meski drama ini menjelaskan industri hiburan Korea dan orang-orang di baliknya dengan porsi yang lebih banyak, ada beberapa perilaku fans K-Pop yang perlu digarisbawahi, salah satunya menjadi seorang penulis fiksi penggemar.

K-Popers menyalurkan fantasi, apresiasi, sekaligus kontribusi ke idolanya lewat fanfiction. Nggak semua fanfiction dapat dipukul rata sebagai pemuas hasrat seksual atau media halu belaka. Banyak kok fanfiction yang ceritanya ciamik, penuh pesan moral, bahkan banyak juga yang bisa menjadi penghasil uang bagi penulisnya.

Dalam drama yang diproduksi oleh YouTube Original ini, digambarkan bahwa penggemar punya basis komunitas yang kuat. Seorang idola harus hati-hati biar nggak kena skandal. Setelah riset dan cross check tentang skandal ke sana kemari, fans bakal memutuskan akan meninggalkan idola atau nggak. Kalau memang skandal yang dia lakukan nggak bisa ditolerir lagi, penggemar pasti bakal pindah hati ke idola lain yang perilakunya bisa dicontoh. Namanya idola ya harus pantas buat diidolakan.

Berita dan skandal idola juga cepat trending karena K-Popers pada dasarnya up-to-date dan bacot. Mungkin ini bisa menjawab pertanyaan non K-popers yang sering mempertanyakan kenapa nama-nama idol K-Pop, misalnya Jimin BTS, sering banget trending padahal Jimin nggak ngapa-ngapain. K-popers memang banyak nge-tweet dengan keyword nama dia dan banyak membagikan artikel serta tweet yang berkaitan dengan Jimin. Makanya namanya cepat naik dan jadi trending.

Baca Juga:

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

#2 Her Private Life

Fangirling bukan kegiatan utama. Lewat drama ini, Sung Deokmi, memiliki pekerjaan yang mapan sebagai kurator seni. Untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan hobi, ia menjadi seorang fansite yang mengambil foto idola, berpartisipasi dalam acara temu penggemar, dan ngobrolin idola bersama teman se-fandom.

Sung Deokmi bisa membagi waktu antara menjadi seorang fans, seorang pegawai profesional, dan menjadi anak kedua orang tuanya. Dan jangan kira fans K-Pop itu jones yang nggak laku-laku, ya. Justru dalam drama ini Sung Deokmi diperebutkan oleh dua cowok yang sama-sama keren, lho.

Sung Deokmi juga layaknya K-Popers pada umumnya yang suka mengoleksi merchandise idolanya. Ia cenderung menyukai Cha Sian daripada anggota boyband White Ocean lainnya, atau sering disebut sebagai solo stan. Tipe fans semacam ini wajar kok, asalkan nggak jadi akgae yang menjelek-jelekkan anggota lain, atau sasaeng yang fanatik banget sampai mengganggu kehidupan pribadi idol yang bersangkutan.

#3 Reply 1997 dan In Seoul

Menurut saya, dua drama ini punya penggambaran K-Popers yang mirip. Para pemeran utama wanita dalam kedua drama sama-sama lumayan fanatik. Dinding kamar mereka penuh dengan foto-foto dan poster oppa. Bedanya, Sung Shiwon di drama Reply 1997 hidup di era boyband lagi mulai bermunculan di Korea Selatan, dan ia mengidolakan boyband bernama H.O.T. Berbeda dengan Kang Dami dalam drama In Seoul yang mengidolakan BTS dan hidup di era sekarang.

Kedua karakter dalam drama ini masing-masing nggak dapat restu dari orang tua buat mencintai idolanya. Ya gimana nggak, mereka terlalu terlena menjadi seorang fans sampai lupa kewajiban buat belajar. Jangan dicontoh, ya!

Perjuangan mereka buat ketemu idolanya masing-masing lah yang perlu kita fokuskan di sini. K-Popers sudah terbiasa buat selalu berjuang dan nggak mendapatkan keinginan mereka secara instan. Dami harus belajar dengan tekun agar bisa masuk universitas di Seoul biar nggak jauh kalau mau nonton konser BTS. Shiwon harus belajar sabar dan rajin agar bisa mengantre untuk beli kaset H.O.T dan nonton konsernya. Mereka menggambarkan kalau K-Popers itu nggak manja.

Dari beberapa drama di atas, K-Popers digambarkan sebagai fans yang mencintai idolanya dalam batas wajar. Di kehidupan nyata pun nggak semua K-Popers seobsesif karakter Karin dalam sinetron Indosiar, kok. Kalian perlu tahu juga kalau K-Popers nggak bisa dipukul rata atau digeneralisasi. Setiap penggemar punya cara mereka untuk mengekspresikan rasa cintanya pada idola masing-masing, asal tetap ingat batas wajar, ya~

Sumber Gambar: Soompi.com

BACA JUGA Kalau Dipikir-pikir Squidward Tentacles Pantas Debut Jadi Idol Korea dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Januari 2021 oleh

Tags: drama koreaKpoperssinetron indonesia
Noor Annisa Falachul Firdausi

Noor Annisa Falachul Firdausi

Alumnus UGM asal Yogyakarta yang lagi belajar S2 Sosiologi di Turki

ArtikelTerkait

Hal-hal yang Bikin Saya Heran Setelah Nonton Taxi Driver 2

Hal-hal yang Bikin Saya Heran Setelah Nonton Taxi Driver 2

21 April 2023
Membongkar Rahasia Sinetron Jelek Bisa Punya Ribuan Episode (Unsplash)

Membongkar Rahasia Sinetron Jelek Bisa Punya Ribuan Episode

17 Januari 2023
Jadi Latar Twenty Five Twenty One, Seperti Apa Korea Saat Krisis 1997 Terminal Mojok

Jadi Latar Twenty Five Twenty One, Seperti Apa Korea Saat Krisis 1997?

20 Februari 2022
Top 5 OST Drama Korea Paling Bikin Mewek padahal Lagi Nggak Sedih

Top 5 OST Drama Korea yang Bikin Mewek padahal Lagi Nggak Sedih

17 November 2023
fall in love with people we can't have

Keluar dari Jebakan Fall in Love with People We Can’t Have Kayak Jo Yi Seo di Drakor “Itaewon Class”

3 April 2020
bad genius serial sinetron indonesia adaptasi mojok

Begini Jadinya jika Serial Bad Genius Diadaptasi Menjadi Sinetron Indonesia

15 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

Dosen Perlu Belajar dari Aktivis Kampus, Masa Sudah Jadi Dosen Public Speaking-nya Masih Jelek?

29 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.