Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Fakta Kuliah di Jurusan Sosiologi, Sebuah Jurusan yang 72% Lulusannya Menyesal Mengambil Jurusan Tersebut

M Revanza Kyla Ananta oleh M Revanza Kyla Ananta
3 September 2024
A A
Sosiologi, Jurusan yang Bikin 72% Lulusannya Menyesal (Unsplash)

Sosiologi, Jurusan yang Bikin 72% Lulusannya Menyesal (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Pada 2022 yang lalu, saya memutuskan untuk kuliah di Purwokerto. Tepatnya, saya kuliah di Universitas Jenderal Soedirman dan mengambil jurusan Sosiologi. Saya memutuskan merantau karena ingin merasakan pengalaman tinggal di luar kota. 

Nah, setelah kuliah di jurusan Sosiologi di Purwokerto saya menemukan beberapa fakta menarik. Salah satunya adalah 72% lulusannya mengaku menyesal di jurusan ini. Sebuah fakta yang sempat membuat saya ikut mempertanyakan keputusan ini. Nah, selain itu, ada beberapa fakta lain yang bisa saya bagikan.

#1 Kuliah di Sosiologi membuat saya kembali seperti anak kecil

Belajar Sosiologi membuat saya seperti kembali jadi anak kecil. Anak kecil adalah makhluk yang sering banget bertanya mengenai semua hal. Hal inilah yang saya rasakan.

Pada awal perkuliahan, saya merasa ilmu mengajak saya mempertanyakan hal-hal yang dulunya tidak saya pikirkan. Misalnya, di hari pertama perkuliahan, dosen langsung bertanya apa itu Sosiologi. Di pertemuan kedua, dosen bertanya apakah kucing dapat dikatakan sebagai anjing. Random banget. 

Ada mahasiswa yang menjawab “tidak bisa”. Menurutnya anjing ya anjing dan kucing ya kucing. Dosen saya menjawab kalau hal itu mungkin saja terjadi. Kita menyebut hewan berkaki empat, mengeong, dan sukanya tiduran itu kucing karena konsensus bersama.

Namun, hal lain bisa terjadi. Misalnya ada konsensus menyetujui bahwa hewan berkaki empat, mengeong, dan sukanya tidur adalah anjing. Jadi, apa yang kita percaya merupakan hasil interaksi masyarakat.

Tepat pada saat itu, saya berpikir bahwa Sosiologi adalah tempat kita bebas mempertanyakan sesuatu yang sudah dipercayai masyarakat secara umum. Makanya saya seperti kembali jadi anak kecil yang bertanya tentang sesuatu hal secara random.

#2 Melihat sesuatu yang tidak terlihat

Sosiologi memberitahu saya bahwa ada sesuatu yang lain selain hal terlihat oleh kita. Tentu saja ini bukan mengenai hantu atau hal spiritual. 

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

Maksudnya, realitas masyarakat terbentuk dari hal-hal lain yang tidak nampak. Misalnya adalah norma, nilai, atau budaya. Hal-hal tersebut bakal nampak ketika sudah dilakukan oleh para individu dan individu bergerak mengikuti hal yang tidak terlihat tersebut. 

Masuk semester 3 dan 4 di Sosiologi, saya mempelajari teori feminis dan teori kritik. Dua mata kuliah ini memberikan contoh bahwa masyarakat bergerak mengikuti hal-hal yang tidak terlihat itu. 

Ketika kuliah kesetaraan gender, saya mempelajari bahwa mengapa perempuan diasosiasikan kepada sifat lembut, lemah, dan semacamnya. Sementara itu, laki-laki diasosiasikan kepada sifat yang lebih maskulin. Hal ini terjadi karena budaya patriarki yang sudah menjadi kultur. 

Saat kuliah teori kritik, ada pembahasan mengenai konsumerisme dalam masyarakat modern. Lalu dosen menjelaskan bahwa konsumerisme terjadi karena adanya kebutuhan palsu yang diciptakan oleh industri-industri. 

Tujuannya supaya masyarakat terus membeli barang walaupun tidak membutuhkannya. Saat itu saya merasa bahwa banyak hal yang tidak kita lihat melalui mata. Celakanya, hal tersebut ternyata mengarahkan bagaimana kita hidup atau menentukan pilihan.

#3 Dunia lebih luas dari sekedar layar gadget

Dosen Sosiologi saya sempat menyatakan bahwa kekurangan dari anak zaman sekarang adalah mereka menilai dunia sekitar dari sebuah layar gadget. Tentu hal ini membuat saya memikirkan kembali apa maksudnya. 

Dosen saya lalu melanjutkan bahwa ketika kalian duduk di stasiun, apa yang kalian lakukan? Beberapa teman saya menjawab bermain hape. Mendengar jawaban itu, dosen Sosiologi saya menjawab bahwa kami sudah melewatkan sisi penting dari seorang sosiolog, yakni memperhatikan interaksi sekitar. 

Saya baru mendapatkan makna dari perkataan dosen saya ketika liburan semester. Bahwa menjadi mahasiswa Sosiologi itu butuh 4 kecakapan yakni berbicara, menulis, berpikir, dan memperhatikan. 

Hal ini mengajarkan saya hal baru bahwa ketika duduk, semisal di coffee shop sembari menghisap sebatang rokok, banyak hal yang saya lihat. Misalnya, sekumpulan interaksi antara pelajar yang pulang sekolah sembari membicarakan gurunya yang killer. Ada pula mahasiswa yang mengerjakan tugasnya sambil memikirkan bagaimana pacarnya sedang marah. 

Sosiologi memungkinkan saya mengamati dan mengobservasi hal-hal di atas. Inilah alasannya belajar Sosiologi mengubah saya menjadi lebih peka terhadap sekitar. 

Terlepas dari prospek kerja yang kurang jelas dan angka penyesalan yang tinggi dari para lulusan, saya bisa mendapatkan banyak hal yang menyenangkan. Menjadi mahasiswa dari jurusan Sosiologi yang kurang diminati tidak seburuk bayangan saya. 

Kuliah bukan sekadar alat untuk untuk mendapatkan pekerjaan yang enak dan aman. Aktivitas ini juga bisa menjadi tempat produksi pikiran dan jati diri kita sendiri sebagai seorang manusia.

Penulis: M Revanza Kyla Ananta

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Mahasiswa Jurusan Sosiologi Nggak Perlu Iri dengan Jurusan Filsafat yang Peluang Kerjanya Sempit

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 September 2024 oleh

Tags: jurusan sosiologipurwokertososiologiUniversitas Jenderal Soedirman
M Revanza Kyla Ananta

M Revanza Kyla Ananta

Penyuka kopi.

ArtikelTerkait

Alun-alun Purwokerto Jadi Semakin Cantik Setelah Renovasi, tapi Tetap Problematik

Alun-alun Purwokerto Jadi Semakin Cantik Setelah Renovasi, tapi Tetap Problematik

2 April 2024
Saya Malu Jadi Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Jurusan Paling Sia-sia dan Selalu Kalah dengan Anak Teknik dan MIPA

Saya Malu Jadi Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Jurusan Paling Sia-sia dan Selalu Kalah dengan Anak Teknik dan MIPA

27 November 2023
Ajibarang Banyumas: Kecamatan yang Kerap Dianaktirikan, tapi Malah Jadi Daerah yang Mandiri Mojok.co

Ajibarang Banyumas: Kecamatan yang Dianaktirikan, tapi Malah Jadi Daerah yang Mandiri

24 Mei 2024
Jalan Daendels, Jalan Penghubung Yogyakarta-Purworejo yang Mirip Simulasi Neraka

Jalan Daendels, Jalan Penghubung Yogyakarta-Purworejo yang Mirip Simulasi Neraka

30 Oktober 2023
Purwokerto-Purbalingga- Saudara Ngapak yang Saling Melengkapi (Unsplash)

Purwokerto dan Purbalingga Adalah Saudara Ngapak yang Bisa Berjalan Secara Beriringan Tanpa Menjatuhkan

29 Juli 2023
Baturraden, Patikraja, Kedungbanteng: Kecamatan di Banyumas yang Lebih Nyaman Dibanding Purwokerto yang Kian Sesak Mojok.co

Baturraden, Patikraja, Kedungbanteng: Kecamatan di Banyumas yang Lebih Nyaman Dibanding Purwokerto yang Makin Sesak

22 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.