Setelah sukses dengan tulisan mengenai revitalisasi Kota Solo, rasanya nggak pas kalau kita tidak membahas hal-hal lain di kota ini. Atau setidaknya seluruh objek revitalisasi harus diulas lebih dalam. Berhubung Solo Safari atau Jurug sudah ada tulisannya, maka kali ini mari kita pindah ke sebuah tempat yang lumayan berbau teknologi dan memiliki vibes futuristik. Tidak lain tidak bukan adalah Solo Technopark atau lazimnya disebut STP.
Jujur, saya sempat mengira bahwa pembangunan tempat ini mungkin dimulai di eranya Mas Gibran, kisaran 2020. Tapi saya salah besar. Ternyata ide atau rancangan dari STP ini amat sangat kompleks dan telah ada sejak dulu. Dilansir dari kumau.info, pada 1995, sekelompok akademisi di Solo memiliki ide untuk mengembangkan sumber daya manusia dan sektor industri. Prosesnya pun sangat kompleks. Akademisi mulai membangun sumber daya manusia dengan kerja sama berbagai pihak, termasuk ITB. Ide ini bahkan juga disetujui oleh Presiden saat yang kala itu masih wali kota.
Hingga 2009, dibangunlah Solo Technopark tersebut. Saya belum bisa menemukan bagaimana konsep dan isinya pada awal-awal tersebut. Yang pasti tempat ini adalah salah satu kekuatan besar di Solo yang mungkin saja hendak menyaingi kecanggihan dan metropolitan Jabodetabek. Lalu baru-baru ini, STP mengalami revitalisasi dan telah resmi dibuka. Lokasi STP ini persis berada di belakang kampus Universitas Sebelas Maret.
Spot Solo Technopark yang jadi sorotan
Pertama kali ke sini, ada tiga spot yang jadi sorotan. Pertama, gedung milik Shopee dan Tokopedia yang semula saya kira toko offline. Kedua, gedung milik Garena, dan ketiga ruang untuk syuting podcast. Tapi saya salah, STP ini benar-benar mengagumkan. Suwer deh.
Dua area milik Shopee dan Tokopedia itu ternyata berisi tempat rapat, tempat belajar, dan tempat untuk sekadar nongkrong saja. Bahkan tempat rapatnya sangat dipersiapkan di mana ada televisi untuk presentasi, termasuk tempat belajar berupa meja-meja seperti study café di Korea. Bahkan tersedia juga internet yang bisa diakses dengan mendaftarkan email. Area Garena sendiri dikhususkan buat para anak muda yang senang game dan mabar. Tentu saja, ada tempat untuk santai juga.
Sedangkan di luar itu, masih banyak sekali area untuk berbisnis ruang produktif lainnya. Contohnya ya ruang podcast itu. Sangat amat membantu sekali untuk mahasiswa atau organisasi yang ingin membuat konten. Namun itu dulu, ketika saya datang pada 2022. Sekarang pastilah lebih canggih dan bermacam lagi.
Dilansir dari situs resminya, STP adalah pusat inovasi dan vokasi yang memadukan unsur IPTEK, kebutuhan pasar, industri dengan tujuan menguatkan daya saing daerah. Di situsnya juga terlampir desain lengkap STP yang buat saya, sangat menarik dan terlihat seperti kawasan industri.
Gagasan futuristik yang optimistik
Kalau boleh menggunakan ilmu cocoklogi, STP adalah gagasan masa depan yang sangat menjanjikan. Dengan tersedianya propaganda positif yang menjanjikan dari situsnya, akan sangat menolong para pelaku UMKM. Bahkan juga memberikan kesempatan kepada anak muda dan mahasiswa yang memiliki segudang inovasi serta ide liar nan brutal. STP adalah wadah yang tepat kepada mereka jika hendak mengembangkan segala sesuatu.
Tahun ini, STP berencana untuk terus berkembang dengan skala daya saing mencapai tingkat Asia dan global mulai tahun depan. Sangat optimistik dan menumbuhkan semangat untuk terus bekerja, khususnya para generasi muda.
Akhir kata, STP adalah proyek menjanjikan yang harus terus dijaga kualitasnya. Sebelum saya dituding sebagai pengikut fanatik Mas Wali dari sudut pandang hatersnya, dengan penuh hormat saya katakan bahwa saya hanya mahasiswa biasa.
Bismillah duta teknologi Solo.
Sumber gambar: situs Solo Technopark
Penulis: M. Guntur Rahardjo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Solo (Layak) Mulai Melesat, Jogja Perlahan (dan Pasti) Ditinggal Wisatawan