Menjelang lebaran seperti ini, banyak orang-orang yang tiba-tiba muncul di peradaban sebuah kaum masyarakat setelah sekian lama entah ke mana—baik merantau untuk mencari pekerjaan atau meneruskan pendidikan. Tak jarang kehadiran orang-orang tersebut sontak membuat pangling masyarakat sekitar—terlebih tetangga-tetangga atau bahkan kerabat jauh yang hanya sesekali bertemu.
Tentu saja kemunculan yang tiba-tiba ini akan menimbulkan banyak sekali pertanyaan seperti: kapan nikah? kerja di mana sekarang? kapan lulus? loh, belum punya momongan?—atau yang lebih ekstrim lagi: mana THRnya? mana pacar? mana pasangan?
Selain itu, bagi kaum hawa pasti ada saja pertanyaan seperti: eh, kamu kok gendutan? sekarang tambah tinggi ya? kamu tambah cantik, pakai skincare apa nih?
Hadehhhh omongan netizen memang pedas seperti cabai rawit!1!1
Mengenai skincare, merupakan salah satu kebutuhan para perempuan-perempuan—termasuk saya—dalam hidup yang tentu saja sangat membutuhkan biaya perjuangan yang tidak sedikit dan cukup membuat saya harus sedia obat mag pada kotak obat pribadi. Pasalnya, harga skincare memang kadang menempatkan saya pada kondisi harus serba irit terlebih pada akhir bulan. Bisa-bisa saya harus makan tahu tempe terus setiap hari.
Siapa sih yang tidak ingin kulit mulus seperti bintang iklan di televisi? Kaum hawa pasti sangat berusaha untuk merawat dirinya untuk tampil lebih cantik dan menawan. Tidak tanggung-tanggung, banyak orang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit demi skincare yang sangat mahal itu.
Tidak sedikit orang yang beralasan untuk menghindari gengsinya perihal skincare. Contohnya saja dengan kalimat: monmaap, skincare ku cuma air wudu. Terus dikasih emoticon senyum. Ini maksudnya apa—skincare kok pakai air wudu?
Banyak orang beranggapan cukup pakai air wudu saja untuk wajah yang lebih cantik dan bersinar. Apa benar begitu? Emang bisa?
Hubungan antara air wudu dan kecantikan serta kesehatan sebenarnya sudah sejak lama menjadi perhatian kalangan akademis. Seorang psikiater sekaligus neurologi berkebangsaan Austria, Profesor Leopold Werner von Ehrenfels, merupakan salah satu ilmuan yang tertarik dengan kajian ini.
Menurut Profesor Leopold, ternyata bagian-bagian tubuh yang harus dibasuh saat berwudu, memiliki jutaan sel saraf yang akan bereaksi saat terkena air wudu. Terlebih di beberapa waktu seperti siang hari, sore hari, dan pagi hari. Saat waktu tersebut dan saraf terkena rangsangan air, maka akan membuat tubuh merasa rileks dan bahagia. Otomatis, jika berwudu maka wajah akan terlihat lebih bersinar.
Meskipun sudah teruji bahwa wudu dapat membuat wajah lebih cantik, bukan berarti kita tidak butuh skincare tambahan. Masa iya kita harus wudu setiap saat setiap detik biar cantiknya maksimal? Lha wong masih sayang make up nya daripada wudunya yhaa~
Ada sebuah cuitan di Twitter yang saya lupa akunnya begini: mana nih yang skincarenya air wudu? Setau saya air wudu penghapus dosa bukan penghapus daki. Atau cuitan yang lain: skincarenya air wudu , tapi wudunya pakai SK II.
Saya ternyata termasuk yang mengamini cuitan mba-mba di Twitter itu—mereka ada benarnya juga. Yhaa masa nggak ada usaha lain, cuma mengandalkan air wudu saja—memangnya bapak-bapak itu juga ikutan glowing karena sering wudu?
Tetapi, di sini bukan berarti saya mengingkari anggapan kalau air wudu membuat wajah bersinar, karena Nabi Muhammad juga sudah bilang begitu dan sudah diuji oleh Prof. Leopold. Masa saya masih membantah? Kan tidak mungkin. Kita memang dianjurkan untuk sering berwudu dan tentu saja menjaga wudu karena memang sunnah dan insyaAllah dapat pahala.
Skincare memang mahal-mahal dan bisa jadi lebih mahal dari biaya makan sehari-hari. Tapi, tidak sedikit kok produk skincare yang pas di kantong. Tinggal bagaimana kita memilah-milah saja dan bagaimana kita mengatur keuangan kita supaya tetap bisa makan enak dan membeli skincare.
Untuk ibu-ibu, bapak-bapak, mba-mba atau mas-mas pacar maupun suami di luar sana—tolong mengerti kebutuhan milenial. Kita memang harus bekerja keras karena harga skincare tidak murah. Masih mending dimintai pulsa sepuluh ribu daripada dimintai skincare satu paket yang bisa jadi sampai sejuta—hadeh. Tetap semangat, girls!