Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Situs Trowulan: Bukti Ketidakmampuan Kita dalam Menjaga Warisan Nenek Moyang

Muh. Fadhil Nurdiansyah oleh Muh. Fadhil Nurdiansyah
5 Agustus 2021
A A
situs trowulan candi berahu mojok

situs trowulan candi berahu mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi pemerhati sejarah, Situs Trowulan adalah nama kawasan yang tidak asing lagi di telinga mereka. Situs Trowulan sendiri adalah kawasan yang ditetapkan sebagai Cagar Budaya Tingkat Nasional sejak tahun 2013. Kawasan ini pun telah didaftarkan sebagai Warisan Budaya oleh pemerintah kepada UNESCO sejak 2009, namun entah bagaimana kelanjutannya kini.

Sebelumnya, Situs Trowulan ini berbeda dengan Trowulan sendiri. Perbedaannya adalah Situs Trowulan adalah kawasan yang mencakup 11 x 9 km persegi dan terdiri dari dua kecamatan di dua kabupaten yang berbeda, yakni Mojoagung Jombang dan Trowulan Mojokerto. Sedangkan Trowulan sendiri adalah nama sebuah kecamatan di Mojokerto. Gampangnya gini, Kecamatan Trowulan itu adalah bagian dari Situs Trowulan, bingung nggak? Ya itu lah pokoknya berbeda.

Sebagai warga asli Mojokerto, ketika saya melihat Trowulan selalu saja muncul rasa heran di dalamnya. Bukan karena merasa tidak ada sesuatu yang spesial dari Trowulan atau bahkan merasa tidak bangga terhadapnya. Namun, rasa heran itu lebih diakibatkan karena belum sepenuhnya percaya kalau Trowulan itu sedang dianggap sebagai bekas ibu kota Majapahit yang masyhur di telinga penduduk Nusantara. Mosok iyo se Trowulan iku biyen ibu kota Mojopait? Begitulah kira-kira kalau saya membahasakannya.

Memang benar kalau banyak literatur sejarah maupun bukti fisik seperti candi, lingga-yoni, petirtaan, arca, prasasti, dan berbagai bukti lain yang mendukung agar Trowulan bisa dianggap sebagai bekas Ibukota Majapahit. Saya pribadi percaya karena memang sudah banyak bukti kuat dan valid dari penelitian para ahli di bidangnya.

Namun, rasa kurang percaya saya pun bukan tanpa alasan, ada banyak faktor yang mendorong saya berpendapat demikian. Salah satu contohnya adalah momen ketika mengajak teman kuliah saya ke Mojokerto dan berkeliling Trowulan. Ekspektasi saya ketika itu bilang bahwa teman saya bakal kagum dengan apa yang ada di Trowulan. Tapi pada nyatanya, tidak ada respon berarti yang ditunjukkannya, dia malah terkesan bosan dengan apa yang disuguhkan dengan nuansa klasik bekas ibukota Kerajaan Majapahit ini.

Baiklah, mungkin kita bisa menganggapnya tidak mengerti arti sejarah yang begitu dahsyat dari Trowulan atau mungkin menganggap teman saya kurang ajar karena menganggap Trowulan itu biasa-biasa saja. Tapi, pertanyaannya adalah apa gunanya status Kawasan Cagar Budaya Tingkat Nasional serta didaftarkan ke UNESCO sebagai Former Capital City Of Majapahit Kingdom kalau orang yang notabene hidup di Indonesia saja belum mengenal apa itu Majapahit, apa itu Trowulan, atau bahkan apa itu sejarah?

Saat saya mencari literatur di internet tentang Situs Trowulan ini, rata-rata unggahan beritanya ada di kisaran 2009 saat Trowulan didaftarkan ke UNESCO, 2013 saat Situs Trowulan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya Tingkat Nasional, dan berita heboh tentang diizinkannya pembangunan pabrik baja di dekat situs Candi Wringin Lawang, serta saat Trowulan dianggap sebagai “World Endangered Site” oleh World Monuments Fund (WMF). Lalu berbagai tulisan yang mengisahkan nasib Situs Trowulan yang digadang-gadang sebagai cikal bakal terbentuknya negara yang terbentang dari Sabang hingga Merauke ini.

Jika Candi Borobudur, Candi Prambanan, Museum Sangiran, dan beberapa tempat bersejarah lain bisa dianggap sangat bernilai oleh banyak kalangan, kenapa Situs Trowulan hanya stuck menjadi Kawasan Cagar Budaya yang tidak ada bedanya dengan tanpa status itu. Lebih lucunya lagi, coba kalian buka Wikipedia yang membahas Situs Trowulan, terdapat informasi-informasi error yang sebenarnya sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat secara luas walaupun hanya sekadar peta. Bukan bermaksud lebay atau terlalu menganggap serius hal tersebut, tapi saya anggap itu adalah hal yang seharusnya tidak terjadi.

Baca Juga:

Alasan Orang Magelang Ogah Berwisata ke Candi Borobudur

Kecamatan Kalasan Memang Nanggung, Terlalu Cupu untuk Jogja, tapi Terlalu Modern untuk Klaten  

Masalahnya, Wikipedia adalah salah satu sumber informasi yang kerap diakses oleh masyarakat umum. Tapi, ternyata di dalamnya ada kesalahan secara sistem dan dibiarkan hingga saya membikin tulisan ini. Hal tersebut akan membuat saya mengulangi kembali tentang keraguan saya terhadap Trowulan sebagai Former Capital Of Majapahit Kingdom.

Mungkin ada benarnya menganggap para peromantisisasi Sejarah Kerajaan Majapahit lebih mending ketimbang melihat situs sejarah yang tak lebih dari sekadar bangunan tua. Tetapi sayangnya, sejauh apa pun rasa gemas dan kekecewaan tetap tiada artinya jika hanya mencari kesalahan-kesalahan orang lain.

Situs Trowulan hanyalah salah satu contoh ketidakmampuan kita dalam menjaga nilai-nilai peninggalan nenek moyang. Masih banyak situs-situs terbengkalai yang bahkan lebih memprihatinkan lainnya, seperti yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri bangunan bekas benteng Keraton Kartasura yang tidak terawat sebagaimana mestinya selayaknya peninggalan yang pernah menghiasi panggung sejarah Indonesia.

BACA JUGA Mengenal Rabu Wekasan, Hari Penuh Sial dalam Masyarakat Jawa dan tulisan Muh. Fadhil Nurdiansyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 September 2021 oleh

Tags: candimojopahitnenek moyangNusantara Terminalpeninggalansitus bersejarahsitus trowulanwarisan
Muh. Fadhil Nurdiansyah

Muh. Fadhil Nurdiansyah

Seorang Pria Kecil yang Mencari Kebahagiaan

ArtikelTerkait

Kamus Bahasa Makassar Sehari-hari (2)_ Kenalan dengan Partikel Pi, Mo, dan I terminal mojok

Kamus Bahasa Makassar Sehari-hari (2): Kenalan dengan Partikel Pi, Mo, dan I

16 Juli 2021
Menghitung Pendapatan dari Dana Jimpitan dalam Lingkup RT di Sleman terminal mojok

Menghitung Pendapatan dari Dana Jimpitan dalam Lingkup RT di Sleman

6 Juli 2021
Tabalong, Kabupaten di Pelosok Kalimantan yang Bikin Ternganga terminal mojok

Tabalong, Kabupaten di Pelosok Kalimantan yang Bikin Ternganga

11 Agustus 2021
Menguak Sekelumit Sejarah Soal Kesultanan Buton yang Nasibnya Jarang Dikenal terminal mojok.co

Menguak Sekelumit Sejarah Soal Kesultanan Buton yang Nasibnya Jarang Dikenal

8 Agustus 2021
Ribetnya Jadi Warga Sawojajar 2 Malang yang Serba Nanggung terminal mojok

Ribetnya Jadi Warga Sawojajar 2 Malang yang Serba Nanggung

24 Mei 2021
Kecamatan Kalasan Memang Nanggung, Terlalu Cupu untuk Jogja, tapi Terlalu Modern untuk Klaten  

Kecamatan Kalasan Memang Nanggung, Terlalu Cupu untuk Jogja, tapi Terlalu Modern untuk Klaten  

23 Juli 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.