Memang sudah bukan rahasia harusnya, masalah payment COD di marketplace itu kurang menguntungkan untuk seller. Walaupun niatnya baik, membantu buyer untuk bisa membeli barang secara online dengan bayar di tempat, tanpa perlu repot top up saldo, atau buat yang gaptek juga lebih enak pastinya.
Cuma sejumlah oknum iseng bikin saya selaku pedagang di dua marketplace ini jadi geram dengan adanya sistem COD. Untungnya sih, sebagai penjual kita bisa menentukan mau mengaktifkan atau tidak sistem COD. Kalau saya, pada akhirnya saya matikan saja karena lama-lama malah bikin boncos. Sudah rugi materi, rugi secara fisik dan mental juga. Capek, ngadepin buyer iseng kayak gini.
Buyer iseng-iseng CO tapi tidak mau bayar COD dan berujung barang kena retur
Ini yang paling sering terjadi di saya. Mungkin karena segmentasi produk yang saya jual adalah kaum muda bahkan bisa ke anak-anak, sering ada bocil-bocil iseng ngaku sudah CO dengan opsi COD, ternyata sampai di sana tidak dibayar dan barang akhirnya kembali. Hal ini juga jadi bikin rugi waktu untuk saya dan tim. Pernah, karena sudah trust issue dengan buyer COD, saya hanya nyalakan fitur COD untuk beberapa pelanggan yang memang sudah biasa beli saja dengan request langsung saja di chat, dan sejauh itu pun aman.
Namun, pada akhirnya juga terjadi barang tidak dibayar dan akhirnya kembali. Sampai di situ, akhirnya tidak saya nyalakan lagi fitur COD untuk buyer.
Memang awalnya untuk menaikkan traffic penjualan lebih dulu, karena dilihat-lihat banyak customer yang suka melakukan pembayaran COD. Tapi, kalau gini terus ya lama-lama bisa kita yang rugi.
Risiko returan barang yang sudah tidak berbentuk utuh
Risiko lain kalau barang harus diretur adalah, potensi barang kembali dengan keadaan tidak utuh atau sudah rusak. Namanya juga paket dalam perjalanan, apalagi harus dua kali jalan jadi entah sudah bagaimana bentuk paket yang tertumpuk dan terbentur-bentur itu. Barang-barang yang rawan pecah belah sangat berisiko rusak, alhasil saat sampai barang sudah tidak bisa dijual lagi. Alhasil kita lebih rugi materi lagi.
Jadi mengganggu sistem pembukuan
Kalau di saya, tiap barang yang sudah terjual biasanya akan direkap dalam pembukan per harinya. Ini juga supaya pembukuan nggak menumpuk di akhir bulan. Jadi, kalau mendadak ada pembatalan sepihak ini jadi bikin repot di sistem pembukuan. Jumlah pemasukan sudah dihitung, sudah masuk data, eh malah jadi harus dihapus dan hitung ulang lagi.
Belum lagi, kalau ternyata barang diretur dengan keadaan rusak. Bikin pembukuan jadi lebih kacau lagi. Ruginya jadi lebih banyak kan jadinya.
COD rawan penipuan dan dimanfaatkan oknum untuk penipuan
Pembeli bisa saja memang punya niat untuk melakukan penipuan dengan merasa tidak puas dengan barang yang dibeli, lalu tidak melakukan pembayaran COD dan enggan mengembalikan barang juga. Nyatanya kasus-kasus begini juga pernah terjadi. Ada juga bisa dimanfaatkan untuk orderan fiktif yang sengaja untuk menipu seller.
Atau bisa merugikan buyer lain, dengan iseng mengirim ke alamat orang untuk melakukan COD padahal bukan barang pesanannya. Selain itu, sistem COD juga bikin susah untuk para kurir kalau menghadapi seller yang tidak mau bayar.
Sistem marketplace memang sering kali menguntungkan di buyer, tapi tidak memikirkan seller. Dari pembatalan sepihak, sampai pembeli yang bebas melakukan retur mengaku tidak sreg dengan barang yang dikirim. Pengajuan banding juga seringnya memenangkan buyer daripada seller. Padahal untung seller sudah dimakan banyaknya biaya admin platform, hitungannya sudah ikut bayar pajak di sana, tapi masih harus digerus rasa resah karena sistem yang justru tidak menguntungkan.
Nggak salah kan jadinya, kalau dibilang rugi materi, waktu, tenaga dan mental. Setidaknya beri juga kenyamanan untuk seller, biaya admin sebanyak itu lebih afdal kalau bisa bikin kita nyaman dalam bertransaksi, tidak cuma menguntungkan pihak buyer saja.
Penulis: Arsyanisa Zelina
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Di Mata Kurir, Metode Pembayaran COD Lebih Baik Dihapuskan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















