Sisi Gelap Wisata Lembang, Wisata Indah yang Mencekik Warga Lokal

8 Tempat Wisata yang Sering Dikira Berada di Lembang, padahal Bukan Mojok.co

8 Tempat Wisata yang Sering Dikira Berada di Lembang, padahal Bukan (unsplash.com)

Bicara wisata Kabupaten Bandung, tidak bisa tidak memasukkan nama Lembang. Lembang memang jadi top of mind wisata alam di Bandung, bahkan mungkin Jawa Barat pada umumnya. Tak bisa dimungkiri, pemandangan di sana memang sebagus itu.

Tapi di balik keindahan Lembang, ada problem-problem yang menyertai, dan bikin keindahan wisata ini tercoreng.

Untuk orang yang tinggal di luar kota dan di kota Bandung, jika kalian ingin pergi ke wisata Lembang, akan melewati Jalan Cihanjuang Kecamatan Parongpong yang jalannya sudah banyak yang berlubang. Itu baru satu problem, masih banyak problem yang lain.

Lembang, tempat wisata elite, infrastruktur sulit

Memang harus diakui tempat wisata Lembang ini memang bener-bener indah. Mulai dari tempat yang estetik contohnya kebun teh, Tangkuban Perahu dan bukit-bukit, dusun bambu, dan masih banyak lainnya. Ditambah lagi ketika kita pergi di waktu pagi hari, akan dibarengi dengan udara yang sejuk dan segar. Tak heran wisata Lembang menjadi magnet bagi para wisatawan lokal maupun luar kota.

Namun di balik keindahan itu, infrastrukturnya tak sedap dipandang. Salah satu contoh, jalan berlubang yang saya sebutkan di atas tadi. Akses menuju beberapa tempat wisata pun terbilang sulit apalagi ketika musim hujan membuat wisatawan harus berjibaku dengan medan yang menantang.

Kukira asri ternyata polusi

Hamparan pegunungan yang hijau di Lembang, nyatanya hanya tameng untuk asap hitam yang mengepul dari cerobong asap kendaraan beroda 2 dan 4. Di balik sejuknya udara pegunungan, tercium bau menyengat dari peternakan sapi. Dan di balik jernihnya air sungai, tersembunyi limbah dari aktivitas wisata.

Itulah kenyataan Lembang yang orang-orang tak tahu.

Polusi di Lembang Bandung bukan isapan jempol. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kualitas udara dan air di Lembang sudah berada di ambang batas bahaya. Pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan, asap pabrik, dan pembakaran sampah, telah melampaui ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pencemaran air pun tak kalah parah. Limbah dari industri peternakan sapi, dan aktivitas wisata, mencemari sungai-sungai dan udara di Lembang. Hal ini berakibat pada matinya biota air dan rusaknya ekosistem sungai.

Yang healing wisatawan, yang pusing warga lokal

Wisatawan berduyun-duyun datang ke Lembang Bandung mencari wisata alam dan ketenangan. Mereka berfoto, berselfie dan menikmati suasana. Tapi di balik keramaian itu, ada dampak yang harus ditanggung warga lokal.

Sampah, kemacetan, dan harga yang melambung menjadi konsekuensi dari popularitas Lembang. Jalanan yang tadinya sepi kini penuh dengan kendaraan. Sampah berserakan di mana-mana, mencemari lingkungan dan mengganggu keindahan. Harga makanan dan akomodasi pun naik drastis, membebani penduduk lokal.

Warga yang tadinya hidup tenang kini terganggu dengan keramaian. Suara bising dari kendaraan dan wisatawan mengganggu ketenangan dan jalanan pun semakin banyak yang rusak, Kemacetan membuat mereka sulit untuk beraktivitas. Sampah yang berserakan juga menimbulkan masalah kesehatan.

Lembang memang indah, tapi wisata yang terkenal sejuk dan menyenangkan ini, nyatanya menyembunyikan hal-hal gelap yang tak kita sadari hanya karena hijau yang menyenangkan.

Penulis: M. Rizky Permana Sidiq
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 8 Tempat Wisata yang Sering Dikira Berada di Lembang, padahal Bukan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version