Sisi Gelap Kuliah di UNS, Kampus Negeri Terbaik di Solo tapi Fasilitasnya Bikin Mahasiswa Ngelus Dada

Sisi Gelap Kuliah di UNS, Kampus Negeri Terbaik di Solo tapi Fasilitasnya Bikin Mahasiswa Ngelus Dada

Sisi Gelap Kuliah di UNS, Kampus Negeri Terbaik di Solo tapi Fasilitasnya Bikin Mahasiswa Ngelus Dada (Jeffrey Beall via Wikimedia Commons)

Beberapa waktu lalu, saya sempat melihat video wisuda UNS dengan background gedung Auditorium G.P.H. Haryo Mataram yang mewah. Gedung megah dengan interior keren membuat acara wisuda tersebut terlihat bergengsi. Tapi sayangnya, kemegahan itu cuma ada di foto-foto promosi kampus. Sebab, realitas kuliah di UNS ternyata berbeda dengan ekspektasi awal.

Di tulisan sebelumnya, banyak orang bilang kalau masuk UNS adalah pencapaian yang patut dibanggakan. Agaknya, setelah berkuliah di sini, saya tidak melulu bisa bangga. Sebab, ternyata ekspektasi saya nggak sesuai dengan kenyataan. Pada akhirnya, kampus UNS juga punya sisi gelap yang bikin mahasiswa mengelus dada. Dan inilah sisi gelap kuliah di UNS.

#1 Wisuda megah, tapi keluarga cuma boleh masuk 1 orang

Wisuda adalah momen paling ditunggu setiap mahasiswa. Setelah sekian tahun bergulat dengan skripsi dan nilai IPK, rasanya penin banget memamerkan momen kebanggaan itu ke keluarga. Sayangnya, di UNS kebahagiaan itu jadi setengah-setengah.

Bayangkan saja, gedung wisuda yang megah itu cuma bisa menampung wisudawan dengan satu tamu keluarga. Ya, cuma satu orang! Padahal yang pengin melihat kita naik panggung bukan cuma ayah atau ibu, tapi juga kakek, nenek, adik, atau bahkan pacar yang sudah menemani kita dari awal kuliah. Tapi mau bagaimana lagi, peraturannya begitu.

Akhirnya, banyak keluarga yang terpaksa nonton dari luar gedung. Mereka berkumpul di depan pintu masuk atau mengandalkan live streaming seadanya. Ironisnya, gedung wisuda yang mewah itu terasa kosong karena kursi tamu dibatasi ketat. Padahal wisuda adalah momen keluarga yang seharusnya bisa dinikmati bersama-sama.

Baca halaman selanjutnya: #2 Mahasiswa membludak, tapi kursi kantin UNS cuma sedikit

#2 Mahasiswa membludak, tapi kursi kantin UNS cuma sedikit

Kuliah di kampus negeri ternama memang bikin bangga. Tapi bangga itu cepat pudar ketika jam istirahat tiba dan kita harus berburu tempat duduk di kantin. Mahasiswa UNS jumlahnya ribuan, tapi kursi kantinnya? Jangan ditanya.

Memang sih setiap fakultas punya kantin sendiri. Tapi tetap saja, jumlah tempat duduknya nggak sebanding dengan mahasiswa yang makan di sana. Apalagi kalau jam makan siang, kantin langsung penuh sesak. Kami harus rebutan kursi seperti di pasar tradisional saat jelang Lebaran.

Akhirnya, banyak mahasiswa yang memilih duduk di tangga atau bahkan di emperan gedung. Ada juga yang menyerah dan memilih beli makanan buat dibawa ke kelas. Padahal rasanya pengin juga ngobrol santai sambil makan di kantin seperti di film-film. Tapi ya sudahlah, namanya juga mahasiswa, harus tetap kreatif mencari solusi.

#3 Penerangan malam minim, apalagi di sekitar Fakultas Hukum dan Kedokteran UNS

Kalau bicara soal keamanan kampus, salah satu yang paling penting adalah penerangan. Sayangnya, UNS sepertinya lupa akan hal itu, terutama di area fakultas tertentu. Mahasiswa yang kuliah malam atau pulang telat jadi waswas karena jalanan kampus gelap gulita.

Area sekitar Fakultas Hukum dan Kedokteran terkenal sebagai zona paling gelap. Lampu jalan yang menyala cuma seuprit, jarak antartiang lampu pun berjauhan. Apalagi kalau lampu rusak dan belum diperbaiki, suasananya jadi kayak jalan di kampung hantu.

Mahasiswa perempuan seperti saya yang pulang malam jadi khawatir. Kami terpaksa jalan bareng teman atau mengandalkan penerangan dari HP. Padahal seharusnya kampus sebesar UNS bisa menyediakan penerangan yang memadai untuk menjaga keamanan mahasiswa. Tapi ya begitulah, kami cuma bisa berharap semoga kampus segera berbenah.

#4 Kampus cabang anak tiri, fasilitas dan informasi selalu telat

UNS punya banyak kampus cabang yang tersebar di berbagai lokasi, seperti di Manahan, Jebres, Kleco, Pabelan, bahkan sampai Madiun dan Kebumen. Mahasiswa yang kuliah di kampus cabang sering merasa seperti anak tiri yang dilupakan.

Informasi dari kampus pusat di Kentingan sering telat sampai ke kampus cabang. Contohnya, pengumuman tentang keringanan UKT yang baru sampai sehari sebelum deadline. Alhasil, mahasiswa jadi kewalahan mengurus berkas dalam waktu singkat. Banyak yang akhirnya mengurungkan niat karena waktunya terlalu mepet.

Belum lagi soal fasilitas. Kampus pusat punya gedung megah, ruang kelas nyaman, dan laboratorium lengkap. Sementara kampus cabang? Seadanya. Perpustakaan kecil, laboratorium terbatas, dan kantin yang bahkan lebih sempit dari yang di kampus pusat. Mahasiswa kampus cabang cuma bisa gigit jari sambil berharap suatu hari diperlakukan setara dengan mahasiswa kampus utama.

#5 Kebijakan yang bikin mahasiswa bingung: pindah faskes ke klinik kampus

Awal tahun 2025, UNS membuat kebijakan baru yang cukup kontroversial. Semua mahasiswa diwajibkan memindahkan fasilitas kesehatan BPJS mereka ke Klinik Pratama UNS Medical Center. Kalau nggak pindah, mahasiswa nggak bisa mengisi KRS. Kebijakan ini langsung menuai protes di media sosial.

Masalahnya, klinik kampus ini nggak buka 24 jam dan tutup di akhir pekan. Terus kalau mahasiswa sakit malam-malam atau di hari libur, gimana dong? Gerbang kampus juga nggak buka 24 jam. Jadi mahasiswa yang sakit mendadak di luar jam operasional klinik jadi bingung harus ke mana.

Kampus bilang ini demi kemudahan akses layanan kesehatan mahasiswa. Tapi kenyataannya, kebijakan ini justru bikin mahasiswa repot. Apalagi bagi yang sudah punya faskes langganan dekat kos atau rumah. Mereka jadi terpaksa pindah faskes meskipun nggak nyaman. Mahasiswa cuma bisa pasrah dan berharap kebijakan ini segera dievaluasi ulang.

Itulah sisi gelap kuliah di UNS yang jarang terekspos. Meski punya gedung megah dan nama besar, ternyata kampus ini masih punya banyak PR dalam urusan fasilitas dan pelayanan mahasiswa. Tapi meski begitu, saya tetap berusaha bersabar dan bersyukur. Saya tetap percaya, UNS bisa berbenah dan menjadi kampus yang lebih baik lagi di masa depan.

Penulis: Alifia Putri Nur Rochmah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 3 Salah Paham Tentang Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo yang Sering Bikin Bingung Calon Mahasiswa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version