Kanada, dalam pikiran kita, adalah negara berisi orang-orang ramah dan baik hati. Bahkan, sering disebut sebagai “nicest country on Earth”. Popularitas Justin Trudeau menambah citra baik negara tersebut. Intinya, Kanada (dianggap) berisi hal-hal baik dan orang-orang yang baik.
Negara bekas jajahan Prancis dan Inggris tersebut memang unik. Punya dua bahasa resmi, ibu kotanya tak begitu terkenal, dan dinginnya minta ampun. Negara ini juga tempat lahirnya Wade Wilson, alias Deadpool. Rasanya lucu, negara yang katanya “the nicest country on Earth” adalah asal dari mercenary paling mematikan di dunia.
Tapi, selalu ada sisi yang tidak kita ketahui dari suatu hal, entah karena ditutup-tutupi atau memang jarang terekspos. Kanada pun tak luput akan hal itu. sebenarnya, negara ini tak baik-baik amat. Dan dalam tulisan ini, saya berusaha membuka beberapa sisi “gelap” negara ini, dari informasi yang saya dapat dari mantan kekasih yang kebetulan asli Kanada alias Canadians pure blood. Nggak, dia bukan tetangga Deadpool.
#1 Musim dingin
Di paragraf sebelumnya, saya berkata bahwa negara ini dinginnya minta ampun, dan itu nggak berlebihan. Kanada memang terkenal akan suhu negaranya yang dingin. Coba cek postingan 9GAG tentang negara ini, banyak yang akan menyinggung suhu di negara tersebut yang nggak masuk akal.
Mantan saya, yang tinggal di Ottawa, pernah bikin postingan tentang suhu di Ottawa yang menyentuh minus 20 derajat Celcius. Bagi kalian yang sudah menggigil di Kaliurang atau Dieng, buang jauh-jauh imajinasi winter yang indah dalam benak kalian. Di Kanada, musim dingin adalah mimpi buruk.
#2 Biaya hidup yang mencekik
Sekarang, kita ngomongin biaya hidup dan pemasukan di Kanada. Tapi, kita bedah sedikit pemikiran kita tentang bekerja di luar negeri. Pemikiran bahwa kerja di luar negeri gajinya gede itu sering kali menghinggapi benak kita, orang Indonesia. Hal itu ada benarnya juga, jika kita konversi gaji di luar negeri sana dengan mata uang kita. Tapi, buat orang sana, ya nggak gede juga. Gaji standar di luar sama kayak UMR di sini: dianggap cukup, seringnya mencekik. Apalagi ditambah pengeluaran seperti pajak dan sebagainya. Ampun dijeee.
Selain itu, bekerja di Kanada tidak mudah. Untuk bekerja, kalian harus punya sertifikat keahlian sesuai pekerjaan yang kalian lamar. Contoh, Anda melamar sebagai waiter di sebuah restoran. Nah, Anda diharuskan punya sertifikat keahlian menjadi waiters untuk melamar itu.
Pekerjaan yang diraih dengan susah, plus penghasilan yang nggak wah, bikin orang berpikir dua kali untuk menghamburkan uang di sana.
#3 Kelam
Inilah yang paling ironis. Kanada, yang dianggap sebagai “the nicest country on Earth”, warganya justru punya masalah depresi yang lumayan tinggi. Negara yang dingin, orang-orang yang tak friendly ketika musim dingin, biaya hidup yang amat tinggi, plus harga properti gila-gilaan adalah bahan yang cukup untuk bikin orang stres.
Meski Kanada memberikan akses kesehatan gratis untuk warga, nyatanya obat-obatan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah mental tak semuanya tersedia di pasaran. Sepertinya, ini memang masalah semua negara. Tapi, harusnya, tak berlaku untuk “the nicest country on Earth”, kan?
#4 Rasisme
Maaf karena telah menghancurkan ekspektasimu, tapi, rasisme pun terjadi di negara ini. Negara paling baik hati ini pun tak luput dari rasisme. Menurut General Social Survey on Canadians’s Safety 2019, 49 persen penduduk berkulit hitam di atas 15 tahun mengalami setidaknya satu tindakan rasis selama lima tahun belakangan.
Benar, dibandingkan Amerika Serikat, memang Kanada terlihat baik-baik saja. Tapi, yang dijadikan pembanding adalah Amerika Serikat, yang memang angka rasismenya sundul langit. Negara mana pun jadi terlihat normal-normal saja jika dibandingkan AS. Jadi, ya, Kanada pun punya masalah dengan rasisme, tak peduli predikat apa yang tersemat pada mereka.
Inilah beberapa sisi gelap Kanada yang jarang diekspos oleh banyak media dan karya pop yang bertebaran di sekitar kita. Mungkin bagi kalian, ini mengagetkan. Tapi, yang namanya hidup, selalu ada kejutan. Meski, tak selalu menyenangkan.
Penulis: Bunga Shashilya Tanjung
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Nongkrong di Starbucks Itu Murah, Asal Tahu Strateginya