Seandainya ada daftar nominasi dompet digital atau e-wallet terburuk sepanjang masa, maka saya yakin DANA layak berada di urutan pertama. Lha, gimana, e-wallet ini paling ampas kalau dibandingkan kompetitornya macam GoPay, OVO, atau ShopeePay. Maaf saja, tapi kalau kalian ada yang masih menggunakan aplikasi DANA, saran saya coba pikir ulang.
Saya nggak sedang menyebarkan kebencian, ya, wong saya juga dulunya pengguna setia DANA. Setidaknya ada 3 alasan yang perlu kalian pertimbangkan jika masih menggunakan DANA sebagai dompet digital utama.
Daftar Isi
Keamanan meragukan dan rawan dibobol
Kalian pasti familier dengan modus penipuan mengirim aplikasi bodong melalui WhatsApp. Biasanya, aplikasi bodong ini berpura-pura sebagai undangan nikah, cek resi, tagihan, dan lain-lain. Padahal kalau diinstal, aplikasi tersebut justru akan mengirimkan notifikasi kode OTP yang masuk ke hape kita kepada si penipu.
Masalahnya, dari banyaknya kasus yang saya temui di internet, ada satu kesamaan pada korban, yakni hampir seluruhnya adalah pengguna DANA. Praktis, hal ini membuat saya berasumsi kalau e-wallet ini cukup meragukan soal keamanan. Alasannya sederhana, yaitu karena banyak penipu yang menjadikan pengguna DANA sebagai target sasaran.
Bahkan, pada beberapa kasus, penipu berhasil masuk ke akun korban dan menguras seluruh saldonya. Anehnya, penipu bisa melewati verifikasi pin dan wajah. Dua kasus terbaru yang saya temukan dialami oleh pemilik akun X berikut.
Kasus pertama diunggah akun @xyz99241172 di X. Pemilik akun mengatakan uangnya sebesar 1,2 juta hilang dipakai transaksi di Bukalapak, padahal pemilik akun mengaku tak memiliki aplikasi Bukalapak. Sementara kasus kedua disampaikan akun @ekobudiantara_ yang mengatakan akunnya diretas dan uang sebesar 1,1 juta hilang.
Saya mengerti kalau kasus penipuan kayak gini juga terjadi karena faktor kelalaian pengguna, tapi masalahnya DANA cenderung lepas tangan dan menyalahkan pengguna. Maksud saya, minimal usaha meningkatkan keamanan atau ngapain gitu biar kejadian kayak gini bisa diminimalisir.
GoPay saja bisa, kok, kasih jaminan saldo kembali kalau terjadi kasus serupa. Lha, ini malah cuci tangan. Sudah kayak pemerintah saja!
Customer service DANA lemot dan hanya mengandalkan bot
Nggak cuma keamanan yang buruk, layanan pelanggan DANA ternyata juga lebih buruk. Saya pernah punya pengalaman gagal transfer dengan nominal Rp500 ribu.
Jadi ceritanya waktu itu saldo saya ditahan selama 24 jam untuk dilakukan percobaan transfer ulang dari DANA. Namun, besoknya uang saya tetap nggak kembali dan transaksinya masih gagal.
Akhirnya saya menghubungi customer service melalui aplikasi sambil mencoba untuk nggak panik. Tapi, saya justru dibuat naik pitam ketika mengetahui bahwa layanan customer service yang disediakan bukan manusia, melainkan bot bernama Diana. Sudahlah bikin laporannya ribet, nggak langsung ngasih solusi pula, malah cuma ngirim jawaban template kalau sudah dibuatkan laporan dan akan ditangani maksimal 1 minggu.
Ajaibnya, uang saya baru masuk di minggu kedua, telat satu minggu dari estimasi yang diberikan. Padahal saya sudah sering follow up CS lewat email, X, dan apa pun yang bisa saya hubungi, tapi tanggapannya sama saja, mentok-mentok cuma disuruh nunggu. Brengsek memang, mana jumlah uangnya lumayan. Saya kan jadi trauma.
Banyak digunakan untuk transaksi di situs slot
Saya mengetahui fakta ini ketika sedang mengambil data skripsi. Oleh karena pembahasan skripsi saya adalah pengalaman anak muda yang main judi slot, maka akhir-akhir ini saya sering berinteraksi dengan mereka. Dari sinilah, saya mengetahui bahwa banyak pemain judi yang menggunakan DANA untuk transaksi di situs slot.
Bayangkan, dari 15 orang yang saya temui, semuanya mengandalkan DANA untuk urusan transaksi judi slot. Jumlah ini baru yang saya wawancarai saja, ya, kalau ditelusuri lebih lanjut, saya yakin bakal lebih banyak lagi. Bahkan, saya menemukan beberapa ulasan di Google Play Store yang menyatakan hal serupa.
Sebenarnya ini bukan sepenuhnya salah pihak DANA, sebab mereka sudah menyatakan tidak mendukung tindakan yang melanggar hukum yang berlaku. Mereka lagi ketiban sial saja karena tiba-tiba aplikasinya banyak digunakan untuk transaksi di situs judi. Di lain sisi, saya juga nggak mau ikutan nanggung dosa kalau amit-amit uang saya kecampur dengan hasil judi. Takut jadi dosa jariyah, Lur.
Beberapa alasan di atas bikin saya akhirnya enggan menggunakan DANA lagi. Saya juga lebih nyaman mengandalkan bank konvensional untuk urusan keuangan. Kalaupun perlu menggunakan e-wallet, saya pasti memilih aplikasi lain yang kualitas dan keamanannya lebih terjamin.
Penulis: Dito Yudhistira Iksandy
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Ribetnya Transfer Uang Pakai Aplikasi DANA.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.