Sebagai mahasiswa biasa, saya dahulu sempat iri hati dengan teman-teman penerima beasiswa KIP Kuliah. Tapi ini bukan karena kasus mahasiswa yang memanipulasi data, atau semacam selebgram yang kuliah di UNDIP itu. Yang membuat saya iri hati adalah saya dahulu telat mengetahui info pendaftaran beasiswa KIP Kuliah jalur mandiri.
Konyol memang. Tapi harap tahu, meski dari tahun ke tahun saya hidup sebagai mahasiswa dengan ekonomi menengah, alias hidup menderita, mati malah rugi—saya akhirnya cukup bersyukur setelah mengetahui sisi gelap yang dialami sebagian teman-teman penerima beasiswa KIP Kuliah.
Saya sebut “sebagian” karena tidak semuanya mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah menderita akibat sisi gelap ini. Ada juga teman-teman saya dengan kepribadian tertentu, malah sama sekali tidak merasa menderita karena tidak merasa ada sisi gelap di dunia beasiswa KIP Kuliah.
Maka, buat kamu calon penerima beasiswa KIP Kuliah, ada baiknya kamu memahami beberapa sisi gelapnya dari sekarang. Ini saya bukan bermaksud menakut-nakuti, kok. Hanya saja, saya berharap kamu punya persiapan untuk mewaspadai sisi gelap ini sebelum nanti sudah jadi mahasiswa. Sebab kalau tidak, besar kemungkinan kamu akan kaget dan menderita seperti halnya teman-teman saya.
Daftar Isi
Berhati-hatilah kalau bertindak kritis pada pihak yang punya wewenang
Yang pertama, jika kamu adalah tipe mahasiswa yang kritis, atau bahkan berjiwa aktivis, maka ada baiknya kamu mereduksi kekritisan dan jiwa aktivismu itu agar jangan terlalu berapi-api. Terutama ketika kamu mencium bau-bau ketidakadilan yang dihasilkan oleh pihak yang berwewenang dalam pemberian beasiswa KIP Kuliah.
Saya rasa tidak perlu menjelaskan panjang-lebar soal kenapa harus begitu. Kamu sendiri harusnya paham, kalau di negara kita tercinta ini, ada semacam asian value bahwa mengungkap ketidakadilan itu akan melukai perasaan. Dan meski pihak yang berwewenang dalam pemberian beasiswa KIP Kuliah adalah sebuah lembaga, tapi kamu harus menganggap mereka layaknya manusia yang punya perasaan.
“Memangnya apa akibatnya jika kita bertindak kritis terhadap mereka?”
Berdasar pengalaman teman-teman saya, setidaknya kamu akan menderita dalam dua hal. Pertama, kamu berpotensi dijauhi oleh kakak-kakak senior penerima beasiswa KIP Kuliah. Kedua, kamu akan bermimpi buruk karena (akan) diangkat menjadi mahasiswa biasa (baca; ancaman pencabutan KIP Kuliah).
Berhati-hatilah sama budaya senioritas kakak pengurus beasiswa KIP Kuliah
Ketika kamu sudah menjadi penerima beasiswa KIP Kuliah, kamu nanti akan menjalin hubungan sosial dengan kakak-kakak senior sesama penerima beasiswa KIP Kuliah. Kakak-kakak ini adalah pengurus Forum Mahasiswa Bidikmisi KIP Kuliah (Formadiksi KIP-K). Dan jangan kaget ketika bercengkerama dengan mereka, kamu merasakan sensasi budaya senioritas.
Ini juga berhubungan dengan sisi gelap yang pertama. Kamu patut berhati-hati ketika berdiskusi dengan kakak-kakak tersebut. Jangan sampai terlihat kritis atau malah menunjukkan diri lebih pintar dari mereka. Sebab mereka itu seperti menuntut kamu agar harus (terkesan) tunduk, patuh, dan manut layaknya mereka maha benar.
Kemudian yang tidak kalah penting adalah: jangan sampai kamu memunculkan tanda-tanda kebencian ke mereka secara gamblang. Sebab sedikit saja kamu tampak seperti junior yang membenci senior, besar kemungkinan kamu akan mendapat dua penderitaan ini: terkena diskriminasi, atau jadi gunjingan setiap saat.
Kamu dituntut untuk (tampak) ambisius
Kamu mungkin sudah paham dengan tuntutan bahwa penerima beasiswa KIP Kuliah harus rajin, supaya IPK-nya tidak sampai di bawah angka 3.00. Tapi harap diingat, itu hanyalah tuntutan akademis. Ada tuntutan lain dalam konteks bersosial yang nantinya akan kamu hadapi. Yakni kamu harus tampak seperti mahasiswa ambisius.
Dengan kata lain, berhati-hatilah kalau kamu di kampus kelihatan, misalnya: jarang masuk kelas atau jarang aktif dalam diskusi matkul. Katakanlah kamu tidak tampak ambisius tapi IPK yang kamu dapat masih di atas 3.00, tetap saja kamu akan merasa dituntut agar tampak seperti mahasiswa ambisius. Kenapa?
Supaya citramu di mata teman-teman kuliah tetap baik sebagai penerima beasiswa KIP Kuliah. Sebab kalau kamu nggak tampak seperti mahasiswa ambisius, besar kemungkinan kamu akan mendapat banyak nyinyiran. Entah kamu yang dikata nggak layak dapat beasiswa lah, kamu yang memakan uang rakyat lah, dan nyinyiran lain yang bisa jadi jauh jauh lebih menyakitkan.
Kalau bisa peduli setan sih, nggak masalah. Tapi kalau tidak, saran saya mending tampaklah ambisius, di samping kamu memang pintar dan mampu mempertahankan nilai IPK.
Jadi pemegang beasiswa KIP Kuliah harus siap “digantung”
Jika kamu pikir istilah “perasaan digantung” hanya ada dalam hubungan romansa, sekarang kamu harus tahu bahwa istilah itu juga ada di kehidupan penerima beasiswa KIP Kuliah. Hanya saja, kalau dalam hubungan romansa yang digantung adalah cinta, di kehidupan penerima beasiswa, yang digantung adalah dana.
Betul, dana beasiswa KIP Kuliah cukup sering, bahkan bisa dibilang rutin mengalami telat pencairan. Berdasar pengalaman teman saya, pencairan yang telat ini bisa sampai memakan dua bulan sejak awal semester. Musababnya bisa macam-macam; bisa karena pihak kampusmu yang belum melapor ke puslapdik, bisa jadi pihak puslapdik yang belum selesai memproses, bisa jadi pihak bank penyalur yang masih mengalami maintenance. Pokoknya banyak.
Tapi yang pasti, di masa krisis moneter itu, kamu hanya punya dua pilihan: menahan perasan yang digantung dan menderita, atau segera mencari kerja biar tetap nggak stres dan tetap bisa makan.
Berhati-hatilah kalau bercerita soal penderitaan kuliah ke teman
Lalu yang terakhir, berhati-hatilah kalau kamu, pemegang beasiswa KIP Kuliah sambat atau bercerita soal penderitaan kuliah ke teman. Apalagi jika status teman-temanmu adalah rakyat dengan ekonomi menengah. Percayalah, pikiran mereka itu cukup sensitif soal derita kuliah. Dan ke-sensitif-an mereka itu sedikit-banyak berakar dari keinginannya mendapat nasib seperti kamu.
Tapi kalau temanmu ini adalah teman yang betul-betul akrab, maka silakan bersambat ria; bercerita tentang penderitaan kuliah. Tapi kalau tidak, apalagi temanmu ini mulutnya busuk dan kurang disiplin, hampir dipastikan kamu akan menerima tiga penderitaan berikut: dipisuhi secara langsung, disindir lewat status, atau dijadikan gunjingan setiap waktu.
Sekali lagi, apa yang saya jelaskan di atas itu jangan anggap saya sedang menakut-nakuti. Saya hanya berniat membantu supaya kamu ketika sudah menjadi mahasiswa beneran nanti tidak sampai kaget. Kalau kamu merasa beberapa sisi gelap beasiswa KIP Kuliah di atas bukan sebuah masalah, ya syukur. Tapi kalau tidak, persiapkanlah masak-masak untuk mewaspadai sisi gelap itu.
Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Rizky Prasetya