Simpang Pasteur Djundjunan, Tempat yang Tepat untuk Uji Nyali di Kota Bandung

Simpang Pasteur Djundjunan, Tempat yang Tepat untuk Uji Nyali di Kota Bandung

Simpang Pasteur Djundjunan, Tempat yang Tepat untuk Uji Nyali di Kota Bandung

Jika ada tempat yang cocok untuk dijadikan sebagai sarana uji nyali di Kota Bandung, Simpang Pasteur Djundjunan merupakan tempat yang sangat tepat. Simpang ini sendiri merupakan jalanan lalu lintas yang cukup besar. Tempatnya berada di Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Tempat tersebut sebetulnya cukup ikonik di daerah Pasteur karena memiliki perempatan yang cukup besar dan memiliki patung yang dibuat sejak tahun 2018 bertujuan untuk menakut-nakuti pengendara yang melintasi perempatan di Simpang Pasteur Djundjunan.

Lalu lintas yang terdapat persimpangan tersebut merupakan tempat yang cukup vital di daerah Bandung, pasalnya di tempat tersebut terjadinya lalu-lalang banyaknya kendaraan dari berbagai daerah, khususnya dari Tol Pasteur. Selain itu, Simpang Pasteur Djundjunan ini menghubungkan empat jalanan besar di Kota Bandung, seperti Jalan Surya Sumantri di arah Utara, ada juga Jalan Dr. Djundjunan yang terdapat Flyover Pasupati dari arah Timur, di selatannya terdapat Jalan Sukaraja, dan di arah Barat terdapat Jalan Tol Pasteur. Benar-benar persimpangan yang memiliki peranan besar.

Namun, beberapa kali melewati Simpang ini, tempat ini jauh dari kata nyaman bagi para pengendara. Sehingga bagi siapa pun yang ingin menguji nyali di Kota Bandung, Simpang Pasteur Djundjunan merupakan tempat yang tepat untuk itu.

Perempatan Simpang Pasteur Djundjunan, perempatan uji nyali

Perempatan di Simpang ini benar-benar menguji pengendaranya dari berbagai aspek. Ujian pertama, tentu kesabaran pengendaranya. Kemacetan perempatan ini sudah masuk level nggak masuk akal. Kau bisa saja kontemplasi hidup, begitu kelar, masih aja kejebak macet.

Kedua, ada patung polisi yang bikin kaget. Ini ujian juga lho. Ketiga, pengamen yang suka maksa. Singkatnya, perempatan ini isinya ujian hidup.

Ditambah lampu merah yang terdapat di Simpang Pasteur Djundjunan ini durasinya nggak ngotak. Menunggu di persimpangan ini ibarat seperti menonton video YouTube: lampu hijaunya kayak iklan.

Panasnya bak simulasi neraka

Ini berhubungan dengan poin sebelumnya, ketika siang hari menuju petang, durasi lampu merah di perempatan Simpang Pasteur Djundjunan ini terasa lebih lama. Hal tersebut seolah-olah memberikan kesempatan kepada para pengendara untuk merasakan simulasi neraka di simpang ini.

Saya pernah satu kali saja melewati perempatan ini di siang hari, dan kebetulan sedang lampu merah, tangan saya langsung belang karena saking panasnya. Itu baru satu kali, tidak terbayang jika setiap hari harus melewati Simpang ini.

Minim akses penyeberangan

Akses untuk menyeberang di Simpang Pasteur Djundjunan ini begitu minim. Bahkan di beberapa jalan tidak ada zebra cross sama sekali. Ada sih jalan yang ada zebra cross, misalnya di Jalan Sukaraja di perempatan Simpang Pasteur, tetapi sudah mulai luntur.

Bagi pejalan kaki, Simpang Pasteur ini ibarat tempat uji nyali. Tidak fokus sedikit saja ketika menyeberang, nyawa lah yang jadi taruhannya.

Begitulah kondisi Simpang Pasteur Djundjunan, tempat uji nyali bagi orang-orang yang melintasinya. Bagi kalian yang hidupnya sedang ruwet, bisa lewat Simpang ini, siapa tahu masalah kalian jadi terasa lebih sepele dan mengalihkan energi kalian ke hal lain.

Penulis: Handri Setiadi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Nama Jalan di Bandung yang Susah Diucapkan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version