Rumah si Doel ramai banget nih di pembuka Si Doel Anak Sekolahan episode 38. Di teras masih ada Mak Nyak, Mas Karyo, dan Mandra. Lalu datang juga Zaenab dan Nunung. Nunung sempat mampir ke pasar membelikan buah untuk Mandra yang sakit.
“Yah, si Doel pas sakit dibawain apel ama Zaenab, kok saya dapetnya jambu klutuk? Bisa usus buntu ini mah,” kata Mandra. Hmmm, bukannya terima kasih udah ada yang mau bawain! Kebiasaan nih Mandra!
Tidak lama, Sarah juga datang. Sudah siap dengan little black dressnya untuk datang ke pesta ulang tahun Atik, Sarah kelihatan cantik sekali, mylov. Suer! Sarah sedang siap-siap memotret Mas Karyo di halaman saat Doel pulang. Sarah mengingatkan Doel kalau mereka ada janji mau ke pesta ulang tahun Atik. Doel mengiyakan tapi mereka kemudian sepertinya sama-sama merasa tidak enak dengan Zaenab.
“Kamu mau ikut, Nab?” tanya Sarah.
Zaenab hanya menggeleng.
Setelah sesi potret memotretnya kelar, Mas Karyo pulang berganti baju. Atun masuk ke rumah, Mandra mandi, Nunung juga pulang. Tinggal Sarah dan Zaenab saja duduk di teras. Karena merasa canggung (juga sakit hati kayaknya), Zaenab pamit pulang. Alasannya sudah sejak pagi dia pergi.
Sarah masih memaksa Zaenab supaya ikut saja bersama dia dan Doel, tapi lagi-lagi Zaenab menolak dengan halus. Yang ada malah Atun yang minta ikut ke pesta ulang tahunnya Atik. Sarah sih iya-iya saja, dia menyuruh Atun untuk bilang dulu ke Doel.
Atun lari ke belakang dan bilang ke Doel kalau dia mau ikut. Mandra kepancing untuk ikutan juga, mau ngajak Nunung katanya.
“Apaan sih? Nggak diundang! Jangan, jangan, jangan! Nggak pantes!” kata Doel.
Atun kecewa. Mandra mengatasi kecewanya dengan cara lain.
“Biarin, biarin Tun! Nggak papa, biarin! Biarin! Timbang ikut pestanya orang kaya, ngapa sik! Sombhong banget! Gue dulu ngikut ke pestanya orang kaya dikatain primitif.”
Sarah dan Doel sedang hepi-hepi di pesta ulang tahun Atik saat Roy menelepon ke handphone Atik. Atik sempat berbohong bilang kalau Sarah belum datang. Sarah langsung berinisiatif untuk mengajak Doel keluar dari situ
“Sori ya, Doel. Kita makan di tempat lain aja ya? Atau nanti kita balik lagi deh,” kata Sarah sambil bergegas jalan menuju tempat parkir.
“Lagian kenapa harus menghindar sih?” tanya Doel.
“Aku nggak mau ribut.”
“Ya, kenapa harus ribut?”
“Ya, kamu kayak nggak tahu aja kelakuannya dia! Atik lagi pake ngundang-ngundang dia. Brengsek!”
“Kok Atik kamu salahin?”
Belum kelar ucapan Doel, suara klakson mobil mengagetkan mereka. Mobil Roy. Roy langsung turun dari mobilnya.
“Kamu gimana sih Sar? Kan saya sudah janji mau jemput kamu, ngapain kamu pergi sama dia?” kata Roy menunjuk Doel.
“Apa urusannya sama kamu?” tanya Sarah balik.
“Heh, Doel! Tolong kamu ngaca! Kamu nggak pantes jalan sama dia! Nggak level!” kata Roy ke Doel.
Sarah langsung menggandeng tangan Doel menuju ke mobilnya, tapi Roy menghalangi.
“Kalau kamu laki-laki, selesaikan urusan ini secara jantan!” kata Roy.
“Ngomong apaan sih lu? Kayak banci tau nggak!” Sarah yang lagi-lagi membalas omongan Roy. Doel yang sejak tadi diam, akhirnya mulai terpancing emosi.
“Bung, apa perlu kita ribut?” tanyanya ke Roy.
“Aaah, jangan kebanyakan bicara!” Roy menyerang Doel duluan.
Pertengkaran resmi dimulai. Doel yang punya bekal bela diri jelas lebih unggul. Roy jatuh. Orang-orang mulai berdatangan untuk melerai. Sarah menarik Doel masuk ke mobilnya. Roy masih berkoar-koar tidak terima akan kekalahannya.
“Tunggu pembalasan gue ya!”
Sarah dan Doel langsung pulang. Sarah memeriksa luka Doel yang kena bogemnya Roy, persis saat Zaenab datang untuk mengantarkan oleh-oleh dari babenya. Zaenab pasti mengira Sarah dan Doel sedang berciuman. Sempat canggung rasanya dan Zaenab langsung pamit.
Percakapan antara Sarah dan Doel selanjutnya menjadi bagian akhir dari Si Doel Anak Sekolahan episode 38 ini.
“Maafin aku ya, Doel. Aku selalu bikin susah kamu.”
“Nggak. Emang kenapa?”
“Tadi kayaknya Zaenab marah ya sama aku. Aku emang salah sih.”
“Kenapa kamu harus merasa bersalah?”
“Ya, nggak tahulah. Yang jelas pasti Zaenab marah sama aku.”
“Semua ini karena kesalahanku, Sar. Aku nggak bisa tegas sama Zaenab. Nggak tega.”
“Nggak tega kenapa?”
“Ya nggak tega aja. Setiap kali aku ingin bersikap tegas, aku merasa takut akan melukai dia. Membuat dia akan merasa sedih.”
“O ya?”
“Iya. Tapi justru ketidaktegasanku selama ini malah melukai dia. Membuat dia terombang-ambing. Kalau suatu saat aku memilih, aku tidak ingin ada yang terluka.”
“Kamu masih sayang sama dia, Doel?”
“Sayang sebagai adik, sebagai saudara, iya. Cuma itu.” (Uhuk!)
“Doel, selama aku kenal kamu aku tuh udah belajar banyak hal dari kamu. Aku bangga atas sikap kamu, tapi kayaknya kok dari sekian banyak yang udah aku dapetin dari kamu ada sesuatu yang kamu tuh nggak pernah berani mau katakan. Iya atau tidak? Padahal aku yakin kamu tuh tahu. Cuma kamu tuh nggak berani untuk ucapinnya. Iya kan?”
(Duh, adegan ini so sweet sekali, mylov.)
Doel tersenyum.
“Kenapa kamu sayang sama aku?” tanyanya ke Sarah. (Uwuwuw!)
“Ya nggak tahu,” jawab Sarah salah tingkah.
“Kok nggak tahu?”
“Ish, ya nggak tahu aja! Apa aku harus tahu kenapa dan apa yang buat aku sayang sama kamu? Nggak harus kan? Toh sudah banyak hal yang sudah kita lakuin dan kita rasain tanpa kita harus tahu apa dan kenapa kita ngelakuin dan ngerasain sesuatu itu. Iya kan? Kalau kamu, apa kamu tahu apa yang membuat kamu sayang sama aku?”
Hayooloooh, Doel!
“Nggak tahu, dan nggak mau tahu.”
Sarah akhirnya berpamitan, tapi Doel sepertinya belum rela menyelesaikan obrolannya dengan Sarah.
“Pulang?” tanya Doel.
“He em. Kenapa sih?”
“Sar, kalau misalnya aku pindah kerja ke tempat yang ditawarkan Pak Harry, menurutmu bagaimana?”
“Kalau menurutku sih…, ah nggak ah. Ntar kamu nyangkain aku ikut campur lagi.”
“Nggak, nggak, nggak. Aku perlu pendapatmu.”
“Ya, aku kan pernah bilang sama kamu dulu. Yang realistis ajalah, Doel. Kalau memang tawaran yang diberikan oleh Pak Harry itu prospeknya lebih bagus ya apa salahnya pindah kerja? Ya tapi itu terserah kamu, aku sih nggak mau ikut campur cuma kasih pendapat aja.”
Doel tidak berkomentar apa-apa lagi sampai akhirnya Sarah pamitan ke Mak Nyak. Sebelum masuk ke mobilnya, Sarah berpesan sesuatu.
“Itu lukanya dikompres ya!”
“Ah, nggak apa-apa kok, cuma memar aja kok.”
“Iya, tapi kalau dikompres nanti bengkaknya bisa hilang. Yah?”
“Nggak bengkak.”
“Kamu suka gitu deh kalau dibilangin. Benci!”
“Benci?”
“Udah, ah. Sarah pulang. Daaah!”
Si Doel Anak Sekolahan episode 38 ditutup dengan mereka cipika-cipiki. Ya Lord… sweet sekaliii!
Daftar sinopsis sebelumnya: Si Doel Anak Sekolahan musim 1, Si Doel Anak Sekolahan musim 2, dan Si Doel Anak Sekolahan musim 3.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.