Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Seturan Jogja: Bekas Kerajaan Jin yang Kini Jadi Surganya Coffee Shop dan Kos LV

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
8 Maret 2024
A A
Seturan Jogja: Bekas Kerajaan Jin yang Kini Jadi Surganya Coffee Shop dan Kos LV

Seturan Jogja: Bekas Kerajaan Jin yang Kini Jadi Surganya Coffee Shop dan Kos LV (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

“Ngakunya anak baik-baik, tapi ngekos di Seturan.”

Pernah dengar ungkapan itu? Kira-kira inilah stigma yang disematkan pada Padukuhan Seturan Jogja. Sebuah daerah terkenal sebagai Las Vegas-nya Jogja. Bukan karena ada kasino, tapi menjamurnya kos LV di sana. Tempat di mana gejolak muda bergelora dalam satu area super padat.

Tapi Seturan tidak hanya tentang Kos LV. Tidak juga sekadar jajaran coffee shop mahal dan kuliner yang serba FOMO. Seturan adalah sejarah panjang dan penuh hal mistik. Daerah yang menjadi saksi penjajahan kerajaan jin, tawuran, sampai mahasiswa yang meregang nyawa. Sekaligus menyimpan ingar bingar yang memanjakan penghuni Seturan.

Bermula dari Mbah Setur

Sejarah awal Seturan cukup sulit dicari. Ketika mencari “Seturan” di Google, yang keluar hanya seputar kos dan kafe. Paling banter adalah perkara pemekaran Kapanewon Caturtunggal. Saya pun selalu buntu dalam mencari sejarah Seturan. Sampai saya menemukan sebuah makam keramat. Saya pernah membuat liputan tentang makam tersebut. Jadi saya akan jelaskan sedikit saja tentang pendiri Seturan.

Seperti lumrahnya daerah lain di Jogja, nama Seturan berasal dari sang pendiri desa. Blio dikenal sebagai Mbah Setur atau Ki Setur. Tidak jelas asal usul sosok ini. Dari wawancara yang saya lakukan, Mbah Setur adalah lingkar dalam di Kasultanan Yogyakarta.

Pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VII, Mbah Setur mendapat jatah tanah perdikan di utara Kraton. Namun ada harga yang harus dibayar. Mbah Setur harus melawan jin penguasa area tersebut. Konon, ada kerajaan jin yang menguasai hutan belantara itu.

Dengan kemampuan spiritual tinggi, Mbah Setur berhasil menaklukkan para jin. Lalu Mbah Setur membuka lahan dan hidup di tanah perdikan tersebut. Semenjak itu, daerah tadi dikenal sebagai Desa Seturan. Sejatinya, Desa Seturan punya cakupan yang luas. Hampir separuh Kapanewon Caturtunggal hari ini. Namun kini yang resmi disebut Seturan hanya satu pedukuhan kecil.

Pedukuhan sekecil itu berkelahi dengan Kos LV. Tapi itu nanti dulu, karena Las Vegas-nya Jogja tidak lahir dalam sekejap. Dia pernah jadi area hitam yang gelap dan singup.

Seturan Jogja dulu adalah kebun tebu yang dihindari mahasiswa

Setelah Mbah Setur wafat, anak keturunannya mulai hidup tersebar di area Seturan. Daerah yang dulunya hutan belantara mulai hidup dan berwarna. Terutama setelah Selokan Mataram membelah daerah tersebut. Di sepanjang tepi selokan bermunculan sawah dan perkebunan tebu. Hamparan perkebunan tebu ini masih bertahan sampai tahun 2000an.

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Wajah Seturan Jogja sangat berbeda di masa itu. Daerah ini terkenal dengan suasana yang gelap dan singup di waktu malam. Jarang ada warga yang berani melintas area sekitar Seturan di waktu malam. Bukan hanya perkara gelap tadi, namun ancaman kriminal dari balik rumpun tebu yang tinggi.

Ibu saya salah satunya. Ketika masih kuliah di tahun 90-an, area Seturan selalu dihindari. Bahkan siang saja harus mikir dua kali. Jika tidak ada teman yang mengantar, ibu saya memilih jalur mengitari Seturan. Pada masanya, Seturan dikenal sebagai sarang begal dan preman.

Namun pertumbuhan daerah Seturan terus meningkat. Terutama didorong oleh kelahiran banyak kampus baru. Belum lagi kampus senior yang menambah kapasitas. Akhirnya muncul banyak kos-kosan dan pertokoan. Sekaligus mempersempit area kebun tebu tempat kejahatan sembunyi. Stigma area hitam yang jadi sarang begal mulai runtuh. Digantikan stigma baru yang lebih gemerlap. Sekarang saatnya Kos LV dan ingar bingarnya tampil!

Baca halaman selanjutnya

Wayahe kos LV tampil!

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 9 Maret 2024 oleh

Tags: Jogjakerajaan jinkos lvmbah seturSeturansri sultan hb VII
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Jogja Darurat Mata Elang alias Debt Collector: Sering Bikin Onar dan Meneror Pengendara padahal Salah Sasaran, Bikin Waswas Saat Berkendara! matel

Jogja Darurat Mata Elang alias Debt Collector: Sering Bikin Onar dan Meneror Pengendara padahal Salah Sasaran, Bikin Waswas Saat Berkendara!

3 Agustus 2025
10 Hotel dan Restoran di Jogja dengan Nama Unik

10 Hotel dan Restoran di Jogja dengan Nama Unik

10 April 2023
Merantau ke Jogja Menyadarkan Saya tentang Privilese Hidup di Jakarta

Merantau ke Jogja Menyadarkan Saya tentang Privilese Hidup di Jakarta

22 Juli 2022
Lampu Lalu Lintas di Jogja Sudah Tidak Ada Harga Dirinya Lagi, Dibiarkan Rusak dan Diterobos Seenak Jidat

Lampu Lalu Lintas di Jogja Sudah Tidak Ada Harga Dirinya Lagi, Dibiarkan Rusak dan Diterobos Seenak Jidat

21 September 2024
Pengalaman Saya sebagai “Anak Baik-baik” Tinggal di Kos LV Jogja yang Penuh Drama Mojok.co

Pengalaman Saya sebagai “Anak Baik-baik” Tinggal di Kos LV Jogja yang Penuh Drama

23 Maret 2025
Membandingkan Perjalanan Solo-Jogja, Mending Naik Bus Suharno Atau KRL?

Membandingkan Perjalanan Solo-Jogja, Mending Naik Bus Suharno Atau KRL?

3 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.