Jembatan Pandansimo akan mulai beroperasi pada Lebaran 2025 ini. Pastikan buat mampir dan cobain sensasi melintas di salah satu jembatan terpanjang di Indonesia ini, ya.
Nggak terasa kita sudah memasuki bulan Ramadan lagi. Di bulan ini, para perantau akan melakukan tradisi mudik. Biasanya arus puncak mudik atau pulang kampung akan terasa di akhir Ramadan atau mendekati Hari Raya Idul Fitri.
Mengingat perantau yang mudik jumlahnya selalu membludak setiap tahun, banyak titik di berbagai daerah yang lalu lintasnya padat merayap, tak terkecuali Jogja dan sekitarnya. Di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), kemacetan hampir selalu terjadi tiap arus mudik.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurai kemacetan di titik itu adalah dengan membangun Jembatan Pandansimo. Membentang di atas Kali Progo, proyek ambisius ini membuat Jembatan Pandansimo memperoleh titel baru sebagai jembatan terpanjang di Jogja dan ketiga di Pulau Jawa setelah Jembatan Suramadu dan Jembatan Pasopati.
Selain gelar barunya tersebut, ada banyak sekali informasi menarik tentang Jembatan Pandansimo. Berikut ini serba-serbi Jembatan Pandansimo yang akan mulai dibuka pada Lebaran 2025 ini.
Gambaran umum Jembatan Pandansimo
Pembangunan Jembatan Pandansimo merupakan proyek yang didanai oleh APBN dengan nilai kontrak Rp814,8 miliar. Proyek ini pun termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pembangunan Jembatan Pandansimo dieksekusi oleh PT Adhi Karya (Persero)-PT Sumber Wijaya Sakti, KSO sejak Desember 2023.
Dengan total panjang 1,9 km, Jembatan Pandansimo akan menghubungkan Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Kulon Progo, tepatnya dari Kapanewon Srandakan di sisi timur hingga Kapanewon Galur di sisi barat.
Sebagai konektor di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), pembangunan Jembatan Pandansimo diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di jalur utama, terutama saat musim mudik Lebaran. Kehadiran Jembatan Pandansimo diprediksi akan memperlancar arus lalu lintas antara Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul.
Konstruksi didesain sedemikian rupa
Dengan panjang hampir 2 km, Jembatan Pandansimo terdiri dari jalan pendekat, slab on pile, dan jembatan utama berjenis multi arch bridge dengan corrugated steel plate. Jembatan ini memiliki lebar 24 meter yang dibagi menjadi empat lajur kendaraan. Di antara lajur-lajur itu akan ada separator berhiaskan tanaman.
Kabarnya, Jembatan Pandansimo bukan hanya diperuntukkan bagi kendaraan bermotor, melainkan juga untuk pejalan kaki. Di sisi kanan dan kiri jembatan akan dilengkapi dengan dua lajur pedestrian. Nggak lupa juga akan dipasang paving block untuk penyandang disabilitas. Selain itu, di tengah jembatan juga akan ada tiga plaza.
Didesain dengan ornamen khas Jawa
Desain Jembatan Pandansimo akan banyak mengelaborasikan budaya Jawa. Di bagian tengah jembatan, akan ada gunungan bermotif batik khas Yogyakarta. Gunungan dalam pewayangan dipakai sebagai tanda awal dan akhir, sehingga gunungan ini menyimbolkan perbatasan karena Jembatan Pandansimo memang berada di perbatasan dua kabupaten.
Jembatan ini juga akan memiliki warna terracotta yang menyerupai bata merah di makam raja-raja Imogiri. Selain itu, mengingat Jembatan Pandansimo juga berada di dekat Pantai Selatan, akan dihadirkan pula cemara udang, tanaman khas Pantai Selatan di sekitar jembatan ini.
Dirancang tahan gempa dan likuifaksi
Sebenarnya, lokasi Jembatan Pandansimo cukup riskan karena hanya berjarak 10 km dari Sesar Opak yang rawan gempa. Selain itu, Kali Progo juga bermuara ke Pantai Selatan yang (semoga saja nggak terjadi) juga memiliki peluang terjadi tsunami. Selain itu, Jembatan Pandansimo juga dibangun di atas lahan berkarakteristik tanah berpasir dan muka air tanah dangkal yang membuat jembatan ini rentan terkena likuifaksi.
Tapi Jembatan Pandansimo didesain dengan mitigasi bencana dan keamanan di struktur-strukturnya. Teknologi mitigasi bencana yang diterapkan dalam desain jembatan ini meliputi penggunaan mortar busa dan Lead Rubber Bearing (LRB) untuk menyerap serta mereduksi energi gempa. Dengan begitu, struktur utama jembatan bisa terlindungi. Selain itu, jumlah fondasi jembatan diperbanyak hingga 200 fondasi untuk meningkatkan ketahanan terhadap risiko likuifaksi.
Target penyelesaian Jembatan Pandansimo sempat meleset
Peletakan batu pertama proyek pembangunan Jembatan ini sebenarnya sudah dilakukan pada 11 Desember 2023. Awalnya, pembangunan jembatan ditargetkan rampung akhir tahun 2024, tepatnya pada bulan November rangkaian jembatan diharapkan sudah tersambung. Sayangnya, gara-gara curah hujan tinggi di akhir tahun 2024, pembangunan jadi tertunda.
Curah hujan yang tinggi membuat area pekerjaan di tengah sungai terendam dan beberapa area di tempat proyek juga terendam banjir. Debit air yang tinggi dan banjir membuat para pekerja nggak bisa mengakses area tengah sungai untuk melanjutkan pembangunan.
Target penyelesaian diperkirakan molor hingga Maret 2025. Tapi untungnya pembangunan bisa dilanjutkan. Bahkan Jembatan Pandansimo rencana dibuka untuk arus mudik dan libur Lebaran 2025 yang mana sedikit lebih cepat dibandingkan target.
Menyebabkan titik retribusi digeser
Selain menjadi penghubung mobilitas, Jembatan Pandansimo juga diproyeksikan menjadi tempat wisata baru. Nah, karena lokasinya yang juga dekat dengan rangkaian Pantai Selatan, akan ada banyak perubahan lokasi gerbang titik retribusi.
Sebanyak 9 titik retribusi yang semula ada di kawasan Pantai Selatan Bantul akan digeser ke selatan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul. Pergeseran 9 titik retribusi Pantai Selatan Bantul dilakukan untuk mengoptimalkan pemasukan. Retribusi tunggal sebesar Rp15 ribu akan berlaku untuk semua pantai di Bantul.
Dispar Kabupaten Bantul menyadari ada modus baru yang dilakukan oleh beberapa bus wisata yang berkunjung ke Pantai Parangtritis. Mereka memilih melewati tempat pemungutan retribusi (TPR) di kawasan pantai sebelah barat Bantul, seperti TPR Pantai Samas hingga Pantai Pandansimo, yang nggak dijaga sepanjang waktu agar nggak perlu bayar retribusi. Kalau dibiarkan, Dispar Kabupaten Bantul terancam merugi.
Jembatan Pandansimo akan mulai beroperasi pada Lebaran 2025 ini. Pastikan buat mampir dan cobain sensasi melintas di salah satu jembatan terpanjang di Indonesia ini, ya.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Jembatan Ikonik di Jogja yang Menyimpan Kisah Unik hingga Mistik
