Jika saat membaca tulisan ini kamu memiliki gigi yang sehat dan tidak berlubang, bersyukurlah. Namun, jika kamu memiliki gigi berlubang, banyak karangnya, dan tidak pernah melakukan scaling atau perawatan gigi lainnya, saran saya segeralah periksa ke dokter gigi. Jangan pernah menyepelekan masalah gigi supaya kamu tidak menyesal seperti saya. Gigi geraham saya sudah dicabut satu buah dan satunya lagi saat ini sedang dilakukan perawatan PSA (Perawatan Saluran Akar) karena giginya berlubang cukup dalam.
Meskipun tidak semua lubang gigi menimbulkan rasa nyeri, tapi lubang gigi yang dibiarkan terbuka bisa menjadi sarang bakteri dan lama-lama akan membuat gigi keropos bahkan habis (ompong). Selain mengurangi kenyamanan makan, gigi ompong yang dibiarkan (tidak dipasang gigi palsu/implan) bisa merusak struktur gigi yang lain.
Dalam kasus saya misalnya, gigi geraham bagian bawah saya sudah dicabut (ompong) dan hal tersebut membuat gigi bagian atas saya turun. Mau tidak mau, saya harus pasang gigi palsu atau implan gigi supaya struktur gigi saya tetap baik atau seimbang.
Apa bedanya dengan gigi palsu?
Ada dua jenis gigi palsu yaitu gigi palsu lepasan (bisa dilepas dan dipasang sendiri oleh pengguna) dan gigi palsu permanen (dipasang secara medis dan tidak bisa dilepas sendiri oleh penggunanya). Nah, pemasangan gigi palsu permanen ini juga ada dua yaitu dengan bridge (dipasang dengan cara menempelkan gigi palsu dengan bantuan/menopang gigi asli di sekitarnya) dan implan gigi (dipasang dengan skrub titanium yang ditanamkan dalam tulang rahang).
Prosedur gigi palsu dengan metode bridge hanya bisa dilakukan jika gigi lainnya kuat, kalau gigi di samping area yang ompong tidak kuat prosedur ini tidak bisa dilakukan. Berbeda dengan bridge, implan gigi bisa dilakukan meskipun gigi lainnya tidak kuat. Bahkan jika seluruh gigi kamu ompong semuanya, implan gigi tetap bisa dilakukan. Metode implan gigi dianggap paling sempurna untuk memasang gigi palsu karena mampu bertahan seumur hidup. Selain itu, implan gigi juga bagus dari sisi estetika karena mahkota giginya akan dicetak sesuai dengan kondisi gigi asli kita.
Biaya implan gigi sangat mahal
Dari segi kualitas dan estetika, implan gigi adalah prosedur pasang gigi yang paling bagus dan memberikan rasa nyaman pada penggunanya. Namun, implan gigi tetap memiliki kelemahan yaitu proses pemasangan tidak bisa instan dan harganya sangat mahal.
Sebagai gambaran, saya baru saja implan gigi geraham bagian bawah, jika ditotal seluruh biayanya, mulai dari periksa gigi, rontgen, hingga pasang implan giginya semuanya menghabiskan uang sekitar Rp15-20 juta. Iya, kalian tidak salah membaca, harganya memang setara Honda Beat. Sialnya lagi, implan gigi tidak ditanggung oleh BPJS dan asuransi swasta apa pun. Sependek pengetahuan saya, untuk masalah gigi palsu, BPJS hanya menanggung pasang gigi palsu lepasan.
Di media sosial seperti TikTok, ada banyak iklan tentang implan gigi yang menawarkan harga murah (di bawah Rp10 juta). Jika kamu melihatnya, berhati-hatilah dan jangan mudah percaya. Sebab, harga yang murah biasanya hanya untuk pasang implannya saja, belum membeli mahkota gigi dan prosedur lainnya.
Sebelum melakukan prosedur implan gigi, saya sudah searching dan bertanya di beberapa rumah sakit yang ada di Surabaya dan tarifnya memang rata-rata di atas Rp15 juta. Ada sih, rumah sakit yang memberikan tarif murah, biasanya di Rumah Sakit yang bekerja sama dengan kampus, kalau di Surabaya ada RS Unair. Jika ada mahasiswa yang sedang melakukan praktik atau sedang melakukan penelitian, nanti biayanya bisa ditanggung berdua. Misalnya total biaya Rp15 juta, setengahnya dibayar mahasiswa tersebut. Namun, kondisi seperti ini perlu dibicarakan ke pihak rumah sakit dan kamu perlu memberi informasi yang sedetail mungkin.
Mengapa perawatan ini mahal?
Saya sempat bertanya pada dokter yang menangani implan gigi saya, mengapa harga implan gigi mahal sekali? Ada beberapa alasan yang membuat pemasangan implan mahal.
Pertama, bahan yang digunakan berkualitas. Implan gigi terbuat dari bahan titanium (bentuknya menyerupai mur tanpa kepala) yang dijamin aman untuk tubuh dan tahan lama (bisa digunakan seumur hidup). Kedua, proses tanam implan gigi tidak bisa dilakukan sembarangan (perlu pembedahan gusi, pengeboran, foto rontgen, dan prosedur medis lainnya). Ketiga, implan gigi menawarkan kenyamanan dan kestabilan seperti gigi asli
Singkatnya, ada harga, ada kualitas.
Proses pemasangan implan gigi
Sebelum implan gigi, kondisi gigi saya memang sudah ompong. Namun, kondisi gusi saya masih bagus dan kuat sehingga tidak perlu dilakukan perkuatan gusi sehingga bisa langsung dibedah dan tulang di area tersebut dibor (lalu di-rontgen) dan dipasang scrub (pengganti akar gigi) kemudian gusi dijahit kembali. Jangan bertanya gimana rasanya. Proses ini dibius sehingga tidak terasa sakit. Namun, sesudahnya perlu ada perawatan sampai gusi benar-benar sembuh dan siap untuk proses selanjutnya.
Setelah proses pemasangan scrub, saya menunggu kurang lebih selama tiga bulan sampai gusi dinyatakan sembuh oleh dokter dan siap dilakukan prosedur berikutnya yaitu pemasangan mahkota gigi. Namun, proses pemasangan mahkota gigi juga tidak langsung, tapi bertahap. Pertama-tama dokter memasang pasak sementara dan mencetak area gigi saya yang ompong untuk dibuatkan mahkota gigi sesuai cetakan.
Sekitar satu minggu kemudian, barulah pasak permanen dan mahkota gigi dipasangkan pada area yang kosong (ompong) dan implan gigi selesai. Proses tersebut bisa jauh lebih lama dan menguras lebih banyak uang kalau ternyata ada masalah di gigi kamu. Misalnya tiba-tiba gigi bengkak ataupun gusi kamu tidak kuat.
Hasilnya jelas memuaskan
Meskipun harganya mahal, tapi implan gigi memberi hasil yang memuaskan karena rasanya seperti memiliki gigi asli dan sangat kuat. Pada awal implan, kita perlu makan yang lembut-lembut, tapi tidak membutuhkan waktu lama sampai akhirnya saya bisa mengunyah marning yang keras dan giginya tidak goyang sama sekali.
Akhir kata, sebelum terlambat, jika kamu giginya masih utuh dan sehat. Rajin-rajinlah scaling gigi satu tahun dua kali. Saat ini scaling gigi di Surabaya bisa dilakukan di puskesmas dan biayanya ditanggung BPJS (gratis). Untuk maintenance, perlu juga menggosok gigi dua kali sehari dan rutin floss gigi supaya plaknya tidak bermunculan.Â
Penulis: Tiara Uci
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Scaling Gigi: Perawatan Gigi Paling Penting, tapi Kerap Diabaikan




















