Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sepeda dan Bike to Work Tidak Akan Pernah Menjadi Gaya Hidup di Indonesia

Arik Riuh oleh Arik Riuh
12 Agustus 2020
A A
tren sepeda MOJOK.CO

tren sepeda MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Tren sepeda bakal segera turun dan jadi “biasa aja”. Ajakan bike to work bakal kehilangan gaungnya. Keduanya nggak akan bisa jadi gaya hidup di Indonesia.

Kayaknya ya, tolong dikoreksi kalau saya salah. Adalah Pak Ganjar Pranowo, sebagai salah satu sosok yang bikin sepeda jadi tren lagi. Beliau cukup sering muncul di media sosial sambil berolahraga. Salah satunya bersepeda.

Ditambah ketika pandemi, orang mencari cara untuk menjaga kesehatan, cari keringet. Maka, naik sepeda menjadi pilihannya. Imbasnya tentu positif. Bengkel sepeda menjadi ramai lagi. Padahal sehari-hari juga nggak pernah sepi pelanggan. Toko sepeda juga mendulang rezeki yang tidak sedikit.

Banyak orang yang latah ketika tren baru muncul. Nggak mau ketinggalan, sepeda menjadi barang buruan. Setelah itu, banyak muncul klub sepeda di berbagai kota. Setelah tren ini menemui klimaksnya beberapa minggu yang lalu, ajakan bike to work kembali muncul.

Ajakan ini tentu baik. Namun, maafkan kalau saya pesimis, tetapi sepeda dan bike to work tidak akan bisa jadi gaya hidup di Indonesia. Nggak bakalan bisa kayak Belanda, misalnya.

Pertama, soal keamanan. Yamaha Jupiter Z second seharga Rp4 juta dibekali fitur keamanan kunci ganda. Namun, Polygon Xtrada 5 dengan harga lebih mahal, paling mentok cuma dilindungi gembok spiral kawat baja. Belinya juga terpisah. Biasanya dipasang di bawah sadel, lantas dililitkan melewati velg untuk mencegah roda bisa berputar.

Terasa aman? Bisa jadi. Kalau malingnya polos berniat nyongkel-numpak-mancal sepeda mungkin beliau akan kesusahan karena kawat jari-jari dikunci. Bayangkan kalau malingnya ekstrim, sepedamu ujug-ujug diangkat dan disisakan velg saja. Gaji UMR Jogya dua bulan hilang sekejap.

Kedua, soal jarak. Soal jarak antara tempat tinggal dan tempat kerja. Yakin, sepeda bakal jadi sebatas hobi saja karena alasan ini.

Baca Juga:

Jalur Luna Maya, Rute Terbaik untuk Bersepeda di Kulon Progo

Susahnya Bersepeda di Jogja, Kota Pendidikan yang Harusnya Ramah Sepeda

Sebagian besar kota industri di Indonesia seperti Surabaya dan Jakarta punya daerah satelit. Misalna, Gresik dan Sidoarjo atau Depok dan Bekasi. Kota satelit berfungsi sebagai penunjang kehidupan industri kota besar. Bisa sebagai serapan sumber daya manusia. Kadang juga sebagai penyedia hunian bagi pekerja. Rada minggir karena memang harga tanahnya sudah beda.

Akibatnya, jarak rumah ke kantor bukan lagi seperti jalan-jalan ke desa sebelah, tapi sudah beda kabupaten! Dibuat pergi-pulang dengan gowes tiap hari jelas six pack betismu.

Ketiga, bike to work tidak akan menjadi gaya hidup karena tidak semua tempat kerja punya kamar mandi yang representatif. Sekelarnya gowes dapat dipastikan keringat kita akan deras mengucur. Setelah sampai kantor enaknya mandi.

Masalahnya, tidak semua tempat kerja punya kamar mandi ideal. Tak usah muluk-muluk seperti di film Susah Sinyal. Olahraga subuh sekalian berangkat kerja, mandi di kantor, lantas ngadepin komputer dengan pikiran segar.

Banyak tempat kerja yang menamai bagian belakang kantor dengan kamar mandi, tapi bentuknya tak lebih seperti bilik merenung. Hanya ada WC jongkok dengan bak mini, berikut fasilitas gayung. Malah kadang-kadang tanpa sabun.

Kalau pun toilet kantor kita seperti di film-film, lantas kita jadi hobi mandi pagi di tempat kerja. Bapak-bapak OB juga enggak bakal tanya tentang program sehatmu kok. Paling juga malah dicecar, “Tukaran ambi bojone, tah, Mas?”

BACA JUGA Teruntuk Pembuat Konten Tutorial Bikin Hand Sanitizer yang Keblinger dan tulisan Arik Riuh lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2020 oleh

Tags: bike to workbudaya sepedasepedatren sepeda
Arik Riuh

Arik Riuh

Mahasiswa tua.

ArtikelTerkait

gowes

Musim Gowes sih Boleh Aja, tapi Jangan Menuh-Menuhin Jalan Juga kali!

9 Juni 2020
Susahnya Bersepeda di Jogja, Kota Pendidikan yang Harusnya Ramah Sepeda

Susahnya Bersepeda di Jogja, Kota Pendidikan yang Harusnya Ramah Sepeda

27 September 2023
Kampus Elit, Parkir Sulit tukang parkir liar

Saya Jadi Rajin Jalan Kaki Gara-gara Nggak Mau Lagi Bayar Parkir ke Tukang Parkir yang Sebenarnya Nggak Berjasa Amat

1 Agustus 2023
Surat Terbuka untuk yang Suka Gowes di Bandung dan Indonesia. (Unsplash.com)

Surat Terbuka untuk yang Suka Gowes di Bandung dan Indonesia

15 Juli 2022
tren bersepeda di tempat wisata sompok imogiri jogja pemandangan sawah hutan mojok.co

Bersepeda di Tempat Wisata Jadi Tren: Berkah yang Jika Tak Diolah, Bisa Jadi Bencana

13 September 2020
Orang yang Membunyikan Klakson Serampangan Layak Kena Azab terminal mojok.co

Hal-hal Menyebalkan yang Pesepeda Temui di Jalan Raya

17 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.