Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sapa Mantan

Selama Bukan Berbedanya Perasaan Antara Kamu dan Dia, Semua Perbedaan Itu Indah

Erwin Setia oleh Erwin Setia
20 Juni 2019
A A
perbedaan

perbedaan

Share on FacebookShare on Twitter

Belakangan saya berpikir bahwa yang saya perlukan adalah orang-orang yang berbeda, yang memberi saya pandangan lain, yang berani mempertanyakan apa yang saya yakini, yang membantah pendapat-pendapat saya. Itu terlihat lebih menarik dan berguna ketimbang orang-orang yang melulu bilang, “Gue setuju ama lo.”

Ketika kuliah, misalnya. Saya bukan termasuk orang yang pintar-pintar amat. Namun, saya punya ketertarikan khusus untuk selalu bersuara dan mengemukakan pandangan. Alhasil, jadilah saya salah seorang yang paling “nggak bisa diam” di kelas.

Karena itu, saya selalu punya amunisi untuk mendebat atau membantah pendapat apa pun yang saya pikir, “Ah, masa sih?”. Dengan kesokpintaran saya plus sejumlah retorika, saya sering “memenangkan” perdebatan di dalam kelas. Tapi itu sama sekali tak membuktikan apa-apa selain bahwa saya orang yang banyak omong.

Saya tidak begitu suka jika teman-teman saya hanya diam dan mengangguk-anggukkan kepala. Saya lebih suka kalau ada yang mempertanyakan dan membantah pernyataan-pernyataan saya. Hal itu membuka ruang diskusi sekaligus pemikiran yang lebih luas. Itu menyenangkan. Dan hal-hal semacam itu hanya bisa didapatkan jika ada orang-orang yang berpikiran berbeda, bukan satu warna saja.

Bagaimanapun, berbeda itu perlu.

Bukan berbeda dalam maksud berpecah-belah atau berantem. Bukan begitu. Tapi, perbedaan di sini lebih bermaksud beraneka ragam, bermacam-macam, berwarna—seperti perbedaan pada warna pelangi atau komposisi tumbuhan dalam suatu kebun dan taman bunga.

Perbedaan yang indah. Perbedaan yang bikin kita sadar, bahwa di luar sana, ada sesuatu yang lain dari apa yang selama ini kita lihat; sesuatu yang tak jarang memiliki keindahan yang khas.

Kita juga sudah kelewat akrab dengan semboyan bhinneka tunggal ika, yang sering diartikan dengan “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Itu semboyan yang sangat sering dibicarakan dan dituliskan. Saking seringnya, banyak orang sampai lupa bahwa semboyan dibuat bukan hanya untuk dihafal atau dijadikan simbol belaka. Yang paling utama adalah bagaimana semboyan itu diamalkan.

Baca Juga:

Solo dan Jogja, 2 Kota yang Kelihatannya Sangat Mirip tapi Punya Perbedaan yang Nggak Banyak Disadari

UIN Malang dan UIN Jogja, Saudara yang Perbedaannya Kelewat Kentara

Pertanyaannya, sudah sejauh mana kita mengamalkan bhinneka tunggal ika?

Apakah kita betul-betul sudah mampu bersikap toleran kepada orang-orang beragama, bersuku, berkelas sosial, berpendidikan, berwatak, dan berideologi lain? Apakah kita betul-betul bisa menerima pandangan-pandangan yang berbeda? Atau kita hanya mau menerima yang punya kemiripan dan sama belaka dengan kita?

Dalam konteks kekinian, persoalan perbedaan kian jamak dan kompleks. Globalisasi dan revolusi teknologi yang tak henti-henti menjadi penyebabnya.

Sekarang, menghargai perbedaan menjangkau lingkup-lingkup yang lebih luas. Mulai dari bagaimana menghargai perbedaan selera Youtuber yang kita subscribe—apakah kamu seorang subscriber Atta Halilintar atau Ewing HD—hingga soal lebih suka film-film keluaran DC atau Marvel.

Dengan gerak zaman yang sedemikian kencang begini, bersikap bijak terhadap perbedaan bukan lagi suatu pilihan, tapi memang hal yang harus ditempuh. Dengan bercoraknya manusia dengan segala pemikiran dan tingkahnya, antipati terhadap perbedaan hanya membuat kita melulu uring-uringan. Memilih bersikap ekslusif dan menjaga jarak dengan orang-orang yang berbeda juga hanya mempersempit dunia dan hidup—ya, walaupun pada satu titik, orang-orang eksklusif juga harus ‘dihargai’ sih.

Hidup hanya sebentar dan sementara. Bermimpi untuk hanya menemui apa yang kita maui atau sejalan dengan pemikiran kita adalah suatu yang tidak realistis. Lagi pula, hidup sama sekali tidak ada tantangannya kalau semua hal adalah hal-hal yang kita suka, hal-hal yang sama belaka.

Hidup menjadi indah karena adanya perbedaan. Dari perbedaan-perbedaan itu kita bisa belajar banyak hal. Bukan hanya soal menghargai atau toleransi, tapi juga soal bahwa, jangan terlalu percaya diri dengan apa yang selama ini kita anggap paling benar atau paling baik.

Selalu ada kemungkinan-kemungkinan lain di luar sana. Kemungkinan bahwa ternyata ada buku yang lebih baik daripada yang kita baca, makanan yang lebih enak daripada yang kita santap, aroma yang lebih harum ketimbang yang kita cium, suara yang lebih merdu daripada yang pernah kita dengar, pemandangan yang lebih indah daripada yang pernah kita lihat, dan seterusnya.

Meski memang perbedaan tak melulu positif dan berdampak baik. Perbedaan perasaan antara kamu dan dia, misalnya—ketika kamu mencintainya, tapi dia malah mencintai seseorang yang bukan kamu. Hiks~

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2022 oleh

Tags: Bhinneka Tunggal IkaKeanekaragamanPerbedaanSok Pintar
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

ArtikelTerkait

UIN Malang dan UIN Jogja, Saudara yang Perbedaannya Kelewat Kentara

UIN Malang dan UIN Jogja, Saudara yang Perbedaannya Kelewat Kentara

29 Agustus 2024
Perbedaan Psikolog dan Psikiater yang Perlu Kalian Pahami biar Nggak Salah Kaprah Terminal Mojok

Perbedaan Psikolog dan Psikiater yang Perlu Kalian Pahami biar Nggak Salah Kaprah

23 Juli 2022
Niat Hati Ngajak Rabi, Malah Ditikung Pemuda Hijrah terminal mojok.co

Cara Doa yang Berbeda saat Acara Resmi Membuktikan Indahnya Keberagaman

30 September 2019
Awas Jangan Tertipu Ini Cara Mudah Membedakan Produk Berbahan Kulit Asli dan Kulit Sintetis Terminal Mojok

Awas Jangan Tertipu! Ini Cara Mudah Membedakan Produk Berbahan Kulit Asli dan Kulit Sintetis

13 Juli 2022
indonesia ramah

Masyarakat Indonesia yang Ramah dan Murah Senyum

30 Mei 2019
Pemalang Kota IKHLAS, tapi Makanan Khas Pemalang Bikin Penikmatnya Nggak Ikhlas pamulang, malang

Panduan Membedakan Pemalang dengan Pamulang dan Malang, biar Kalian Nggak Salah Sebut Terus-terusan

15 Januari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.